"Lica!" Lica berbalik badan saat mendengar Bian memanggil namanya."Bian." Tanpa aba-aba Bian langsung memeluk Lica dengan erat, hingga membuat Lica kaget dan saat ingin melepaskan pelukan itu, Bian menahannya dan makin mempereratnya.
"Jangan lepasin, Lic, ini pelukan terakhir. Karna gue belum tentu bisa ngeliat lo lagi." Mendengar itu air mata Lica langsung mengalir membasahi pipinya.
"Bian! Kamu harus lupain aku. Buka lembaran baru dihidup kamu! Kamu gak bisa gini, Bi," ucap Lica sambil menatap lekat manik mata Bian.
Bian terkekeh kecil mendengarnya, dia mencoba menutupi rasa sakit yang ada di dalam hatinya, saat mengetahui bahwa Lica ternyata sudah jadi milik orang lain.
"Lo udah nikah kan, Lic?" Lica membeku di tempat, mendengar perkataan Bian terhadapnya.
"M--maksud kamu, apa yah?" tanya Lica dengan gugup sambil menurunkan pandangannya, karna tidak berani menatap wajah Bian.
"Gak usah nunduk, Lic, gue udah tau semuanya antara lo dan om lo," ucap Bian dengan tersenyum tipis ke arah Lica.
"Maaf ...." Lica hanya bisa menundukkan kepalanya, karna dia merasa bersalah terhadap Bian.
"Gak usah minta maaf, gue gak papa, Lic! Gue juga mau ngasih ini sama lo." Bian memberikan sebuah kotak dengan pita biru kepada Lica, hingga membuat Lica menatap ke arahnya seolah meminta penjelasan.
"Ini apa, Bi?"
"Sesuatu yang berharga, dan gak bakal lo lupain seumur hidup lo! Tapi lo gak boleh buka itu, sebelum lo sampai ditujuan lo!" Mendengar ucapan Bian, Lica hanya menganggukkan kepalanya dan menatap Bian dengan senyuman yang sangat manis, hingga membuat Bian tersenyum tipis melihatnya.
'Cantik.'
"Jaga diri baik-baik yah? Jaga kesehatan, gue tetep nunggu kepulangan lo."
"Aku pamit yah?"
"Iya."
Bian melihat Lica yang pergi dari hadapannya dengan senyuman yang sangat menyakitkan, seakan Bian bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Lica.
'Jaga diri baik-baik, Lic. Gue sayang sama lo!'
***
Aksara masuk ke dalam rumah dengan wajah yang panik, dan mulai mencari ke setiap sudut ruangan di mana Lica berada.
'Kamu dimana, Lica?' ucap Aksara dalam hati dengan panik.
Dan saat masuk ke dalam kamar, Aksara melihat semua baju Lica yang ada di lemari kosong.
Jujur hati Aksara sudah mendingin rasanya melihat semua baju Lica tidak ada di lemari, tapi dia mencoba berpikir jernih bahwa semuanya baik-baik saja.
Tiba-tiba matanya melihat sebuah surat ada di atas nakas, dan mulai berpikir jauh ke arah Lica.
'Gak mungkin, 'kan? Kalau dia?'
Aksara langsung membuka surat itu dan membaca semua isinya.
-To Aksara
Jika kamu melihat surat ini, artinya aku sudah pergi. Sebenarnya, aku tidak mau pergi meninggalkan kamu, dari awal pernikahan aku mencoba segala cara agar kamu cinta sama aku. Tapi apa yang aku dapat? Yang aku dapat adalah kekecewaan yang kamu berikan. Awalnya, aku berpikir kamu sudah mulai perhatian sama aku, tapi aku salah, Aksara! Kamu hanya buat aku menjadi pelampiasan kamu. Dan itu menyakitkan bagi aku, terlebih lagi saat aku tau kamu cinta sama orang lain. Dan itu cinta pertama kamu sendiri, dan aku mengalah atas semuanya, kejar cinta pertama kamu! Aku bakal pergi bareng 'dia' dari kehidupan kamu. Dan gak bakal kembali lagi.
-From Angelica
Aksara terduduk di lantai dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.
"Arghhh! Kenapa kamu pergi, Lica! Maafin saya."
'Saya bakal cari kamu! Ke mana pun kamu berada!'
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Tuan Aksara (End)
Teen Fiction"Saya seakan berdosa, sudah menikahi gadis belia seperti kamu." Aksara Putra Dewana