Leo meneteskan air matanya tepat di depan suaminya. Ia tak menyangka kalau suaminya lah yang membunuh kebahagiaan Leo, juga anak anaknya. Rasanya, Leo ingin memukul Niall, menjeritinya, dan bilang kalau Leo benar benar membencinya. Tapi Leo tau, itu semua takkan cukup untuk membalas perlakuan suaminya. Ia punya rencana lain.
"Please... Percayalah semua yang ku lakukan hanya untuk--"
"Keluarlah," sela Leo sambil membuang pandangannya dari Niall.
"What?"
"Keluar, dari rumah ini" Leo mengulang kalimatnya.
"What?!"
"Get fucking off from this fucking house!" jerit Leo.
"Kasih aku kesempatan Leo, kamu nggak ngerti apa tujuanku. Kamu nggak ngerti perasaan aku, dan apa kamu nggak mikir bagaimana keadaan anak anak tanpamu? Semua itu aku lakuin untukmu, untuk anak anak kita" Niall berusaha sekeras mungkin untuk menjelaskan niatnya, tapi Leo tak menggubris. Leo enggan menatap wajah Niall.
"Fine..."
Niall melangkah kan kakinya ke kamar untuk mengambil beberapa pakaian, lalu ia mengambil kunci mobilnya.
"Dad," panggil Cameron saat Niall membuka pintu. Niall menoleh.
"Maafin Cameron, Cameron nggak bermaksud buat--"
"Ssh, ini salah daddy. Maafin daddy juga ya, sweetie. Kamu jaga mommy, dan Kyanna. Dan ingat, jangan biarkan mom minum minuman keras. Okay?" Niall mencium kening anak tirinya itu, lalu pergi.
N I A L L
Aku tak tau harus kemana. Pikiran ku masih kacau memikirkan Leo. Bagaimana kalau ia benar benar membenciku? Ini akan menjadi sangat sulit untukku. Leo sangat menyayangi bayi itu, dan pasti dia tak gampang memaafkan ku. Ya Tuhan.
Me: hallo Perrie kau ada di rumah? Boleh aku kerumah mu?
**
Sesampainya di rumah Perrie dan menceritakan segalanya, Perrie langsung memelukku.
"I'm sorry Nialler" bisiknya.
"It's fine Perrie. Mungkin memang aku salah sudah mengugurkan bayi itu"
"Hei! Kau melakukan yang terbaik. Seenggaknya kamu sekarang masih bisa melihat Leo kan?"
"Tapi jauh lebih sakit dimusuhi oleh istri sendiri. Mungkin kau bisa merasakannya kalau kamu dengan Zayn"
"Ya.. Memang sakit, sih. Yasudahlah Niall. Leo kan masih terlalu emosian, dia memutuskan semuanya terlalu cepat, dia selalu terbawa nafsu. Sama seperti mu. Dan sekarang, kamu nggak boleh seperti dia. Kamu harus berpikir dewasa, kamu kepala keluarga, Niall. Kamu harus memutuskan mana yang terbaik untuk keluargamu,"
"But i cant? Aku nggak tau apa yang terbaik"
Perrie merangkulku.
"Yes, you can. Aku selalu bantu kamu Niall, apapun itu masalahnya. Kamu dan Leo sahabatku"
"Uhm, thanks.."
Aku melepaskan tangan kanan Perrie yang sedari tadi memegangi tanganku. Entah kenapa aku risih kalau berpegangan dengan wanita lain, sekalipun itu Perrie sahabatku.
Perrie beranjak dari sofa nya, lalu ia ke dapur. Aku memejamkan matanya sejenak, melepaskan peluh dan pikiran ku.
"Aw!" ringis Perrie. Aku spontan membuka mataku, dan menghampiri Perrie.
"Ada apa?" tanya Niall.
"Nggak, ini tangan ku kena pisau"
"Kau kan sedang hamil, Perrie. Biar aku yang memasak, dan sini aku obati tangan mu" aku mengambil kotak P3K, lalu mengobati tangan Perrie yang berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ FAMILY ❞ [njh.agb/COMPLETED]
RomanceA loving heart maintains a family; a hateful heart destroys a family. > sequels to dark mission < all rights reserved by babiesmoonlight ☻ ps: don't forget to vote and comment! xx