Bab 38

7.1K 229 2
                                    


Aksara melihat ke belakang dimana ada seseorang yang memanggilnya.

"Mama!"

Yup, orang itu adalah Ayana. Dia sebenarnya ingin pergi ke makam mertuanya, dan tak sengaja melihat sang putra sedang menatap makam mertuanya dengan sedih.

"Mama ngapain ke sini?" tanya Aksara dengan penasaran.

"Mama rindu sama oma kamu," lirih Ayana saat melihat batu nisan Oma Maya.

Aksara melihat arah tatapan Ayana dengan tatapan sendu dan juga hati yang hancur, seakan dia belum terima dengan semua yang terjadi dikehidupannya.

"M--mama belum siap kehilangan oma kamu, Sa," ucap Ayana dengan suara yang bergetar menahan tangis.

"Aksara juga belum siap Ma! Untuk kehilangan oma." Ayana menatap sorot mata anaknya yang seperti menyimpan sesuatu yang sangat dalam.

"Mama paham, Sa, tapi kamu gak mungkin berlarut dalam kesedihan terus, 'kan? Buka lembaran baru, sekarang kamu udah ada Lica." Mendengar ucapan mamanya, Aksara mencoba merenung dan juga membetulkan apa yang dikatakan oleh mamanya.

"Mama bener, gak mungkin Aksa harus berlarut dalam kesedihan selalu!" ucap Aksara dengan optimis yang membara. Hingga membuat Ayana tersenyum tipis melihatnya.

"Ini baru anak, mama!"

***

"Lica! Tunggu woy!" Lica tak mengubris teriakan Bian, dia hanya mempercepat langkahnya dan malas berurusan dengan Bian.

Bian mengejar Lica dan langsung menarik tangan Lica untuk menghentikan langkahnya.

"Bisa berenti gak!" tekan Bian dengan kesal, karna Lica seolah menganggapnya angin lalu saja.

"Lepas! Aku mau ke kantin, aku laper!" sentak Lica dengan mencoba melepaskan cengkraman Bian dari tangannya.

"Gue gak bakal lepasin, sebelum lo mau nolong gue." Lica menatap tajam ke arah Bian, karna dia sangat ngotot ingin Lica menolongnya.

"Gak! Aku gak mau, kamu suruh yang lain aja," ucap Lica dengan kesal.

"Gue gak mau! Gue maunya cuma lo!" Bian tetep kekeh dengan pendiriannya, hingga membuat Lica semakin marah.

"Lepasin aku! Atau?"

"Atau apa?"

"Aku bongkar rahasia kamu!" tegas Lica dengan tatapan yang tajam.

"Rahasia?" Bian terkekeh mendengar ancaman Lica yang memegang rahasianya.

"Rahasia apa?" tantang Bian dengan sinis ke arah Lica.

Lica mendekat ke arah Bian, lalu membisikkan sesuatu yang membuat tubuh Bian menegang.

"Aku tau kamu masih pakek dot anak bayi!"

Deg!

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang