Bab 67

6.8K 217 3
                                    

Saat sudah sampai di depan Apartemen Aksara, Lica tidak mau turun dari dalam mobil. Karna dia tidak akan sudi, jika harus satu atap lagi bersama Aksara.

"Lica!" Melihat Aksara memanggilnya, membuat Lica membuang wajah kesamping dengan emosi.

"Jangan bicara dengan saya! Saya tidak sudi! Jika satu atap lagi dengan Anda," ucap Lica dengan tegas, dan juga tatapan yang tajam ke arah Aksara.

Aksara hanya bisa diam, bahkan tidak menjawab ucapan pedas dari Lica. Karna dia tau, bahwa Lica sangat begitu membencinya. Dan itu lah misi Aksara sekarang, membuat Lica membuka hati lagi untuknya.

"Saya tau kamu sangat membenci saya, Lica! Tapi saya mohon ... apa tidak ada lagi maaf atau kesempatan untuk saya?" Seumur hidup Lica, baru kali ini dia mendengar suara Aksara yang seperti orang putus asa.

"Kalau kamu mau saya memaafkan kamu? Lepaskan saya! Dan pergi jauh dari hidup saya!" ucap Lica dengan suara yang bergetar, dan juga hati yang sakit saat mengatakan hal itu kepada Aksara.

Mereka itu seperti definisi, saling cinta. Tapi tidak bisa bersama, karna suatu keadaan.

"Maaf kan, saya ... saya tidak mau, kalau pisah lagi dengan kamu, Lica. Kamu tidak tau, bagaimana hancurnya saya? Saat kamu pergi dari kehidupan saya, Lica! Saya sangat hancur, karna kamu pergi meninggalkan saya."

'Sama, Om! Lica juga hancur waktu harus pergi dari, Om. Lica sayang sama Om! Tapi kesalahan Om, sulit untuk Lica maafkan.'

"Boleh beri saya, satu kesempatan lagi? Saya ingin memulainya dari awal," ucap Aksara dengan nada yang memohon kepada Lica.

"Maaf! Tapi saya tidak bisa."

"Kenapa? Apa alasan kamu, Lica?"

"Saya sudah memiliki anak dan suami!"

"Siapa suami kamu? Kamu masih ada ikatan dengan saya, Lica!"

"Bian! Bian suami saya, apa Anda bisa melihat tadi? Bagaimana kami berpegangan tangan? Jangan pernah pura-pura menutup mata Aksara! Kamu sudah bersama pilihan kamu! Begitu juga dengan saya."

Tubuh Aksara membeku di tempat, bahkan dia sampai tidak bisa berkata-kata sangking kecewanya. Tapi dia juga sadar, dia sudah membuat kecewa yang mendalam pada hidup Lica.

"Sia-sia yah perjuangan saya? Untuk mencari kamu? Pergi lah, jangan tunjukkan lagi wajah kamu di hadapan saya!"

'Maaf, Om! Lica terpaksa bohong, Lica gak mau kalau kita bersama lagi. Luka itu masih dalam banget! Terlebih mengingat bagaimana, Om tidur berdua bersama wanita lain.'

"Besok saya akan kasih surat perpisahannya, jangan lupa untuk ditanda tangani! Senang pernah mengenal Anda, Aksara."

Aksara hanya diam, bahkan tak menyaut apa pun yang dikatakan oleh Lica.

Melihat kepergian Lica, membuat Aksara tersenyum miris. Dia pikir, kalau ada kesempatan lagi untuk dirinya dan Lica. Ternyata tidak ada!

Ternyata Bian sudah melihat semuanya, bahkan Bian sedikit terkejut mendengar Lica mengatakan bahwa dia adalah suaminya.

"Lica!" Lica kaget melihat Bian sekarang sedang berdiri di hadapannya, dengan tatapan yang tak bisa dijabarkan.

"Lo denger semuanya?" Bian hanya bisa bungkam, karna dia juga tidak mengelak, bahwa dia mengetahui semuanya.

"Iya. Gue denger semuanya."

"Hehehe ... sakit yah, Bi. Saat lo memang harus pisah sama orang yang lo cinta! Gue gak mau egois, tapi luka gue belum sembuh. Gue bisa maafin semuanya! Kecuali perselingkuhan."

Bian membawa Lica ke dalam pelukannya, bohong kalau Bian tidak hancur melihat perempuan yang dicintainya itu juga hancur.

'Awalnya, gue memang pengen lo dalam hidup gue, Lic, tapi mengingat perkataan Kia yang butuh sosok seorang ayah. Gue jadi gak tega, dan gue juga tau! Kalau lo secinta itu sama Aksara. Gue bakal cari cara, dan bakal ngungkap apa yang sebenarnya terjadi.'

Aksara belum masuk ke dalam Apartemennya, dia bahkan menyaksikan Lica sedang berpelukan bersama Bian.

'Saya ingin memberitahu semuanya, tapi saya ternyata terlambat Lica. Semoga langgeng bersama Bian,' ucap Aksara dalam hati dengan tersenyum kecut.

Aksara pun menelpon papanya, dan mengatakan bahwa besok dia sudah kembali ke Indonesia.

"Setidaknya, saya sudah melihat keadaan kamu. Walaupun, kamu tidak lagi menjadi milik saya."

***

Saat sampai di rumah Lica, Bian langsung pamit pergi kepada Lica. Dan Lica pun langsung mengiyakannya.

Saat masuk ke dalam rumah, Netha langsung berdiri dan kaget melihat ekspresi Lica yang jauh dari kata baik.

"Lic, lo kenapa? Siapa yang buat lo jadi gin---"

"Netha!" Belum sempat Netha menyelesaikan ucapannya, Lica langsung memeluknya dengan erat, dan menumpahkan semua kesedihannya kepada kakak sepupunya itu.

"Kenapa, Lica? Siapa yang buat lo jadi gini? Bilang sama gue!"

"Aksara." Netha kaget, saat Lica menyebutkan nama Aksara. Nama laki-laki yang lima tahun lalu, yang sudah menghancurkan hidup adiknya itu.

"Kenapa lo sebut nama dia? Bukannya lo udah gak ada hubungan apa pun lagi sama dia?" Lica menatap Netha dengan mata yang sembam, lalu menceritakan semuanya dari awal. Hingga membuat Netha, menjadi tidak bisa berkata-kata.

"Jadi lo masih ada hubungan sama dia? Dan lo bilang? Kalau lo udah nikah sama Bian? Kenapa, Lic?!"

"Karna gue gak mau dia masuk lagi dalam kehidupan gue, Neth! Gue juga tau kalau dia udah punya anak! Gue cari tau semuanya tentang dia selama lima tahun ini! Tanpa sepengetahuan dia! Gue terpaksa bohong sama Kia, kalau papanya itu udah meninggal!"

"Mommy!" Lica berbalik badan, dan kaget melihat Kia yang berdiri di depan pintu dengan memegang boneka beruangnya.

"K--kia!"

Tbc

Istri Kecil Tuan Aksara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang