045.

9 0 0
                                    

Pukul 11:00 malam Rafael masih setia menemanin Ludovica terbaring koma. Felix juga Samuel melihat dari jarak jauh dengan hati dan fisik hancur melihat orang yang di banggakan terbaring koma.

"Raf elo harus makan dulu. Nanti elo ikut sakit kita repot." Bujuk Zolah yang melihat Rafael megaduk makanan

"Gue gak laper. Gue mau Ludovica itu aja." Lirih Rafael

"Jangan gitu dong! Vica nanti malah sedih tau elo susah makan. Gue yakin Vica kuat demi kamu Raf, makan dikit aja gue mohon." Daniel sampai memohon kepada Rafael yang hanya di jawan gelengan kepala

"Raf kalau elo gak makan Vica bakal sedih. Ayo elo makan dan ajak ngobrol Vica agar cepet bangun, Elo sayang kan sama Vica? Kalau sayang ayo makan plisss..." Dea memohon untuk terakhir kali dengan wajah yang melas yang di jawab anggukan oleh Rafael membuat semua menghelah nafas

Akhirnya mereka makan meskipun mereka tidak nafsu makan.

*****
Cup...

"Sayang~" lirih Rafael menggegam tangan Ludovica sangat dingin

Rafael terus memandangin wajah Ruby yang begitu cantik saat tidur pakai topeng kebanggaan dan ada berapa bagian luka di bagian wajah cantik Ruby. Semalaman Rafael setia menemani Ruby di ruangan itu meskipun malam itu dangat mecekam lagi - lagi Ruby drop dan memuntahkan darah segar dari mulut sexynya.

"Raf mending gak usah sekolah elo. Gue tau elo semalam gak tidur." Zolah tidak tega dengan Rafael yang diam terus

"Rafa makan dulu yuk." Aja Dea yang jawab anggukan Rafael

Rafael yang terus melamun sambil makan membuat Zolah juga yang lain menghelah nafas. 30 menit selsai makan Rafael masuk ke dalam ruangan Ludovica di rawat.

"Pertama kali gue lihat Rafael selemah ini."

"Semoga Ludovica sadar dari koma. Jujur gue takut Rafael terpukul karna ini."

"Aku tau Ludovica sangat kecewa melihat bukti dari Kim Young Hoon. Gue pikir Joshua pria normal eh gak taunya suka sama jenis."

"Berat banget ya jadi Vica tiap harinya kayak gini. Vica juga sebenernya wanita yang baik tapi karna sifatnya aja yang dingin."

"Mending kita doain Vica bisa melewati ini semua. Felix juga temennya hanya bisa melamun melihat orang di sayang terkapar tidak berdaya."

Zolah juga yang lain saling membicarakan Ludovica yang membuat semua orang terpukul dengan semua ini. Rafael yang masih di dalam rungan sambil melamun melihat wajah Ludovica sangat pucat sekali.

*****

Waktu terus berjalan tidak terasa sudah 6 bulan berlalu melewati harinya dengan sendirian tanpa Ludovica yang masih belum sadar dari koma. Rafael sangat frustasi melihat keadaan Ludovica yang sering drop, Berapa teman Rafael memberikan semangat untuk Ludovica.

"Sayang apa kamu tidak merindukan ku?" Lirih Rafael sambil membersihkan wajah Ludovica tertutup topeng

"Mau sampai kapan kamu tidur. Aku sangat gila jika melihat keadan mu seperti ini bby~" Rafael sambil menatao wajah Ludovica yang sangat cantik jika tidur

"Aku menunggu kamu disini sayang." Ucap Rafael begitu tulus tidak lupa Rafael mengecup kening Ludovica begitu lama membuat suara yang tidak asing mendesah lemah

"Sayang~" panggil gadis yang selama ini di tunggu

"I--iya ini aku sayang." Jawab Rafael sambil menangis menatap Ludovica sadar dari koma

"Kenapa nangis? Apakah ada yang menyakiti kamu ehm..." tanga gadis itu menyentuh pipi Rafael sambil mengapus air mata yang terus mengalir

"Kenapa sayang?" Tanya gadis dengan lembut

The Boy's A Liar Pt.2 ❤️‍🔥|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang