☆ ㅤ ❏ ㅤ ⎙ ⌲
ᵛᵒᵗᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ◄••HAPPY READING ••►
_______________________________________
Queena berdiri menatap rumah yang selama ini Ziga tempati bersama dengan nenek nya. Ia melangkahkan kaki memasuki pekarangan rumah, ia melihat seorang gadis cantik yang tengah menyulam menggunakan instingnya, entah kekuatan hebat apa gadis itu mampu melakukannya meski kedua bola matanya tidak berfungsi.
"Permisi," seru Queena dengan hati-hati, Anja terkejut dan menoleh kesana-kemari mencari-cari asal suara itu.
Queena mendekat dan duduk di kursi lalu menyentuh bahunya sejenak. Anja menoleh dan tersenyum manis ke arahnya.
"Iya? Cari siapa? Atau...ada yang bisa di bantu?" tanya Anja terdengar ramah dan lembut.
"Gue Queena, adik tiri Ziga." jawab Queena membuat Anja tampak terkejut.
"Kamu...adik tiri Kak Ziga? Maaf ya, aku gak tau kalau kak Ziga punya adik,"
"Memang seharusnya, gue gak perlu dateng. Tapi, kak Ziga bilang gue harus jaga kalian."
"Begitu ya, hal baik jika kalian akrab. Namaku Anja, salam kenal." Anja tampak tersenyum senang, ia mengulurkan tangannya membuat Queena segera menjabatnya.
"Ah, nenek kayaknya belum pulang. Mau menunggu di dalam?"
"Gue gak akan lama, gue cuman mau mastiin kalian baik-baik aja kan?"
"Iya, semuanya baik. Nenek sering keluar rumah akhir-akhir ini, ia bilang ada pekerjaan baru untuknya." Queena menyipitkan matanya dan mengangguk saja.
"Kalau gitu, gue pergi dulu. Jaga kesehatan kalian," tutur Queena dan segera berdiri.
"Oh...iya, hati-hati di jalan," sahut Anja tidak lepas tersenyum manis. Queena segera berjalan meninggalkan pekadangan rumah itu.
"Dia manis banget, pantes aja kak Ziga suka. Cih," gumam Queena menyunggingkan senyumnya.
∴∵∴
Yoline dan Zano berjalan di perpustakaan kota, keduanya tampak memilih dan memilah buku-buku yang ada di rak tinggi itu.
Saat Yoline berjalan ke rak lain, seorang laki-laki dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya menabrak Yoline. Buku-buku yang di pegang laki-laki itu berjatuhan ke lantai.
Keduanya berjongkok untuk memunguti buku-buku itu, "Sorry," ucap laki-laki itu tanpa mengangkat wajahnya.
"Gakpapa," kata Yoline memberikan buku-buku itu padanya, tetapi gerakannya terhenti saat melihat sebuah kalung di pakai laki-laki itu. Persis seperti yang di kenakan oleh Yuna semasa masih hidup.
Laki-laki itu segera berdiri setelah mengambil buku di tangan Yoline, ia melangkah meninggalkan Yoline yang terpaku di tempatnya.
"Yoline?" tanya Zano menatapnya heran. "Kenapa?" tanya nya lagi.
"Cowok itu...gue ada urusan, gue pergi sekarang!" kata Yoline segera berlari meninggalkan nya.
"Yoline!" seru Zano menatap kepergian nya dengan heran.
Yoline mencari laki-laki tadi dengan langkah yang cepat keluar dari area perpustakaan, punggung laki-laki itu sudah lumayan jauh dari jangkauannya. Meski begitu, ia segera berlari untuk mengikutinya.
Laki-laki itu berbelok memasuki gang diantara bangunan tinggi di kanan kirinya, Yoline mengikuti dengan langkah pelan dan detak jantung yang memburu. Saat ia memasuki gang yang sama, beberapa belokan membuatnya bingung. Punggung laki-laki itu sudah tidak terlihat, entah kemana ia berbelok.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASED CHANGE
Teen FictionZazizu, sebutan dan singkatan dari ketiga remaja laki-laki yang terkenal di sekolah. Laki-laki pertama yang di gemari banyak perempuan karena tampan dan ramah. Selain itu ia berasal dari keluarga yang serba ada, ia juga sudah memiliki penghasilan s...