⊂Hal.6⊃

10 6 0
                                    

☆ ㅤ     ❏ ㅤ        ⎙           ⌲
ᵛᵒᵗᵉ    ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ    ˢᵃᵛᵉ       ˢʰᵃʳᵉ

◄••HAPPY READING ••►

        Queena seolah terlatih, ia lincah mencari celah dan memberikan tembakan pada para preman yang ingin mengambil uang di dalam mobil.

Ia naik ke atas mobil dan menyerang yang mendekat saja. Sekali ia lengah hingga otot lengannya tergores pisah preman, ia menoleh menatap jaketnya yang sobek dan terasa perih di kulit. Ia menoleh tajam dan melompat menerjang pria itu. Ia terjatuh dan pisaunya terlempar.

Queena duduk di atas perut laki-laki itu yang menahan sakit di kepalanya karena terbentur tiang listrik.

"Tidurlah dengan tenang," ucap Queena tersenyum mengerikan dan mengedipkan matanya, lalu membidik tepat di jantung pria itu. Ia segera kembali berdiri dan konsentrasi.

Ziga melawan dengan tangan kosong, di gempuran musuh dengan senjata tajam nya. Tetapi, ia pun telah lincah dan terlatih. Hingga tidak terkena serangan dari mereka.

Ia menendang dan memberikan pukulan pada mereka, hingga beberapa orang pingsan dengan tinjunya. Musuh terus menyerang membuat nya terdesak. Saat ia lengah di depan, seseorang melayangkan besi panjang di punggungnya.

"Aakhh!!" belum sempat ia memukul punggung Ziga, Queena sudah lebih dulu membidik bahunya dengan peluru. Ziga menoleh dengan antusias.

Queena tersenyum dan meniup ujung pistolnya yang sedikit berasap. "Sama-sama Kak!" sahutnya dengan ceria.

Ziga mendengus dan menendang lawannya hingga tersungkur di tanah. Ia segera berlari memasuki mobil dan menyalakan mesinnya sebelum para preman itu bangkit kembali.

"Ngapain?! Buruan masuk!" teriak Ziga membuat Queena yang sedang sombong membidik menoleh padanya.

"Sialan," gumamnya, ia segera berlari memasuki mobil dan menutup pintunya dengan cepat.

Ziga menancap gas dengan segera meninggalkan tempat itu, beberapa preman mengejarnya tetapi jauh tertinggal.

Queena menghela nafas lega dan memasukan kembali pistol ke balik jaketnya ia menoleh ke kursi belakang dimana semua uangnya aman tersimpan.

∴∵∴ 

     "Lepasin Bang sakit!" seru Anja menahan diri untuk tidak mengikuti Angga.

"Lo harus ikut gue, gara-gara lo gue gagal dapet duit!" bentak Angga dengan tajam.

"Angga...jangan begitu sama adik mu...uhukk uhhukk..." seru seorang wanita yang nelangsa tidak bisa berdiri karena sedang sakit.

"Diem! Jangan ikut campur! Ini semua tuh karena Ibu juga! Hidup miskin dan taunya sakit aja! Dasar penyakitan!" sahut Angga membuat Ibu meneteskan air matanya.

"Ayo ikut!!" seru Angga menariknya cepat. Anja memberontak menahan dirinya, Angga menariknya dengan kuat. Wanita tua itu dengan sekuat tenaga beringsut dan memegangi kaki Angga.

"Jangan bawa Anja!" seru Ibu menahannya dengan kuat.

"Lepasin Bu!" sahut Angga menggerakkan kakinya, wanita itu memegangi dengan kuat.

Angga melepaskan Anja dan mendorong Ibunya dengan kuat. Ibu terpelanting dan menghantam vas bunga besar. Ia tergeletak di lantai dan kepalanya mengeluarkan darah.

BASED CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang