Bab 8

11.3K 388 3
                                    


Hari ini, Lica sekolah dengan semangat, karna tadi pagi Aksara sudah tidak terlalu galak padanya. Bahkan saat mengantarkannya? Aksara memberinya uang lebih.

'Yes, Lica bisa beli boneka yang banyak! Karna Om Aksa kasih duit banyak!' soraknya dalam hati dengan semangat.

Saat akan masuk ke dalam kelas, tiba-tiba seseorang memanggilnya, dan Lica pun berbalik badan saat melihat yang memanggilnya ternyata adalah Bian.

Lica hanya diam dan tak ingin menjawab apa pun, karna mengingat ancaman yang Aksara berikan.

Flashback on

"Lica!" panggil Aksara saat Lica sedang mengerjakan PR.

"Iya, Om, kenapa?" tanya Lica dengan penasaran.

"Kamu masih ingat perkataan saya, 'kan?" Lica menautkan kedua alisnya bingung, karna dia tak ingat apa yang dikatakan Aksara padanya.

"Emang apa, Om?" Aksara menghela napas jengah, dia lupa kalau istrinya ini masih bocil, jadi wajar kalau tidak paham apa yang dikatakannya.

"Jangan pernah pulang atau bicara dengan laki-laki lain! Paham? Termasuk laki-laki itu!" Lica menganggukkan kepalanya, menandakan bahwa dia paham, apa yang dikatakan oleh Aksara.

Flashback off

"Lic! Om lo kemarin ada marah sama lo? Karna pulang sama gue?" Sebenarnya Lica bingung, ingin menjawab apa yang ditanya oleh Bian padanya.

"Emm ... gak kok! Kemarin itu Om Aksa lagi banyak kerjaan, makanya ngomong gitu!"

"Ohh gitu, kalau nanti pulang sekolah kita mau gak? Pulang bare---"

"Gak perlu! Nanti Lica pulang sama Om Aksa! Ya udah, Lica duluan yah?" Lica langsung meninggalkan Bian yang masih mematung di tempat, mendengar perkataan Lica padanya.

'Lica kenapa sih?'

***

Hari ini, Aksara tidak pergi ke kantor karna dia mengambil cuti sehari, padahal kantor itu miliknya tapi dia tetap ingin mengambil cuti.

Saat sedang sibuk membereskan berkas-berkas yang ada di ruang kerjanya,  tak sengaja sebuah kotak jatuh dari lemari atas, yang membuat Aksara terdiam melihat kotak yang sudah berdebu itu.

Aksara pun mengambil kotak itu dan mulai menyapu debu-debu yang ada di atasnya dan saat membuka kotak itu, Aksara mematung di tempat bahkan tak mengalihkan sedikitpun pandangnya.

Dia mengambil salah satu barang yang ada di kotak itu. Dan menatapnya tak berkedip, saat melihat isi di dalamnya. Matanya langsung berkaca-kaca melihat benda yang diambilnya itu.

'Kenapa kamu ninggalin aku?'

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang