part 45

1K 19 0
                                    

Ustadz Alfian kini tidak mengajar di pondok pesantren milik bapaknya ustadzah Kia,ia kini mengajar di pondok pesantren milik orang lain. Selain mengajar di pondok pesantren,ia juga sering menghadiri pengajian, diundang untuk berdakwah, berceramah di pengajian,dan lainnya yang berurusan dengan agama. Karena kini anaknya ada enam, otomatis butuh banyak biaya,jadi isya Allah ia akan membuka usaha sendiri,entah usaha apa yang penting halal dan menghasilkan pundi pundi rupiah.
Orang tuanya memang memiliki bisnis batu bara yang penghasilannya lumayan besar,tapi tak mungkin ia harus minta modal usaha pada orang tuanya. Seorang suami sudah berkewajiban untuk menafkahi anak dan istrinya jadi orang tuanya tak wajib untuk memberikan nafkah kepada anak laki lakinya yang sudah menikah.

Pagi ini Alfian akan memberanikan diri untuk meminjam uang kepada orang tuanya,uang itu akan ia gunakan untuk modal usaha,jadi hasil dari usaha itu akan dibagi dua dengan orang tuanya, kayaknya bukan pinjam uang tapi investasi,nanti hasilnya bagi dua.
Yang mau buka usaha boleh dicoba investasi dengan orang lain.

Lanjut..

Ia juga sudah berdiskusi terlebih dahulu dengan Inayah, karena mereka butuh biaya lumayan banyak apalagi mereka memiliki enam anak,jadi terpaksa harus buka usaha.
Mengandalkan uang dari upah mengajar di pondok pesantren kurang cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia pergi ke rumah orang tuanya bersama Inayah dan tak lupa rombongannya yaitu enam anaknya.

Anak anak tertawa girang saat dalam perjalanan menuju rumah neneknya, maklum mereka jarang sekali jalan jalan, karena banyak anak gini repot

Lupakan sejenak tentang Ustadzah Kia...

_
"Assalamualaikum Oma,opa."

"Eh cucuku, aduhh cucuku,cantik cantik, ganteng ganteng,ayo masuk." Ucap Bu Sri Rahmawati Ibunya ustadz Alfian

Ia paling bahagia saat berkumpul dengan cucu cucunya

Anak anak berlarian kesana kemari, karena rumah neneknya sangat luas ,beda dengan rumahnya yang lumayan sempit,jadi pergerakan terbatas.

"Ibu,Alfian mau ngobrol sama ibu."

"Oh ayo duduk ,kita ngobrol sambil ngemil ."

Di meja terhidang banyak cemilan

"Anak anak jangan nakal ,nanti Oma marah ." Ucap Inayah, karena biasanya anak anaknya akan membuat rumah seperti kapal pecah berantakan karena ulah mereka.

"Biarkan mereka bermain sepuasnya nay," ucap ibu mertuanya

"Bu,jadi begini,Alfian berniat untuk membuka usaha, bagaimana kalo kita berinvestasi nanti hasilnya bagi dua, niatnya Alfian ingin membuka usaha restoran,jadi bagaimana Bu,apa ibu mau berinvestasi dengan Alfian, tapi maaf bolehkah Alfian meminta bantuan,Alfian pinjam uang Bu,maaf."

"Baiklah,nanti ibu kirim uang buat kamu buka usaha, hasilnya gak usah bagi dua,buat anak anak aja."

"Ibu serius?"

"Iya, rejeki anak anak."

"Alhamdulillah."

"Oh iya ,Tika bilang kamu dan Adzkia sudah bercerai, apakah benar .?!"

"Iya Bu,kemarin kita baru melakukan sidang perceraian,dan kami sudah resmi bercerai."

"Baguslah,itu artinya kamu bisa pokus pada Inayah dan anak anak." Ucap Bu Sri

Kenapa ya Bu Sri sepertinya tak suka dengan Ustadzah Kia?

Saat mereka sedang terlarut dalam perbicangan tiba tiba

Brak (suara benda jatuh )

"Apa itu ."

"Bu, maaf ini piring dijatuhkan oleh cucu ibu." Ucap seorang asisten rumah tangga sambil membawa piring mahal yang kini sudah menjadi pecahan piring

"Astaghfirullah,siapa yang pecahin piring Oma ." Teriak Bu Sri

Piring itu harganya mahal ,jadi otomatis akan berharga untuk Bu Sri

"Ibu maafkan anak anak ya Bu, namanya juga anak anak,di rumah kita juga mereka sering bikin ulah." Ucap ustadz Alfian

"Tapi masalahnya ini piring mahal,ibu pesan langsung dari Amerika,."

"Udah Bu ,nanti darah tingginya kumat ."

Beginilah alasannya Inayah jarang pergi ke rumah ibu mertuanya, karena takut anak anaknya membuat ulah ,di rumah ini semuanya serba mewah dan mahal .

••••
Sore harinya mereka baru pulang dari rumah orang tuanya ustadz Alfian,saat sudah sampai di rumah Inayah memarahi anak anaknya karena telah memecahkan piring mahal milik ibu mertuanya

"Siapa yang memecahkan piring milik Oma. Ayo ngaku."!?

Inayah berbicara dengan suara keras, karena ia merasa kesal pada anak anak

"Nay,jangan berbicara dengan suara keras di hadapan anak anak,nanti mereka meniru gaya bicara orang tuanya."

"Tapi Abi,Inayah kesel ,capek juga."

"Sabar ya namanya juga anak anak,seorang ibu kan sudah tugasnya mendidik anak anak."

Ternyata banyak anak tak semudah yang dibayangkan (menurut Inayah)

"Ayo tidur anak anak."

Di rumah itu hanya ada dua kamar, mereka belum bisa membeli rumah yang lebih besar, sedangkan rumah bekas ustadzah Kia sudah dijual, hasilnya dibagi dua dengan Ustadzah Kia. Itu adalah sebuah nafkah terakhir.

Azzam,Azmi , tidur di kamar yang sama, sedangkan para perempuan,azzzura, Az-Zahra,dan Azizah, serta Inayah tidur di kamar yang kedua .

Ustadz Alfian tidur di sofa rumah, mereka kini sudah tutup pabrik tidak berproses membuat anak,hihihi.

••••

















Kesabaran seorang istri (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang