Part 39 - Ruangan Para Pendosa

1.5K 120 17
                                    

William sedang sibuk di seberang meja meracik minuman sparkling. Menjadi bartender pribadi Zee dan menyajikan minuman terbaik.

Zee sangat takjub. Pria itu tidak memperbolehkan Zee meminum minuman di club, sehingga menggantikannya di rumah.

"Silakan, Nona!" kata William sembari meletakkan minuman di depan istrinya.

"Terima kasih, Tuan." jawab Zee seraya mengangkat gelas minumannya. Meneguk sedikit untuk merasai bagaimana hasil racikan William. "Ini enak. Enak sekali!"

William tersenyum bangga. Tentu saja. Dia berpengalaman masalah minuman.

"Will, ini enak. Aku ingin meminumnya lagi." seru Zee berbinar-binar.

"Kau ingin lagi?"

"Ya,"

"Baiklah."

Zee menyerahkan gelas kosong pada pria itu. William meracik kembali. Memasukkan daun mint yang segar lalu mengocok dengan lincah dan beberapa atraksi. Seperti melempar mug stainless, memutari badan William dan tiba-tiba meletakkan di atas meja dengan sedikit keras.

Zee bertepuk tangan meriah. Senyum William kembali tersungging lebar. Menuang minuman ke dalam gelas lalu menyuguhkan untuk Zee.

"Segar,"

"Jangan minum sekaligus. Ku harus meresapi rasanya. Minum sedikit-sedikit saja."

"Benarkah? Aku harus meminum sebanyak apa?"

"Seteguk. Tahan di mulutnya sebentar."

Zee melakukan perintah William. "Bagaimana?"

"Enak," Zee menelan semua di mulutnya tanpa sadar.

William tergelak. Tidak memaksa gadis itu melakukannya lagi.

Bukan hanya minuman. William menunjukkan kemampuannya yang lain. Dia juga ahli dalam memasak. Kali ini membuat makan malam Ratatouille.

Zee berbinar-binar bahagia. Dia memperhatikan William mengolah bahan-bahan dengan mantap.

William mengizinkan Zee membantunya. Seperti memarut tomat, mencampur ke wadah. Mengiris beberapa bahan yang meskipun tidak rata, pria itu segera memperbaikinya.

"Dari mana kau belajar ini semua?" tanya Zee penasaran.

"Ini hanya kemampuan kecil. Aku ahli dalam segala hal. Hanya sekali melihat, aku langsung bisa. Yakinkan, kau bertemu orang yang tepat."

"Benarkah?"

"Yeah!"

Zee sangat senang mendengarnya. William juga berjanji akan menunjukkan kemampuannya yang lain. Dia akan menyuguhkan berbagai menu makan malam spesial untuk gadis itu.

Tentu saja Zee sangat menantikannya. Dia sangat beruntung memiliki William.

"Will, aku ingin menari seperti orang-orang di ruangan tempat kau bekerja." pinta Zee. Mengutarakan keinginannya sembari menunggu makanan matang. "Mereka melompat-lompat dan beramai-ramai. Aku ingin bergabung seperti mereka. Aku berjanji tidak akan minum."

William meringis, hal ini yang dia khawatirkan bila Zee ikut bekerja. "Kau tahu, orang-orang di sana sangat ganas. Aku khawatir bila kau menari bersama mereka."

"Apa yang akan terjadi jika aku menari bersama mereka?"

"Orang-orang di dalam ruangan itu tanpa peraturan. Mereka buas dan sadis. Banyak sekali terjadi pelecehan di sana. Seperti yang sudah kujelaskan padamu. Kau harus menjaga tubuhmu, terutama bagian yang pribadi."

Zee terperangah. "Mereka yang berpelukan dan berciuman belum menikah?"

"Ya, mereka tidak memiliki aturan."

SINNER [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang