⊂Hal. 13⊃

15 5 0
                                    

☆ ㅤ     ❏ ㅤ        ⎙           ⌲
ᵛᵒᵗᵉ    ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ    ˢᵃᵛᵉ       ˢʰᵃʳᵉ

◄••HAPPY READING••►

        Saat Ziga melangkahkan kaki memasuki area sekolah, semua mata tertuju padanya. Mereka berbisik-bisik saat dirinya lewat di hadapan mereka, entah apa yang terjadi kali ini. Bahkan di parkiran, terlihat dua mobil polisi.

"Kak!" seru Queena menarik Ziga ke tempat yang sepi.

"Apaan?" tanya Ziga dengan menjauhkan tangannya dari gadis itu.

"Lo gila ya? Ini apa?" tanya Queena menunjukan dua buah video yang di bandingkan yang satu palsu dan yang satu asli.

Video tak senonoh Zuyan kemarin, kini di bandingkan dengan video satunya yang menggambarkan wajah Ziga dengan jelas.

"Apa-apaan?" tanya Ziga tampak terkejut.

"Yang bener yang mana? Lo atau kak Zuyan?" tanya Queena tampak penasaran.

"Siapa yang nempelin wajah gue disana?"

"Mana gue tau, yang jelas semua orang tau kalau di video ini tuh lo, bukan kak Zuyan. Bahkan lo di tuduh edit video ini jadi wajah kak Zuyan yang sebelumnya di upload kemarin." tutur Queena membantu menjelaskan yang tampak nya Ziga tidak paham.

"Kenapa mereka bisa yakin?"

"Karena rumor tentang kunci jawaban, selama ini lo di tuduh nyontek,"

"Pemahaman dari mana anjir?"

"Gak tau, pokoknya gawat banget. Lo bisa di keluarin, belum lagi ini. Lo di tuduh melakukan kekerasan sama kak Yoline," Queena menunjukan sebuah Video dimana rekaman cctv menyoroti Ziga yang tengah mencekik leher Yoline.

Ziga memejamkan matanya dan menghela nafas panjang, ia tampak gamang. Mengapa semua kesalahan orang lain di limpahkan padanya?

"Kita harus gimana?" tanya Queena tampak cemas.

"Kita? Ini masalah gue," jawab Ziga dan berjalan meninggalkan nya. Queena tampak menatap punggungnya dengan kesal.

"Ah, sialan!"

∴∵∴ 

      Ziga berlari di sepanjang koridor mengabaikan tatapan dan ejekan dari murid lainnya, ia memasuki kelas dan mencari Zuyan serta Zano.

Namun, keduanya tidak ada di dalam kelas. Ia segera mencari di seluruh sudut sekolah sampai keringatnya menetes karena kepanasan.

"Heh! Dimana Zano dan Zuyan?!" tanya Ziga menatap Alan yang tengah memasang pengumuman di Mading.

"Mereka....di ruang rapat," jawab Alan. Tanpa pikir panjang, Ziga segera menuju ruang kepala sekolah.

Ia melihat dari kaca jendela, tampak di ruangan itu ada kepala sekolah, Zuyan dan Papahnya, Zano dan Ayahnya, serta empat orang polisi.

"Saya ingin anak itu di keluarkan dari sekolah, karena telah melanggar banyak peraturan di sekolah. Bahkan anak saya, menjadi korbannya." kata Papah Zuyan.

Mereka melakukan rapat tanpa sepengetahuan Ziga dan Nenek nya. Ini keterlaluan, apa alasannya? Karena mereka punya uang?

"Zuyan, Zano. Apa benar, Ziga yang ada di video itu?" tanya kepala sekolah. Zuyan dan Zano saling pandang untuk beberapa saat.

"Benar Pak," jawab Zuyan menoleh pada kepala sekolah.

"Benar Pak," jawab Zano setelahnya.

Ziga mengepalkan tangannya, dan menerobos masuk membuat mereka menoleh ke arahnya.

BASED CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang