Gadis itu langsung menjatuhkan tubuhnya ke arah kasur sambil memejamkan kedua matanya. Waktu terus berjalan berapa anak manusia sudah bangun tidak dengan Felix dan Ludovica yang masih tidur berbeda kamar, Johsua perlahan masuk melihat kekasihnya masih tertidur karna perkerjaan yang rumit.
Pukul 9 malam gadis itu belum bangun dari tidurnya membuat Joshua sedikit panik dan bergegas ke kamar kekasihnya dan bener Ludovica masih tidur pulas dengan posisi tengkurap. Langkah kaki Joshua mendekat kearah ranjang sambil mengusap rambut gadis itu dengan lembuat dan tatapan Joshua terus melihat kekasihnya tertidur. Rafael yang berada di balik pintu hanya melihat dari jauh bagaimana cara Joshua menyayangi kekasihnya yang sedang tertidur pulas seharian dan meninggalkan masakan di atas meja.
Cup...
"Darling bangun sudah jam 9 malam. Apa kamu tidak laper hm.." tangan Joshua setia mengusap punggung gadis itu yang masih pulas
"Uhm... aku masih ngantuk~ besok aja makan Shua~" Rengek gadis itu yang masih memejamkan mata
"Nanti kamu sakit sayang, aku suapin ya? Makan dikit aja yang penting perutnya ke isi makanan." Ucap Joshua yang setia menatap wajah kekasihnya
"Biarin aku sakit. Gak mau, aku ngantuk Shua~ temenin aku tidur di sini." Ucap gadis itu dengan mata terpejam
"Hei ucapan kamu, aku gak suka ya kamu bilang kayak gitu! Aku gak mau kamu sakit Darling. Sedikit aja sayang, habis makan langsung tidur. Gak mau kalau kamu belum makan." Joshua masih belum menyadari jika Rafael ada di balik pintu
Hiks... hiks... hiks...
Suara isak tangis gadis itu mulai terdengat membuat Rafael langsung masuk ke dalam kamar kekasihnya membuat Joshua sedikit kaget. Tangan Rafael mengusap rambut kekasihnya yang tidur tengkurap entah sejak kapan, Suara lirih dari mulut gadis itu mulai bermunculan membuat Joshua juga Rafael saling tatap.
"Jangan tinggalin Lily~"
"Lily kangen kalian! Hiks... Hiks..."
"Mami~ Papi~ jangan tinggalin Lily!"
"Lily mohon jangan tinggalin Lily~ Mami! Papi!"
Gadis itu berteriak sekeras mungkin membuat Joshua juga Rafael ketakutan karna gadis itu terus berteriak memanggil nama orang tuanya. Dea, Daniel juga yang lain langsung masuk ke dalam melihat Lily menangis dan beriak dengan mata tertutup.
"Nona Lily~" teriak Felix dengan setangah ngantuk
"Mau ikut mami papi Felix~" Ucap dengan mata tertutup
"Jangan nona! Bilang gitu nona, mami papi sudah tenang di sana." Timpal Felix sambil mengusap punggung Lily begertar
"Hiks... hiks... aku kangen mereka! Anterin aku kemereka aku mohon~" teriak gadis itu dengan membuka dua matanya
"Daring! Selsai ini pulang ke italian aku antar ke makan. Tapi jangan bilang gitu aku gak suka." Timpal Joshua sambil mengusap kepala Lily dengan lembut
"Honey bener kata Joshua, jangan bilang gitu aku juga gak suka kamu bilang gitu. Kita semua sayang sama kamu." Rafael yang begitu sayang ikut mengsuap punggung Lily yang begetar
"Tapi aku kangen mereka~ aku bertemu mereka di mimpiku." Masih dengan isak tangis sesegukan
"Aku tau tapi gak harus ikut mereka Lily~ katanya janji bersama kita dan melindungiku." Lirih Dea yang menuduk membuat Lily menatap Dea menyipit
"Kenapa kamu menangis Dea? Aku bersama kamu jangan menangis hm..." Dengan suara khasnya mendorong tubuh Felix dan memeluk Dea penuh kehangatan
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy's A Liar Pt.2 ❤️🔥|| END
Mistero / ThrillerMenceritakan seorang pria yang sangat tampan di juluki The Boy's A Liar mempunyai sifat yang sangat play boy tiap harinya banyak wanita yang mengantri untuk jadi pacar The Boy's A Liar.