025.

8 2 0
                                    

"Aku tau dia salah. Tapi tolong kontrol emosi kamu bby! Aku tidak perduli semua orang memandangmu seperti wanita rendahan. Jadi tolong stop! Oke bby." Rafael langsung menarik tubuh mungil kekasihnya kedalam pelukannya, Rafael juga memberikan kode menyuruh murid itu pergi dari sana sebelum kekasihnya makin murka

"Love you bby." Ucap Rafael sambil mencium rambut kekasihnya yang begitu harum

Rafael juga menyuruh murid yang lain pergi dari kantin karna waktu sudah menujukan pukul 1 siang. Kantin sudah sepi tinggal gadis itu masih peluk Rafael begitu erat membuat teman juga saudaranya iri.

"Sayang kita makan dulu ya. Pliss nurut hari ini aku gak mau kamu sakit." Tangan Rafael sambil mengusap punggung kekasihnya yang masih diam

"Gak laper!" Jawab gadis itu membuat Rafael menghelah nafas karna tinggal dia juga Ruby yang belum makan

"Aku suapin ya sayang. Kamu mau makan apa? Atau aku yang masakin langsung hm.." Rafael terua mencoba membujuk sampai akhinya perut Rafael berbunyi

Kruk...

"Gendong aja itu Ruby ke dapur. Sana masak kasian gue dengerin perut lo demo!" Daniel sambil bersandar di pundak Dea

"Cepetan nanti malah lo yang pingsan. Malah kita yang kerepotan." Timpal Zolah

Rafael mau tidak mau menggendong Ruby ala bridal style kearah dapur kantin. Langkah kaki Rafael berjalan masuk ke dalam dapur dan menyuruh semua pegawai keluar terlebih dahulu karna ia mau masak juga agar kekasihnya bisa diam.

"Duduk sini sebentar aku mau masak bby." Rafael menurunkan kekasihnya di kursi kosong yang ada di dapur

Gadis itu menghelah nafas melihat punggung Rafael sedang masak sesuatu membuat nya makin badmood karna ia tidak berhasil membunuh jalang sialan. Saat Rafael memasak gadis itu mengirim pesan kepada Samuel untuk mencari jalang tadi.

"Mau diem sampai kapan kamu? Kenapa kamu tiba - tiba ingin membunuhnya, aku tidak mau kamu melakukan iku lagi bby!" Rafael sambil melirik kekasihnya masih diam bermain ponsel

"Sampai gue membunuhnya! Karna dia mengataiku jalang di hadapan semua murid!." Jawab gadis itu membuat Rafael mengerutkan keningnya

"Bby! Jaga ucapan kamu. Jika kamu berani melakukan itu jangan harap kamu bertemu denganku lagi!! Aku tau sekarang kenapa kamu mau menerimaku jadi kekasihmu, aku hanya bonekamu bukan?" Rafael berhenti memasak dan mentap wajah kekasihnya penuh kecewa

"Why? Gue bener kok Raf. Jika lo ingin pergi dari gue silakan, gue tidak perduli sama sekalin tuan. Awalnya iya itu benar ucapan lo barusan, tapi---" gadis itu menghelah nafas panjang "Gue sebenernya punya rasa sama lo Raf, gue nyaman saat di dekat lo. Gue minta maaf jika gue salah, gue pamit." Gadis itu bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja membuat Rafael tercengang dengan ucapan kekasihnya

"Sayang dengerin aku dulu! Mau kemana kamu." Teriak Rafael sambil mematikan kompor

Di luar kantin mereka bingung melihat Ruby lari begitu cepat sedangkan Rafael juga lari mengejar kekasihnya. Daniel juga yang lain memutuskan mengejar mereka juga karna mereka juga penasaran apa sebenernya terjadi, berapa murid juga guru kepo tapi mereka tidak berani takut dengan Ruby.

"Hei kalian berdua kenapa! Jangan lari - lari bodoh, capek gue!!" Teriak Zolah selaku sepupu Rafael

"Apa sih Raf! Jika lo gak suka sama perbuatan gue ya sudah, silakan pergi gue gak akan menahan lo mulai sekarang Rafa. Lepasin gue sakit tangan gue!!!" Ucap Ludovica dengan berontak

"Dengerin gue dulu Ruby! Kata siapa gue gak suka sama lo!! Gue juga dulu hanya ingin buat mainan perasaan lo doang tapi perasaan suka dan cinta timbul dengan sendirinya. Gue gak akan membiarkan lo pergi dari kehidupan gue sampai kapanpun bby!!" Teriak Rafael membuat gadis itu kaget berat ketika tangan Rafael melepaskan tangan Ruby untung aja Rafael menahan tubuh kekasihnya agar tidak mencium tanah

The Boy's A Liar Pt.2 ❤️‍🔥|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang