40

1.3K 110 3
                                    

C A M E R O N

Aku masih merasa berdosa sama daddy. Apa aku terlalu kelewatan? Daddy terlihat sangat kecewa kemarin. Aku hanya ingin seperti Deff dan teman teman saja kok, punya X-Box. Kelas baruku anak anaknya lebih seru, mereka bermain permainan elektronik, dan aku? Selalu dbawakan buku cerita sama daddy.

"Sudahlah Cam! Daddymu pasti akan maafin kamu kok" ucap Deff.

"Tapi aku takut daddy marah.."

"Daddymu mencintaimu, dia nggak akan marah! Kalau pun marah, sudah pasti dia tak menyayangimu"

"Thankyou Deff."

"Your welcome. Btw gimana, kamu udah dibeliin X-Box?"

"Belum. Sepertinya daddy nggak akan beliin aku mainan itu"

"Why?"

"Daddy kaya punya masalah sama mainan"

"Ah payah! Kalau lusa kamu belum juga beli X-Box, jangan harap kamu bisa berteman denganku! Dan kamu akan di ejek habis habisan!" omel Deff. Ia berdiri dan meninggalkan ku. Aku tidak mau dimusuhin Deff, apalagi sampai di ejek sama teman teman sekelas.

Tringgg,

Bel pulang berbunyi. Aku berjalan malas bersama Haley ke ruang tunggu. Daddy sudah menunggu disana.

"Hi sweetie. Sini biar tasnya daddy bawain" Daddy mendekat, berusaha mengambil tasku.

"Get off! I don't need your fucking help!" ucapku kasar sambil menepis tangan dad. Rasanya aku ingin menangis, tapi tidak. Daddy nggak sayang sama aku!

"Kok kamu bentak daddy sih Cameron?! Memang daddy salah apa?" omel Haley. Aku tak menghiraukannya sambil berlari ke mobil. Padahal dalam hati, aku merutuki perbuatanku. Aku tidak mau jadi anak durhaka, tapi daddy tidak sayang denganku. Hanya meminta X-Box saja tidak boleh? Keterlaluan!

"Hi child..." sapa uncle Harry. Ternyata dia sudah ada dirumahku. Aku nyaris lupa kalau sekarang uncle Hazz adalah babysitter baruku.

"Uncle Harry!!" aku berlari memeluknya.

"Hi boy! How was your school?" tanya uncle Hazz sambil mengelus kepalaku.

"Great! Dan... Main bola yuk Haz.."

"Hei! Kau harus memanggilku uncle!"

"Ahahaha, Hazza tanpa kata uncle juga keren"

"Whatever"

**

Ini sudah pukul 11 malam, dan seharusnya aku sudah tidur dari 3 jam yang lalu. Tapi entah kenapa aku tidak bisa tidur. Apa karna aku takut besok bertemu Deff?

"Aku rasa, aku butuh minum" batinku. Aku keluar kamar, dan melihat adik adikku sudah tidur. Ku turuni tangga dengan perlahan, lalu terdengar obrolan.

"Hiks.."

"Niall, dia sangat menyayangimu. Nafsu anak anakkan besar, dan... Mungkin Cameron salah pergaulan"

"Aku takut dia lebih memilih Harry."

"No he isn't. Dia akan selalu memilihmu"

Jahat kamu, Cameron! Kau buat daddy nangis hanya gara gara tidak dibelikan X-Box? Bodoh!!! Aku tak tega melihat daddy menangis, apalagi karna ulahku. Rasanya aku ingin memeluk daddy, dan bilang kalau aku menyayanginya.

**

Pagi ini, semua tampak hening di mobil. Termasuk mata daddy yang masih merah akibat menangis semalam, dan sedikit wajahnya yang pucat

❝ FAMILY ❞ [njh.agb/COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang