Bab 68

6.7K 217 5
                                    

"Jadi, Mommy boong ama Kia?" tanya Kia dengan suara anak kecilnya itu.

Lica menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"G--gak, Nak! Mommy gak bohong," ucap Lica dengan takut dan suara yang gugup.

"Kalau gak boong? Kenapa Mommy nangis? Mommy tega ama, Kia!" teriak Kia dengan kecewa, dan langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.

Lica yang melihat itu, langsung mengejar Kia ke kamarnya. Dan ternyata, Kia sudah mengkunci kamarnya dari dalam.

"Ma--maafin, mommy, Nak! Buka pintunya Sayang," ucap Lica memohon dengan air mata yang terus mengalir, karna Kia sudah kecewa kepadanya.

Netha yang melihat itu semua, menjadi tidak tega terhadap Lica. Walaupun, Netha sempat kecewa terhadap Lica yang sudah bohong kepada Kia, tapi Netha juga tidak tega. Kalau Kia tidak ingin bicara lagi kepada Lica.

Netha berjalan ke arah Lica, dan menepuk pundaknya dengan pelan. Hingga membuat Lica menatap Netha dengan tatapan yang sendu.

"D--dia kecewa sama gue, Neth! Gue salah Netha!"

"Biarin dia sendiri dulu, sekarang lo pergi ke kamar lo! Biar gue yang urus Kia." Mendengar ucapan Netha, membuat Lica rasanya tidak ingin pergi dari depan kamar Kia.

"Lic!" Akhirnya, Lica mengikuti apa yang dikatakan oleh Netha.

Saat masuk ke dalam kamarnya, Lica langsung menangis histeris, karna akibat kesalahannya, membuat anak semata wayangnya itu kecewa.

Lica melihat sebuah foto, yang dimana foto itu terlihat sebuah senyuman seorang perempuan yang sangat lebar dan seorang laki-laki yang tidak ada senyum sama sekali.

"Bohong, kalau aku gak kangen kamu, om! Aku kangen banget ... tapi sulit bagi aku untuk maafin kamu, om! Kenapa kamu harus punya anak dari perempuan lain! Kamu gak tau om? Gimana hancurnya aku di hari itu! Gimana sakitnya aku, waktu kamu lebih bela perempuan lain! Dan sekarang kamu punya anak, om!" Lica melempar foto itu ke lantai, hingga membuat bingkai foto itu pecah. Lalu menatap foto itu dengan sangat dalam, karna melihat wajah laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya itu.

'Sakit banget, ya Allah ... Lica juga mau rasain kebahagiaan! Kebahagiaan Lica dan anak Lica direnggut orang lain.'

Lica sangat hancur, saat mengingat bagaimana nasibnya waktu membesarkan Kia, tanpa sosok seorang ayah dan suami untuknya dan Kia. Bagaimana, nasib Kia menjadi anak broken home selama lima tahun lamanya. Lica juga tau, bahwa Kia butuh sosok seorang ayah, tapi Aksara membuat semuanya menjadi sangat hancur. Hingga membuat trauma besar, di dalam hidup Lica.

Tiba-tiba handphone Lica berbunyi, hingga membuatnya terdiam beberapa detik, saat melihat siapa yang menelponnya.

Saat mengangkat handphone itu, tiba-tiba tubuh Lica kaku di tempat, bibirnya menjadi keluh, dan tangannya gementar dengan kuat. Saat mendengar ucapan dari seseorang yang dibalik handphone itu.

'G--gak mungkin! Om Aksa!' Lica langsung berlari dari kamarnya, dan buru-buru mengambil kunci mobilnya. Hingga membuat Netha menjadi kaget.

"Lica! Lo mau ke mana?" teriak Netha yang tak diubris oleh Lica sama sekali.

Saat akan mengejar Lica, tiba-tiba Netha melihat Lica sudah langsung pergi dengan membawa mobilnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa Lica kek panik banget?"

Sebenarnya, Netha ingin ikut mengejar Lica. Tapi Netha juga mengingat, siapa yang akan menjaga Kia nanti?

Tiba-tiba Netha teringat akan Bian, lalu mengambil handphone-nya, untuk menelpon Bian. Jangan bertanya dari mana Netha dapat nomor itu? Karna nomor itu Bian sendiri yang memberi. Untuk jaga-jaga sama keadaan Lica dan Kia.

Dan akhirnya, telpon itu terhubung. Tanpa aba-aba, Netha langsung mengatakan semuanya kepada Bian.

"Lo tau dia pergi ke mana?"

"Gue gak tau, Bian! Dia perginya buru-buru, dan panik gitu!" ucap Netha dengan suara yang bergetar.

Bian terdiam saat mendengar apa yang dikatakan oleh Netha, lalu meminta kepada Netha untuk tidak panik. Karna takut jika Kia tau.

"Lo tenang aja! Gue bakal cari dia, tapi tenangin diri lo! Jangan sampai Kia tau, apa yang terjadi."

"Iya, gue paham! Tolong cari Lica, Bian. Gue bakal jadi orang yang paling hancur, kalau terjadi sesuatu sama dia."

"Tenang aja! Gak usah panik, gue bakal cari dia!"

"Oke."

Sedangkan di lain tempat, Bian pun langsung menelpon beberapa anak buahnya untuk melacak keberadaan Lica.

"Lo ke mana sih, Lic? Bikin parno aja tau gak!" Dengan hati yang gelisah, Bian pun langsung pergi untuk mencari Lica. Walaupun dia tidak tau Lica dimana.

Tiba-tiba, Bian mengingat Aksara. Hingga membuatnya yakin, bahwa Lica ada bersama Aksara.

"Awas aja kalau terjadi apa-apa sama Lica! Habis lo, Aksara!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang