Bab 2

18.2K 561 12
                                    


"Pagi, Om!" sapa Lica dengan semangat kepada Aksara, sedangkan Aksara hanya diam dan sibuk dengan makanannya.

"Om, sapa balik Lica dong!" ucap Lica dengan kesal, saat melihat sifat dingin dari Aksara.

"Om Aksa." Lica merengek saat Aksara tak menyaut apa yang dibilangnya.

"Diam! Kamu gak liat? Saya sedang makan, hah? Di mana mata kamu?!" Lica kaget saat Aksara menyekaknya, padahal dia ingin bersikap baik kepada pria itu, tapi respon Aksara begitu berbeda padanya.

Mata Lica langsung berkaca-kaca, bahkan dia hanya bisa menundukkan kepalanya. Tanpa ada niat menatap ke arah Aksara.

Aksara menghela napas, melihat tingkah Lica yang masih begitu sensitif. Terlebih lagi dia anak tunggal jadi wajar sifatnya masih labil.

"Maaf, kalau ganggu Om! Nanti Lica gak bakal ganggu Om lagi." Bahkan untuk mengatakan itu saja? Air matanya sudah menetes dipipinya, tapi dia tak menunjukkan itu di depan Aksara.

Aksara merasa bersalah sudah berkata kasar pada istri kecilnya itu, yang bahkan belum genap sehari menjadi istrinya.

"Udah, gak usah sok sedih gitu! Saya gak bakal bujuk kamu!" ucap Aksara dengan ketus dan masih memegang tinggi rasa gengsinya.

"L--lica, g--gak nangis ...." Bahkan suara Lica sampai tersedat-sedat untuk mengatakan hal itu, hingga membuat Aksara menjadi tak tega.

"Sudah! Jangan nangis, kek bocah!" Lica menghapus air mata yang ada dipipinya, bahkan hidungnya sampai memerah hingga membuat Aksara merasa gemas sendiri melihatnya, tapi dia menahan diri untuk menjaga image.

"Gak! Lica bukan bocah, Lica udah gedek!" bantah Lica dengan tegas, tapi malah membuat Aksara semakin gemas.

"Ya udah! Kalau sudah gedek? Kenapa tingkah masih kek bocah? Makan! Atau kamu saya tinggal!" Aksara langsung berdiri dari kursinya, dan meninggalkan Lica yang masih cengo di tempat.

"Ihh ... Om Aksa!" Lica menghentakkan kakinya dengan kesal di lantai, dan langsung mengambil sebuah roti dan berlari ke luar menemui Aksara, dari pada dia ditinggal pikirnya.

"Om Aksa! Tunggu Lica!" teriak Lica yang berlari keluar rumah, dan tak sengaja kakinya melewati satu anak tangga. Hingga membuatnya hampir jatuh jika tidak ditangkap oleh Aksara.

"Kamu---" Ingin sekali Aksara menelan Lica hidup-hidup sangking emosinya. Sedangkan Lica hanya bisa nyengir sambil menampakkan deretan giginya yang rapi.

"Maaf, Om." Lica hanya bisa tersenyum lebar supaya tak membuat Aksara menjadi lebih marah.

"Sudah cepat naik! Dan habis kan roti kamu!" Aksara melepaskan diri dari Lica dan mulai masuk ke dalam mobil, Lica pun langsung mengunya rotinya dan masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan hanya ada keheningan dari keduanya tanpa ada yang membuka suara, sampai akhirnya sebuah telpon masuk dari handphone Aksara.

"Oke, nanti saya ke sana!"

"Om, itu siapa?" tanya Lica penasaran.

"Bukan urusan kamu!" ucap Aksara ketus.

"Tapi, Om---"

"Diam!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang