047.

8 0 0
                                    

"Rafa mending gue jalan aja ya? Gue risih di omongin terus." Lirih Ruby membuat Rafael menatap tajam kearah teman sekolahnya langsung nuduk

"Duduk diem, kamu lagi sakit sayang!" Jawab Rafael sedikit keras membuat semua orang terdiam tidak berani membicarakan apapun

"Ruby nurut sama lakik elo dari pada Rafael marah." Nella menahan tangan Ruby yang ingin berdiri dari kursi roda

"Bener kata Nella entar Suami elo ngamok!!!" Dea menaikan suaranya membuat semua orang menatap Ruby juga Rafael

"DEA!" Bentak Ruby membuat Dea bersembunyi di belakang Daniel

"Gak usah cari perlindungan elo Dea!!" Dengan jengkel sambil turun dari kursi roda malah kakinya tiba - tiba nyeri membuat Rafael sigap menahan tubuh Ruby

"SAYANG!" dengan sepontan membuat Ruby menaikan alis sebelahnya

"Kan sudah di bilangin gak usah macam - macam kamu itu sakit! BISA NURUT GAK KAMU BBY!!!" di akhir ucapan Rafael menaikan suaranya dan penuh penekanan membuat Ruby syok

"Raf tahan Ruby lagi sakit. Ini juga bukan salah Ruby tapi mereka yang ngomongin calon istrimu!" Zolah membelah Ruby karna ia punya perasaan suka sejak awal ketemu

"Tahan Rafael! Ruby lagi sakit, bisa gak sih sehari aja gak kasar! Ruby berjuang demi kamu melewati masa sulitnya." Daniel dengan jengkel karna perlakuan bosnya kepada Ruby

Gadis itu hanya diam dan menatap Rafael sangat tajam juga tangannya mengepal ingin sekali ia berjalan santai seperti biasanya, entah jujur Ruby paling sensitif fi bentak atau di perlakukan hal yang membuat hatinya terluka.

"Zolah tolong anterin saya ke ruangan pribadi milik saya. Saya ingin istirahat." Perintah Ludovica tapi Zolah takut dengan saudaranya

"Ngapain diem!" Teriak Ludovica membuat Zolah langsung mengendong ala bridal style dan Elio membantu membawa kursi roda Ruby

Rafael yang terdiam melihat Zolah berani sekali menggendong kekasihnya dan di ikutin Elio dari belakang.

"Rafa cepet sana temenin Ruby. Mending kalian selsaikan baik - baik, inget Ruby berjuang demi kamu dan jangan pernah sia siakan Ruby." Nella memberikan kode untuk Rafael menyusul kekasihnya

Daniel juga yang lain menyuruh murid juga guru bubar dan masuk ke kelas masing - masing. Di dalam ruangan pribadi Ruby langsung tidur karna ia malas berdebat dan mengingat hal tadi.

"Sayang aku minta maaf~" lirih Rafael berada di tepi kasur melihat Ruby sudah memejamkan mata

"Keluarlah saya ingin tidur!" Jawab Ludovica dengan mata tertutup

"Bby aku tidak bermaksudt meninggikan suara ku, hanya saja kamu masih sakit karna aku bener - bener takut kamu kenapa - kenapa bby." Rafael menggegam tangan Ludovica sangat dingin

"Pergilah, sekarang jam pertama kan. Jangan perdulikan saya lagi. Ohiya.. ini cincin milik kamu." Ludovica melepaskan cicin yang di kasih Rafael 6 bulan lalu sebelum kecelakaan

"S--sayang aku minta maaf, kita bisa perbaiki masalah ini tidak harus ada perpisahan." Rafael dengan gugup saat Ludovica melepaskan cincin itu

"Elo tau kan berapa hancurnya hati gue saat elo berteriak di depan umum Rafael!! Gue awalnya menikmati semua rasa sakitku, menahan sesak di dadaku. Mencoba menyembuhkan sendiri tanpa bantuan siapapun! Gue selama ini memilih diam ketika mendengarkan perkataan yang sangat menyakitkan!!" Teriak gadis itu dengan air mata selama ini ia pendam di depan orang

"Elo jahat Raf!!! Gue capek sama elo kalau kayak gini ter---" Rafael tidak ingin mendengar langsung melumat bibir Ruby dengan lembuat meskipun gadis itu memberontak

The Boy's A Liar Pt.2 ❤️‍🔥|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang