037.

8 1 0
                                    

"Ludovica Leader A'MOV saya sudah menghubungi Liviona!" Dengan suara khasnya juga tatapan yang sangat mematikan membuat bodyguard langsung menuduk karna ia tidak ingin mati muda

Tap... tap... tap...

Suara langkah kaki begitu menggemah di dalam mansion yang begitu megah di tengah hutan tapi masih kaya Ludovica gimanapun.

"Hai Liviona!!!" Dengan senyuman penuh arti membuat River menutup mata bosnya

"Ada apa kau kesini! Kenapa kamu tau mansion milik saya!" Jawab Liviona dengan tegas tapi sedikit takut menatap mata Ludovica

"Tujuan saya kesini hanya memberi peringatan kepada Dia! Jangan pernah kepo lewat instagram Rafael! Saya tau dia lagi hamil kan itupun hamil di luar nikah!!" Ucap gadis itu dengan senyuman devilnya membuat Liviona mengerutkan alisnya

"Siapa yang memberi tau soal itu! Jangan beraninya kau melukai Dia Ludovica!!!" Sengan suara khasnya tidak kalah dingin

"Tidak ada nona! Saya tau tentang masa depanmu yang akan menikah dengan Dia! Dan soal kematian mami tercintamu juga gue tau siapa dalang utamanya." Tangan Ludovica mencengram di bagian bahu Liviona membuat suara retakan di bagian sana

"Dengerin pesan saya terakhir! Berhati - hatilah dengan  dia wanita berbisa yang akan mencoba membunuhmu! Dan peneyebab mami lu mati adalah rencana dari---" langkah kaki gadis itu mendekat sambil berbisik. "Jalang simpan papi lu juga ke dua mertua lu nona. Untuk calon suamimu dalam bulan ini hanyalah korban orang tuanya." Gadis itu mundur dan mengajak Felix pergi dari sana karna ia ada tugas yang begitu padat.

END

"Bisa diem gak kamu!" Jawab Ruby dengan jengkel kepada Rafael

"Maaf~" cicit Rafael sambil menuduk

Gadis itu hanya menghelah nafas berjalan memeluk Rafael sambil mengusap punggung kekasihnya yang sedikit begetar.

"Love you Rafael." Ucap gadis itu yang masih meneluk Rafael yang belum menjawab sama sekali

"Temenin aku tidur sayang, maafin aku ya ninggalin kamu sejak kejadian mimpi itu. Maaf juga aku tidak menghubungimu sama sekali." Ruby melepaskan pelukannya mengajak ke arah tempat tidurnya yang begitu di rindukan

"Aku yang seharusnya minta maaf, aku begitu manja padamu sampai lupa kalau kamu seorang Mafia. Jangan di ulangin lagi aku sangat takut kehilangan kamu." Jawab Rafael dengan bibir manyun membuat Ruby gemas

Cup...

"Gak perlu minta maaf sayang, aku sama sekali tidak keberatan sayang untuk itu malah aku suka. Iya aku seorang mafia yang akan melindungi kalian. Aku tidak bisa janji soal itu, karna kerja ku turun di mendan perang langsung sayang." Jawab Ruby yang terus menatap wajah Rafael sedikit kurusan

"Sayang~" Rengek Rafael mendengar jawaban terakhirnya

"Iya sayang ada apa? Kenapa kamu jangan makan selama aku pergi? Apakah masakan mansion tidak enak? Atau kamu ingin ganti koki mansion?" Ruby sambil melepas jaket hitam juga meletakan senjata miliknya di samping tempat tidurnya

"Nevermind" Rafael langsung turun dari kasur yang langsung di tahan Ruby

"Kenapa marah ehm... aku tidak bisa janji soal itu sayang. Kata nya kangen tapi malah marah? Ya sudah kalau marah aku keluar aja dari kamar mau tidur sama Felix aja." Ruby sambil melepaskan tangannya dan turun dari kasur membuat Rafael mengepalkan  tangannya

"Ck! Gak di rayu malah pergi! Terserah kamu, aku gak perduli sekalian sana berhubungan badan sama Felix!" Pekik Rafael sambil mendorong tubuh Ruby ke depan pintu

"Kamu yakin? Felix adalah orang kepercayaan sayang. Ck, berhubungan badan di pikir kamu yang sering gitu!" Jawab sinis Ruby sambil memeluk Rafael dan melumat bibirnya dengan lembuat membuat Rafael membalas ciuman itu dan menggendong tubuh kekasihnya keatas ranjang

Cup...

"Jangan marah lagi Sayang." Ucap Ruby yang mengusap bibir sexy Rafael dengan jempolnya membuat Ruby di  bawah kungkungan tersenyum hangat

"Aku gak bakal marah, tapi kamu harus janji padaku hati - hati saat nelakukan tugas sayang." Jawab Rafael membukuk badan menatap wajah kekasihnya di bawahnya

"Iya aku janji. Jangan takut ada Felix dan Samuel yang akan menjagaku saat di medan perang. Ayo tidur aku capek sekali sayang." Ruby yang berusaha membuat Rafael percaya dengan ucapannya barusan

*****

Cup... cup... cup...

"Eghh.. jam berapa? Aku masih ngantuk honey." Dengan suara manja yang di rindukan Rafael selama ini

"Jam 5 bby. Nanti malam tidur lagi, kamu kan belum makan dari tadi sampai." Rafael terus menggangu Rubh yang tidur pulas

"Nanti aja makannya!!!!! Kalau kamu laper sana makan dulu, aku mau tidurrrrrrrrr." Gadis itu membuka matanya dan menatap tajam membuat Rafael langsung menciut nyalinya

Gadis itu langsung tidur lagi dan memunggungi tubuh Rafael yang terdiam karna tatapan tajam Ruby.

"Tidurlah lagi aku akan mengajakmu keluar untuk makan malam berdua." Dengan suara lembut Ruby sambil membalikan tubuhnya sambil memeluk pinggang Rafael

Cup...

Di ruang makan mereka menunggu Rafael juga Ruby tidak kunjung turun membuat Zolah ingin membangun kan mereka berudua yang langsung di tahan Felix dan berkata.

"Jangan bangun kan nona jika kau ingin masih hidup Zolah!" Peringatan Felix membuat Zolah terdiam kakuh

"Lebih baik kita makan terlebih dahulu." Perintah Felix yang langsung di jawab anggukan

Cup... cup... cup...

"Rafael bangun sudah jam 7 malam. Sana mandi."

"Uhmmm... kamu sudah mandi bby? Mau kemana kita?" Tanya Rafael sambil merejapkan mata melihat Ruby sudah cantik sekali dengan outfit yang tertutup

"Sudah barusan selsai mandi honey, kita makan malam dan terus ikut aku potong rambut mau kan sayang." Jawab Ruby sambil menatap Rafael begitu lembut

"Kenapa gak bangun kan aku juga? Makan malam kemana bby, ngapain di potong kan sayang baget di potong." Rafael mengarahkan tangannya menyelipkan rambut kecil di belakang telinga Ruby

"Maaf ya sayang, tadi aku mau bangun kan kamu tapi kamunya makin pulas tidurnya. Aku tau kamu sangat capek akan di sekolah selama aku tidak ada, apa lagi sekarang MPLS siswa baru. Kepingin terlihat cantik di mata kamu sayang, aku tau banyak bocil yang menggoda kamu kan." Tatapan Ruby tidaj seperti biasanya yang sangat dingin karna Ruby mencoba menerima Rafael dengan tulus

"Iya gpp kok sayang, capek banget badan aku. Kurang berapa hari lagi sih acaranya terus ada yang special hari terakhir. Dari kapan kamu belajar sok romantis kayak gini bby? Iya banyak sekali tapi aku tidak merespon karna aku punya ibu negara." Rafael menarik Ruby dalam pelukan nya sambil mengusap rambut Ruby

"Love you... kasian baget sih sayang aku. Besok kan aku masuk sekolah biar aku yang ambil alih, aku tau yang hari terakhir karna aku yang menyuruh mereka. Dari saat aku menghilang dari italian, dari situ aku ingin menbuka hati untukmu. Ck! Boong orang anak sekolah bilang kalau kamu di toel - toel sama bocil kurang ajar, sana mandi terus keluar keburu malam sayang." Ruby sambil mendongak kearah Rafael

The Boy's A Liar Pt.2 ❤️‍🔥|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang