Aku hari ini sedang sibuk membereskan rumah baruku. Rumah ini jauh lebih besar dari sebelumnya. Aku berharap semoga Molly berhenti mengincar keluargaku. Kali ini, aku akan mempercayai Niall, begitu juga Niall akan memperayai ku. Kami berjanji untuk saling mempertahankan keluarga ini, apapun yang terjadi.
Krekkk,
"Momyy!" Pekik Cameron, Haley, Adam, dan Kyanna sambil berlari memelukku.
"Hi honey. And hi Niall" aku mencium anak anak ku satu per satu, lalu melepaskan dasi Niall.
"Hi Leo. Gimana hari ini? Baik baik aja kan?" Tanya Niall. Aku mengangguk sambil tersenyum.
"Aku sudah punya babysitter baru." Ucapku, dan sukses membuat wajah Niall yang tadinya tersenyum jadi menatapku heran.
"Ku kira kita udah janji buat nggak nyewa babysitter?" Tanya Niall.
"Babysitter nya Harry kok! Aku udah bilang sama Harry ditelfon, dan dia setuju."
"What? No way!" Omel Niall. Ia berjalan meninggalkanku dan duduk ke sofa.
"Trust each other. Remember?" Aku mengingatkan sambil meletakkan kepalaku di bahu Niall.
"Tapi kenapa harus Harry? Gimana kalau dia suka denganmu, terus dia-"
"Ssh.. Aku nggak perduli Harry suka denganku atau nggak. Aku cuma cinta sama kamu" selaku sambil mencium pipi Niall.
"Jadi??"
"Jadi apa?" Tanya Niall.
"Kamu setuju kan kalau Harry jadi babysitter kita? Kau kan tau aku nggak bisa jagain anak anak setiap waktu. Aku harus ke butik, dan kamu juga harus kerja kan?"
"Okay. Aku percaya padamu"
"Thankyou.."
Pukul 1 siang, kami sudah berkumpul di meja makan. Semuanya terlihat damai, dan aku senang karna keluargaku sudah kembali normal.
"Mom, tadi di kelas baruku ada Deff, dia punya X-Box new version! Aku mau beli juga!" kata Cameron.
"X-Box? Nope." sela Niall.
"But dad... Why?"
"Karna X-Box bisa buat kamu tersingkirkan dari juara 1 dikelas"
"Daddy! Temanku si Deff pintar! Dia bisa juara 2 terus kok!"
"Dan kalau daddy belikan kamu X-Box, Deff bisa mengalahkanmu."
"Ah daddy nggak seru! Belajar.. Belajar.. Belajar terus yang daddy mau! Pokoknya kalau nggak dibeliin X-Box, Cameron nggak mau sekolah titik!" Cameron memukul meja pelan, lalu berlari ke kamar. Aku menatap Niall.
"W.. What?" Niall mengangkat kedua bahunya.
"Cameron" jawabku singkat.
"Leo, kamu nggak boleh manjain Cameron. Kamu kan tau kalau dia udah main tuh lupa waktu" jelas Niall sambil meneguk minumnya.
"Tapi aku yakin kali ini dia bisa ngatur waktunya. Lagipula, nanti aku bisa bilang ke Harry untuk-"
"Jangan sebut nama Harry please. Dan aku nggak akan biarin anakku kemakan sama game bodoh itu" Niall mengelap mulutnya dengan serbet, lalu pergi. Aku menarik nafas dalam dalam.
"Guys, abis ini kalian tidur siang ya" pesanku. Mereka mengangguk.
Setelah anak anak tidur siang, aku menghampiri Niall. Ia sedang bersandar di balkon.
"Hei.." Sapaku.
"Gimana Cameron?" Tanya Niall tanpa menatapku.
"Ya dia masih ngambek. Sekali kali nggak apa Ni beliin anak anak mainan. Mereka juga bosan kamu beliin buku terus.." Aku mengusap bahu Niall.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ FAMILY ❞ [njh.agb/COMPLETED]
RomanceA loving heart maintains a family; a hateful heart destroys a family. > sequels to dark mission < all rights reserved by babiesmoonlight ☻ ps: don't forget to vote and comment! xx