⊂Hal. 9⊃

7 4 0
                                    

☆ ㅤ     ❏ ㅤ        ⎙           ⌲
ᵛᵒᵗᵉ    ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ    ˢᵃᵛᵉ       ˢʰᵃʳᵉ

◄••HAPPY READING ••►

        Yoline menatap beberapa foto mendiang Yuna yang berjajar rapi di atas meja belajarnya.

"Kebanyakan dari foto ini tempat nya di bar Viorin." gumam Yoline, ia segera menempelkan foto-foto itu di sebuah papan tulis hingga semuanya terlihat lebih jelas.

"Ada Zano, Zuyan juga. Mereka pasti kenal sama Kak Yuna, gue harus mulai dari mana ya?" tanya Yoline memandang foto-foto itu dengan berpikir sedikit keras.

"Mestinya sih di mulai dari yang Deket ya," lanjutnya ia memberikan lingkaran pada foto-foto Yuna yang di ambil di bar Viorin.

Setelah selesai menimang-nimang, ia segera mengambil tas dan meninggalkan rumahnya. Yoline menaiki taxi untuk menuju ke bar Viorin.

Pukul 22 : 20

"Zano lagi gak ada disini," ucap seorang bartender saat Yoline tiba disana.

"Hhm, gue butuh sesuatu yang lain," kata Yoline membuatnya mengerutkan kening.

"Kayak apa?" tanya nya, Yoline mendekat untuk berbisik.

"Gue butuh rekaman cctv bar ini, dari bulan Januari. Atau, lebih dari bulan itu. Dan jangan sampai Zano tau," jawab Yoline dan menatapnya dengan alis terangkat.

"Gue tau gak akan gratis," lanjutnya.

"Buat apa lo butuh hal kayak gitu? Tanpa sepengetahuan Zano lagi, gue gak bisa kasih hal gituan,"

"Lo gak ngerti juga, ini ada hubungannya sama kematian seseorang." Bartender tampak mengerutkan keningnya karena bingung.

"Buruan, malah lemot. Mau bantu gue enggak?" tanya Yoline tampak tidak sabar.

"Sorry gue gak bisa. Itu bukan kerjaan gue,"

"Terus siapa yang kerja untuk itu? Gue mau temuin dia sekarang."

"Kalau itu-"

"Yoline? Ngapain kok disini?" tanya Zano menghampiri keduanya, Yoline menoleh dengan terkejut.

"Kalian ngobrolin apa?" tanya Zano lagi menoleh pada Bartender kali ini.

"Tadi Yoline minta-"

"Zan! Pelit banget dah staf lo. Masa gue pesen minuman aja gak boleh," potong Yoline cemberut menatap Zano.

"Minuman apa?" tanya Zano.

"Minuman beralkohol, katanya dia lagi stres," jawab Bartender dengan cepat. Yoline menatap nya dengan segit, Zano tampak menghela nafas menatap Yoline.

"Enggak, gue gak lagi stres lagi pengen aja." Yoline berkilah mencari alasan.

"Lo gak boleh pesen minuman kayak gitu. Ayo," kata Zano menarik lengan Yoline menjauh dari bartender.

"Zano," seru seseorang membuat langkah keduanya terhenti, seorang gadis cantik baru saja memasuki area bar.

"Hai Jessy," ucap Zano tersenyum manis padanya.

BASED CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang