59

1.6K 114 4
                                    

"Kamu masih belum tidur? Ini sudah jam 12 malam" tanya Niall sambil memegang pundak Leo dari belakang.

"Ya, as you see" sahut Leo ditengah sibuknya merancang gaun gaun pesanan.

"Leo, kalau kamu besok nggak bisa pergi, it's okay. Jangan dipaksa. Aku yakin Kyanna bisa mengerti"

"No. Ini sudah mau selesai kok. Lagipula, kamu tidur saja duluan"

"Tapi aku nggak mau ka--"

"Niall. Aku sedang merancang, sweetie. I'm fine literally. You don't need to worry about me"

"Baiklah. Aku tidur duluan, ya? Kamu jangan tidur terlalu malam. Good night"

Niall mencium lembut Leo, lalu ia meninggalkannya. Leo melepas kaca matanya. Lalu meminum secangkir kopi yang ia buat tadi.

Pukul 1 malam, Leo baru selesai merancang. Ia melihat suaminya sudah tertidur pulas.

"Goodnight Niall"

Leo mencium lembut pipi Niall, lalu ia tertidur.

C L E O

"Jangan sedih, Leo. Anak anakmu aman dengan ku. Aku janji akan menjaganya, karna aku menyayangimu"

Aku mencoba mengejar Harry, tapi tidak bisa. Ia tampak dekat sekali denganku, tapi aku tetap saja tak menggapai nya.

"Kamu harus bahagia dengan hidupmu yang sekarang. Kau punya Niall, Cameron, dan Kyanna. Niall mendapatkan kebahagiaan yang selalu ku nanti nantikan. You're my first love, and you always be"

"Please Harry. Kembali, jangan tinggalkan aku"

"No, ini tempatku. By the way, aku harus pergi. Kalau kamu sedih, cobalah cerita pada Niall. Jadikan Niall sahabat barumu. Dan dia berhak tau setiap masalahmu. Maaf aku nggak bisa terus menerus menjadi sahabatmu. I love you Leo"

Bayangan Harry lama kelamaan pudar. Aku menangis dalam dengkulku.

"Harry!"

Aku spontan tersadar, ternyata tadi itu hanya mimpi.

"Jesus! What happening?" tanya Niall. Aku menyandarkan punggung ku pada kerangka tempat tidur. Niall menatapku.

"Bibirmu pucat. Kau sakit?"

"No, aku hanya.. Mimpi buruk"

"Nih, kamu minum dulu. Tenangkan pikiranmu"

Aku mengambil gelas yang Niall berikan, dan meneguk airnya. Ku tarik nafas dalam dalam, lalu ku genggam tangan Niall. Pikiran ku tenang seketika.

"Apa yang kamu mimpikan?" Niall memulai lagi.

"Aku mimpi soal Harry, Haley, dan Adam"

"Hey, mungkin itu karna kamu belum bisa melepaskan mereka. Cobalah terima semuanya. Mereka tenang disana, sayang.."

"Ya, kamu benar. Aku mungkin belum bisa melepaskan mereka. Tapi terkadang aku berpikir untuk.. Um... Mengadopsi anak lagi. Aku merasa, aku harus memberikan kasih sayangku ke Haley dan Adam pada anak yang lebih membutuhkan"

"Mengadopsi anak? No please. Kamu ingat Cameron? Cukup dia yang kita rahasiakan statusnya" Niall ikut bersandar di kerangka tempat tidur, lalu ia mengusap pahaku.

"Kenapa dengan Cameron? Kita bisa selamanya merahasiakan status dia. Kita bisa buat dia agar dia nggak tau kalau sebenarnya dia hanya anak tiri"

"What ?!?"

Aku dan Niall menoleh ke arah pintu. Ada Kyanna disana. Ia berdiri sambil memegang bonekanya.

"Shit" ujar Niall. Ia berjalan ke arah Kyanna dan membawanya ke tengah tengahku dan Niall.

❝ FAMILY ❞ [njh.agb/COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang