030

8 1 0
                                    

"Ini salah gue! Seharusnya gue melarang kamu pergi. Ayo bangun Joshua~"

"Honey bantu aku bangunin Joshua. Aku mohon pliss!!" Gadis itu menggam tangan Rafael dengan air mata terus mengalir

"Bby jangan kayak gini. Joshua sudah tenang di surga, ini juga bukan salah kamu sepenuhnya." Jawab Rafael sambil menghapus air mata kekasihnya

Tidak lama kemudian Felix masuk dengan pegawai bandara yang tadi saat mengantarkan Ruby.

"Tunggu sebentar ruang ini hanya berisi keluarga Luca juga Joshua Hong?" Tanya Felix kepada petugas bandara

"Iya betul tuan. Hanya ini aja yang selamat, yang lain masih dalam pencarian." Jelas petugas

"Baik lah. Kamu boleh pergi, selsai ini tolong siapkan berkas nya semua." Ucap Felix yang di jawab anggukan pihak bandara

Di dalam ruangan Felix melihat bosnya terus menangis tanpa berhenti. Langkah kaki Felix berjalan kearah mayat yang masih tertutup kain putih, dengan perlahan Felix membuka kain itu melihat wajah Luna juga yang lain sudah pucat.

021.

Felix yang sudah selsai mengurus berkas Joshua juga Luna serta keluarganya karna Ruby tidak tau siapa keluarga saudara Berly. Langkah kaki petugas bandara mendorong 6 petih sekaligus kearah mobil ambulan yang sudah di siapkan di sana. Di luar sana banyak sekali wartawan yang sudah beriap untuk mencari info masih, tapi Felix dengan sigap sudah mengirimkan 200 bodyguard untuk menjaga bosnya.

Berapa mobil ambulan mulai meninggalkan bandara di ikutin oleh pengawal juga teman - teman Ruby. Di dalam mobil ambulan Ruby hanya melamun membuat Felix makin cemas dengan keadaan bosnya. Berapa jalan di kota italian di kosongkan agar mobil ambulan bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

*****

Mobil ambulan tiba di mansion milik Ruby yang sangat megah, semua tetangga komplek semua keluar dan berkumpul di rumah Ruby dengan suara isak tangis. Mereka tau jika Joshua Hong itu sangat baik sekali karna tiap minggu Joshua membelikan buah - buah segar di berikan kepada tetangga jika tidak Joshua mengirimkan makan yang sangat lezat.

"Ruby kamu yang sabar ya sayang. Joshua sudah tenang di surga, kami sangat terpukul kehilangan Joshua." Ucap tetangga samping mansion

"Sayang kamu harus kuat. Kalau ada apa - apa bilang sama mami oke syang."

"Ya tuhan, itu bagaimana ceritanya kok bisa meldak pesawatnya. Nak jangan sungkan sama mama, bagimana tangapan bandara. Apa ada penyebabnya?"

"Kemarin Alm Joshua ke rumah bunda. Joshua bilang kalau titip kamu selama Alm Joshua gak ada, Ruby yang sabar ya nak. Bunda akan menjaga kamu sesuai permintaan alm Joshua."

Begitulah berapa percakapan tetangga komplek Ruby yang begitu perhatian dan merasa kehilangan. Di dalam mansion Ruby hanya bisa melamun jika mengingat semalam masih bercanda dengan Joshua meskipun awalnya masih ngambek.

Berapa karangan bunga sudah memenuhi mansion megah Ruby dan tidak itu juga berapa orang yang ikut kerja sama dengan perusahaan datang ke mansion. Jam 14:00 sore waktu italian 6 petih yang tadi di masukan mansion di keluarkan lagi di masukan ke mobil ambulan di bawa ke pemakaman terdekat mansion.

*****

Mobil ambulan masuk ke area pemakaman di iringi ribuan mobil serta 200 bodyguard yang menjaga area pemakaman. Acara pemakam segerah di mulai semua petih sudah di keluarkan dan siap di makam kan.

"Joshua jangan tinggalin gue!" Teriak Ruby histeris saat petih Joshua di masukan ke tahan

"Bby jangan gitu nanti kamu jatuh." Rafael menahan tubuh kekasihnya agar tidak jatuh

"Aku mau ikut Joshua aja~ percuma aku hidup kalau sendirian!" Teriak gadis itu membuat semua orang di pemakaman ikut menangis

"Bby masih ada aku yang sayang kamu. Mereka semua juga sayang sama kamu, jangan pernah merasa sendirian bby." Rafael menahan tubuh Ruby yang ingin menerobos sekuat itu meskpun tubuhnya lemas

"Hikss... hikss... Hikss.... Joshua jika bukan terakhir untukmu juga untukku, Tolong terlahirlah kembali dan jadilah pria yang lain dan temukan wanita yang kamu cintai di masa depan!!" Teriak gadis itu yang langsung di sambut petir begitu keras dan di susul hujan yang begitu lebat

Selsai pemakaman semua orang pulang masing masing meskipun hujan mereka tidak perduli. Ruby yang masih terduduk di pinggir makam Joshua yang di kelilingin oleh teman juga Bodyguard penuh senjata.

"Felix suruh Samuel melakukan tugasnya. Saya akan datang tiga hari lagi!" Tatapan yang awalnya sedih berubah menjadi tajam, aura Ludovica bangkit dari tubuh gadis itu

"Baik bos! Lebih baik kita pulang. Biar tuan istrirahat telebih dahulu. Besok kita kesini." Jawab Felix sambil membantu Bosnya berdiri

*****

Mobil milik Ruby masuk ke perkarangan mansion yang di sambut oleh pelayan juga orang melayat disana. Hembusan nafas gadis itu sangat berat masuk ke dalam mansion di dalam sana banyak kenangan bersama Joshua.

Tap... tap... tap...

Suara langkah kaki Ruby masuk ke dalam mansion di dampingin Felix juga Rafael dan sahabatnya. Berapa pelayan membawakan handuk kering untuk mereka yang sudah basah kuyup.

"Nyonya~" Lirih pelayan itu sambil memeluk tubuh Ruby

"Hm? Tubuhku basah jangan peluk seperti ini bi." Jawab Ruby

"Saya tidak perduli nyonya." Jawab pelayan mansion, Ruby hanya diam dan merasakan jika tubuhnya sangat dingin

"Permisi nyonya. Samuel sudah menemukan mereka, sekarang ada di ruang penyiksaan." Ucap Felix menghampiri Bosnya sambil berbisik

Ruby mendengar itu langsung melepaskan pelukan pelayan mansion itu sambil menatap Felix dengan tatapan yang ia sangat kenal sekali membuatnya menghelah nafas panjang.

Ruby mengajak Rafael ke kamar miliknya dan menyuruh lain ganti baju yang sudah di siapkan oleh pelayan. Di dalam kamar Ruby membuka jaket hitam miliknya melihatkan tubuh Sexy miliknya membuat Rafael menelan Ludah.

"Sana mandi dulu. Aku siapin bajunya, kadi orang tua kamu kesini kan? Mereka juga salah satu rekan bisnisku." Suruh Ruby dengan cuek

"Kenapa kamu tiba - tiba cuek dan dingin seperti ini bby." Tanya Rafael menatap wajah kekasihnya

"Enggak siapa yang cuek? Sana cepet mandi Rafael! Gue males debat sama lo, selsai ini tidur lah di sini gue mau keluar." Jawab Ruby sambil mencarikan baju untuk Rafael di dalam lemari baju milik nya

"Terserah kamu deh bby. Iya - iya sayang, aku mandi dulu oke. Kamu mau kemana hm.." Jawab Rafael menarik tangan kekasihnya agar lebih dekat kearahnya

"Lihat apa kamu Honey? Aku gak cuek aku lagi capek. Sana mandi dulu, kamu pakai baju Joshua gpp kan. Kerja sayang cinta."

Cup... cup... cup...

"Kamu cantik bby. Tidur sana kalau capek. Iya ini mau mandi sayang, terserah kamu. No! Sskarang tidur aku gak mau lihat kamu makin drop." Jawab tegas Rafael sambil melumat bibir kekasihnya sebentar

"Modus! Kamu lihat tubuhku kan dasar mesum. Gak mau honey. Iya cepet sana mandi ini juga ngapain masih peluk - peluk, bajunya masih baru kok ini juga baju beli kemarin. Tapi aku gak ngantuk Rafael~" Ruby sambil melepaskan pelukannya tapi Rafael langsung mengeratkan pelukannya

The Boy's A Liar Pt.2 ❤️‍🔥|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang