031.

8 1 0
                                    

"Jika ia kenapa hm... apa kamu ingin mencoba bersamaku bby. Terus mau nya apa. Mandi berdua biar cepet bby, iya aku tau aku juga lihat sendiri kok bby. Tidur bby sayang."

"Tidak mau Rafael! Gue gak mau melakukan hubungan lebih, karna iku akan membuatmu kecewa. Mau darah segar! Mau gue bunuh. Ayo sana mandi dulu!" Ruby sedikit gemas mendorong Rafael dengan kasar untungnya tidak terjatuh

"Kenapa tidak mau? Aku serius padamu bby. Terus mau nya apa? Nikah dulu gitu, kecewa? Apa kamu sudah tidak perawan lagi. Mulai kan gila nya. Nanti juga bakal ketagihan kamu bby, ayo ya mandi berdua."

"Iya tidak mau! Serius bukan berarti minta lebih. Gak mau apapun Raf. Kita masih sekolah, aku manusia setengah vampir. Jaga ucapan kamu! Kenapa gila? Aku seriusan. Dasar sinting, sana mandi." Jawab Ruby terakhir kalinya ingin meninggalkan kamar tapi di kejutkan oleh Rafael

"Aku hanya bercanda bby, aku juga tidak mau merusak masa depan kamu. Nunggu selsai sekolah kita menikah, aku tidak perduli meskipun kamu setengah Vampir atau siapapun! Aku akan bertahan sampai kapanpun. I love you Ludovica." Mendengar jawaban Rafael Ruby keluar dan membanting pintu cukup keras membuat Rafael terhentak kebelakang

Langkah kaki gadis itu menuruni anak tangga sambil merampas kunci mobil miliknya dari tangan Felix yang juga sedikit tersentak karna ulah bosnya datang tiba - tiba.

"Nona mau kemana?" Tanya Felix

"Club!" Jawab Ruby dengan dingin dan berjalan kearah pintu masnion

Felix mendengar jawaban dari bosnya langsung freeze. Gadis itu menutup pintu mansion cukup keras membuat Felix tersentak ke dua kalinya dan tidak itu aja semua orang di mansion berkumpul.

"Tuan itu suara apa?" Tanya pelayan mansion

"Siapa lagi kalau buka nona. Jantungku mau copot rasanya karna ulah nona." Dumel Felix sambil menghelah nafas

"Astaga nona. Untung itu pintunya kuat coba gak kuat bakal rusak itu pintu." Jawab pelayan sambil mengelus dada

"Itu kenapa sih itu nak! Terus Ruby mau kemana malam - malam gini!" Gumam Zolah

"Entah gue tidak tau! Club katanya." Jawab Felix sambil memijat pangkal hidungnya

"Club?" Rafael keluar dari kamar Ruby dan menuruni anak tangga

"Hm.. di club. Biarin aja nanti juga pulang sendiri. Gue tidur dulu capek badan gue." Jawab Felix dan langsung pergi kearah kamarnya

Rafael tau itu langsung menghubungi kekasihnya tapi tidak di angkat membuatnya makin khawatir dan ada rasa takut. Rafael setia menunggu di ruang tamu di temani oleh saudara juga sahabatnya.

*****

Pukul 5 pagi terdengar suara mobil masuk kedalam perkarangan mansion membuat Rafael berlari menghampiri suara mobil itu. Rafael melihat Ruby dengan sempoyongan saat keluar dari mobil, gadis itu tersenyum devil kearah Rafael.

"Kamu itu kenapa bby? Apa masalah tadi yang aku bahas soal ke perawan. Hei aku juga gak maksa karna aku tidak mau merusak masa depan kamu." Ucap Rafael sambil menahan tubuh Ruby

Gadis itu tidak menjawab malah melanjutkan berjalan masuk ke dalam mansion. Sampai kamar Ruby langsung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang membuat Rafael menghelah nafas panjang.

"Tidur lah yang nyenyak bby."

Cup...

*****

"Uhm... pusing sekali kepala gue." Ruby sambil memegangin kepalanya yang berdenyut

"Bby kamu sudah bangun." Tanya Rafael yang barusan keluar dari kamar mandi

"Hm.. tolong ambil kan minum honey." Jawab Ruby dengan suara khasnya

"Ini bby, aku sudah siapin airnya kalau mau mandi." Jawab Rafael duduk di samping Ruby

"Makasih. Iya habis ini aku mandi, kamu sudah makan?"

"Sama sama bby. Mandi biar segeran badan kamu, belum aku juga barusan bangun."

Cup...

"Jangan lakukan hal konyol seperti tadi subuh bby! Kamu tau enggak aku sangat takut sekali kamu kenapa - kenapa." Omel Rafael membuat Ruby mengerutkan keningnya

"Iyaa bpk negara, habis ini kita makan. Aku gak minum banyak honey, nyatanya aku masih idup gini." Jawab Ruby dengan santai yang langsung di kasih hadiah Rafael lumatan bibir

"Emmbbhh..." Suara desahan Ruby membuat Rafael melepaskan tautan ciuman

"Apa sih kamu Rafael! Emang salah aku dari mana?" Jawab Ruby tidak terima

"Kamu itu di bilangin malah jawab nya kayak gitu! Kalau kamu ada apa - apa di jalan bagaimana? Iya kamu salah mabuk sambil nyetir mobil." Tangan Rafael menatik dagu Ruby dan mengecup sekilas

Cup...

"Rafael! Apa sih kamu cium - cium terus. Aku kan bener jawabnya, kamu lihat kan aku masih hidup gini. Siapa yang mabuk?" Jawab Ruby dengan menyipitkan mata

"Bibir kamu manis bby. Bener apanya! Salah semua jawaban kamu. Tadi subuh itu apa? Kamu pulang dengan kondisi mabuk." Rafael sangat gemas sekali dengan tingkah kekasihnya

"Terserah kamu! Aku mau mandi." Jawab Ruby bangkit dari tempat tidur

Rafael melihat kekasihnya hanya bisa tersenyum gemas. 45 menit Rafael setia menunggu kekasihnya selsai mandi, gadis itu menggunakan kaos over size di padukan celana hitam pendek melihatkan paha mulusnya.

"Honey bisa bantu aku?" Ruby menoleh keraha kekasihnya

"Bisa bby. Mau di bantu apa?" Tanya Rafael sambil mendekat kearah kekasihnya

"Bantu aku keringin rambut aku. Biar tidak kelamaan, kasian kamu belum makan." Jawab Ruby sambil memberikan hair dryer kepada Rafael

Rafael mulai membantu kekasihnya dan mentap wajah kekasihnya tanpa make up yang begitu cantik. Ruby juga melihat jika wajah Rafael di lihat dari dekat sangat tampan sekali dan membuat jantung Ruby berdetak sangat cepat.

*****

Tap... tap... tap...

"Nona~" panggil Rafael

"Hm?" Dua kata dari mulut sexy Ruby

"Dasar kutub es!" Gumam Felix yang tidak bisa di dengar Ruby "Tadi bunda kemarin nona, tapi saya bilang nona masih tidur."

"Oh, iya sudah tlfon sana bunda." Jawab Ruby dengan datar

"Oke nona." Jawab Felix yang langsung menghubungi bunda tetangga sebelah

Langkah kaki Ruby berjalan kearah ruang tamu di ikutin Rafael dari tadi. Nevan yang selsai mandi menghampiri Ruby yang duduk di sofa.

"Kaka Ruby~" Lirih Nevan menbuat gadis itu menoleh

"Iya sayang, ada apa?" Jawab Ruby

"Kak Ruby semalam kemana? Oh iya kaka untuk sekolah Nevan mending cari sekolah yang biasa aja jangan yang mahal." Nevan duduk di pangkuan Ruby

"Kakak ada kerjaan sayang. Kenapa? Tapi kakak tetap sekolahan kamu di dekat sekolahan kaka." Tangan Sexy gadis itu mengusap rambut Nevan yang begitu harum

"Bohong kan. Karna mama Nevan tidak sanggup membayarnya, tapi kak di sana sangat mahal." Jawab Nevan menatap wajah Ruby

"Tidak Nevan. Siapa bilang yang bayar itu mama kamu? Yang bayar itu kakak, gak perlu takut semuanya kakak yang bayar sayang. Nevan hanya fokus sekolah itu aja yang kakak mau." Ruby terus fokus melihat manik mata Nevan

Sebelum Nevan melanjutkan pembicaraannya, bunda bersama keluarga kecilnya masuk ke dalam mansion.

"Hai sayang." Sapaan bunda

The Boy's A Liar Pt.2 ❤️‍🔥|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang