Di ruang tamu, Aksara dan Lica sama-sama diam tanpa ada suara yang bersahutan. Sedangkan Oma Maya sibuk memamerkan semua kegiatannya selama dia di Amerika. Tiba-tiba bel rumah berbunyi membuat Lica izin untuk ke depan untuk membukakan pintu, dan saat membuka pintu dia terdiam melihat Bian yang sudah ada di depan rumahnya dengan membawa tas ransel dipunggungnya."Boleh izin masuk?" tanya Bian dengan santai, tapi tidak dengan Lica yang gugup.
"G--gini, Bia---"
"Lica!" Lica mengalihkan pandangannya saat melihat Oma Maya berjalan ke arahnya, dan menatap ke arah Bian dengan tersenyum.
"Ini temen kamu?" tanya Oma Maya pada Lica yang hanya diam dan mencoba tersenyum.
"Iya, Nek, saya temen Lica! Nama saya Bian, saya juga mau kerja kelompok bareng Lica, Nek!" ucap Bian pada Oma Maya dengan sopan, siapa tau Oma Maya merestuinya dengan Lica membuat Bian senyum-senyum sendiri.
"Gak usah panggil nek! Panggil oma aja yah? Biar lebih akrab." Bian menggaruk teguk lehernya dengan gugup dan juga salting saat dibilang biar lebih akrab, artinya ada kesempatan baginya untuk bersama Lica.
"Ya udah, ayok masuk! Anggap aja rumah sendiri, yah?" Oma Maya dengan semangat mempersilahkan Bian untuk masuk, tapi tidak dengan Lica yang sudah takut melihat bagaimana tatapan Aksara padanya nanti.
Saat masuk ke dalam rumah, Bian sedikit terpukau melihat dekor rumah Lica yang bagus dan elegan.
"Aksara! Ini ada temen Lica, katanya mau kerja kelompok bareng." Aksara mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Bian dengan tajam begitu juga ke arah Lica yang baru saja masuk rumah.
"Ngapain dia di sini?" tanya Aksara dengan sinis.
"Kamu gak boleh gitu! Gak sopan!" ucap Oma Maya dengan marah, atas sikap tidak sopan dari Aksara.
"Dia ini tamu, dia juga mau kerja kelompok bareng Lica! Yang sopan kamu!" Aksara rasanya ingin mengusir Bian dari rumahnya. Namun, Oma Maya sangat membela Bian hingga membuat Aksara menjadi kesal.
"Ya udah, Lica ambil terus barangnya, dan kerja kelompok bareng Bian, yah?"
"Gak perlu Oma, Bian udah ambil semua barangnya!" ucap Bian dengan sopan, tapi tidak dengan tatapan Aksara kepadanya, yang menatapnya seakan-akan ingin mengusirnya saat ini juga.
"Ya udah, Lica, cepet kerja kelompoknya! Oma mau ambil sandwich yang ada di dapur," ucap Oma Maya yang langsung pergi dari hadapan Lica, Bian dan juga Aksara.
"Nih, Lic, gue udah ambil semuanya, kita tinggal merangkanya aja!" Lica hanya menganggukkan kepalanya. Namun, pandangannya tak beralih dari Aksara.
Mereka pun mulai merangka kerajinan tangan mereka dengan teliti, dan itu tak jauh dari pandangan Aksara.
Tak sengaja tangan Bian kena ditangan Lica, hingga membuat Lica menahan nafas dan menatap ke arah Aksara yang siap menelannya.
"Jauh! Tidak perlu dekat-dekat!" ketus Aksara dengan tatapan yang tajam, membuat Lica menjaga jarak dari Bian dan Bian memakluminya.
'Kenapa saya seperti panas? Melihat mereka berdua?'
Tiba-tiba Oma Maya datang dengan membawa beberapa sandwich, hingga membuat mereka menghentikan pekerjaan tangan mereka.
"Ayok! Makan dulu yah?" ajak Oma Maya dengan semangat.
Akhirnya mereka mencoba sandwich Oma Maya, tiba-tiba Lica tersedak, Bian dan Aksara sigap memberikan minum hingga membuat Lica bingung memilihnya. Dan akhirnya lebih memilih minumnya sendiri hingga membuat Aksara kesal dan menatap Bian dengan sinis.
'Omnya, Lica, kok kek benci banget sama gue?' ucap Bian dalam hati dengan bingung.
'Saya tak akan membiarkan kamu! Merebut milik saya!'
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Tuan Aksara (End)
Novela Juvenil"Saya seakan berdosa, sudah menikahi gadis belia seperti kamu." Aksara Putra Dewana