⊂Hal. 3⊃

17 7 0
                                    

☆  ㅤ     ❏ ㅤ     ⎙           ⌲

ᵛᵒᵗᵉ    ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ     ˢᵃᵛᵉ       ˢʰᵃʳᵉ

◄••HAPPY READING ••►

       Ziga berlari kencang mengejar Zuyan dan Zano yang lari terbirit-birit menghindarinya, mereka berteriak karena kelelahan dan minta di ampuni oleh Ziga yang membuat mereka berlari dengan benar menjalani hukumannya.

"Ga, stop Ga!" sahut Zuyan sudah ingin menyerah di putaran ke 5.

"Capek bat," ucap Zano mengatur nafasnya yang tersengal.

"Siapa suruh? Ini kan ulah kalian juga!" kata Ziga mendengus sebal.

"Sorry, lagian Zuyan yang mulai!" kata Zano membuat Zuyan melotot padanya.

"Yaudah, gue yang salah. Zuyan ganteng yang salah!" sahut Zuyan dengan nada yang dramatis.

"Najis!" sahut Ziga dan Zano dengan kompak. Zuyan menghela nafas dan mengikuti keduanya melanjutkan sisa putaran hukuman yang tinggal 5 putaran lagi.

"Mereka kenapa lagi?" tanya Yoline menatap ketiga remaja di lapangan yang tengah berlari.

"Apalagi kalau bukan di hukum?" Prisa balik bertanya.

"Bukannya Ziga ganteng banget kan?" tanya seorang gadis ikut bergabung menatap ke lapangan, di seragamnya terdapat tag name yang tertulis Hasni Pertiwi.

"Zano lebih ganteng kok," sahut Yoline tetap memilih Zano.

"Kenapa lo gak jadi pacar nya Ziga?" tanya Prisa.

"Gak tau, Ziga selalu nolak kalau gue deketin," jawab Hasni dengan kesal dan menatap Ziga di sebrang sana.

Tak lama, bell istirahat berbunyi. Ketiganya segera mendekati tepi lapangan saat ketiga laki-laki itu sudah menepi pula.

"Zano, nih!" sahut Yoline tersenyum manis menyodorkan sebutol air mineral, tetapi beberapa gadis itu ikut menghampiri Zano dan memberikan minuman padanya, membuat Yoline jengkel. Zano hanya terkekeh dan berterimakasih pada mereka.

"Ikut gue," kata Prisa membuat Zuyan cemberut dan mengikutinya saja.

"Ziga, mau ke kantin bareng?" tanya Hasni dengan manis pada Ziga yang kini mengambil almamater nya di atas kursi.

"Duluan aja, gue gak laper." jawab Ziga dan berjalan melewatinya. Hasni menatap punggung Ziga dengan kecewa.

Zano hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Ziga yang cool itu.

∴∵∴ 

|Pukul 22 : 30

     Ziga menatap bar di depannya, bar Viorin. Milik Zano pribadi. Ia segera memasuki bar itu dan mencari kedua sobatnya.

Zano tampak sudah di kerumuni beberapa gadis seperti biasanya, Zuyan tampak ngenes tidak bisa bergerak bebas saat Prisa terus mengawasi di hadapannya. Ziga duduk diantara Prisa dan Zuyan.

"Dateng juga lo," kata Zuyan tersenyum, Ziga hanya mengangguk saja.

Tak lama, Zano ikut bergabung. Seorang pelayan bar membawakan beberapa botol minuman minum alkohol dan di tuangkan nya ke gelas mereka satu persatu. Mereka meneguk masing-masing gelasnya bersamaan.

BASED CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang