⊂Hal. 8⊃

12 5 0
                                    

☆ ㅤ ❏ ㅤ ⎙ ⌲
ᵛᵒᵗᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ

◄••HAPPY READING ••►

       "Papah gak seharusnya ikut campur dan dateng kesini," kata Zuyan menatap Papah nya di lobi dekat ruang kepala sekolah.

"Jangan membantah, kamu sudah janji mau menuruti Papah. Hafalkan kunci jawaban nya, dan jangan sampai ada yang salah." tutur Pria tinggi itu dengan tegas.

Zuyan meremas lembaran kertas di tangannya ia menatap pria itu dengan tatapan tajam.

"Ini namanya curang Pah, ini curang!!" seru Zuyan mati-matian menahan emosinya.

Papah tersenyum mendengarnya, "Kamu tahu, apapun bisa dilakukan dengan uang."

Zuyan menatapnya tidak percaya, Papah segera melangkah pergi meninggalkan sekolah, ia tampak menatap punggungnya dengan tajam.

"Zuyan," kata Zano menghampiri setelah ia pun berpisah dengan Ayah nya.

"Lo juga dapet kunci jawaban nya?" tanya Zuyan membuat Zano mengangguk pelan, menunjukan lembaran kertas di tangannya sama dengan milik Zuyan.

"Bangsat," gumam Zuyan dengan kesal.

"Lo mau apa selanjutnya?" tanya Zano tampak bimbang mendapatkan kunci jawaban yang seharusnya tidak di ungkap pada murid mana pun sebelum ujian dilaksanakan.

"Apalagi? Ikuti aja mau nya mereka."

"Kalau murid lain tau...kita bisa tamat kan?apalagi kalau Ziga juga tau,"

"Hanya diantara kita, kalau sampai bocor. Gue yakin itu lo," ucap Zuyan dan melangkah meninggalkan nya.

"Woy, mana mungkin gue!" sahut Zano menatapnya kesal.

∴∵∴

      Queena terkekeh menatap gadis yang sudah basah kuyup di lantai, ia duduk di kursi dan menatapnya tajam.

"Lo terobsesi sama kak Zano?" tanya Queena menatap nya sinis, gadis itu menyeka air matanya dan menatap Queena.

"Kenapa gue gak boleh suka dia? Lagian, lo anak baru dan gak tau apa-apa," ucapnya membela diri. Queena kembali terkekeh kini dengan lebih sinis.

"Heh, Veylin. Gak peduli gue anak baru atau bukan, yang penting adalah gak ada yang bisa miliki kak Zano selain gue," kata Queena dan mengambil ponsel milik Veylin di kursi lalu melihat banyak tangkapan kamera.

"Lo emang penguntit! Mau gue kasih tau semua orang tentang lo?"

"Balikin!" seru Veylin mencoba merebut ponselnya kembali, tetapi Queena mendorongnya kembali tersungkur di lantai.

"Sialan lo bikin gue marah!" ucap Queena menoyor kepala nya kesal. Veylin tampak menatapnya dengan tajam.

Queena melempar ponsel Veylin ke lantai lalu menginjak-injak nya dengan cepat, Veylin tampak terkejut menatap ponselnya yang hancur di bawah sepatu Queena, Veylin mendorong nya menjauh dan memungut ponsel itu.

"Lo gila ya!" seru Veylin membuat Queena tertawa lepas.

"Iya, emang gue gila," ucap nya tanpa rasa bersalah, "Kalau lo buat kesalahan lagi, lo tanggung akibatnya," Queena melangkah meninggalkan Veylin yang menangis menahan amarahnya.

∴∵∴ 

       Ziga memasuki bar Viorin, beberapa staf membiarkannya karena ia teman Zano. Ziga menerobos keramaian dan menuju ruang VIP.

BASED CHANGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang