Part 41 - Kondisi Zee

1.4K 128 7
                                    

William berjalan bolak-balik di depan pintu sebuah ruangan, sementara para tenaga medis sedang memeriksa gadis di dalamnya. Dia merasa gelisah dan tidak bisa tenang sampai mendapatkan hasilnya.

Gadis itu tertabrak dan tidak sadarkan diri. William memerintahkannya untuk menunggu, tetapi gadis itu malah berlari mengejarnya.

William merasa sangat khawatir, perasaannya bercampur aduk. Dia tidak bisa berandai-andai, situasinya tengah genting.

Emosi William meluap saat melihat Tom masih berkeliaran setelah menipunya. Rasa dendam yang telah lama dipendamnya terhadap pria tersebut membuatnya merasa ingin menangkapnya begitu melihatnya.

"Mr. Philip, mari ikuti saya ke ruangan. Ada hal yang perlu kita bicarakan," ucap Dokter yang baru saja keluar dari kamar Zee.

Jantung William berdegup kencang, tetapi dia mengikuti dokter itu. Mereka memasuki ruangan lain dan duduk berhadapan di seberang meja.

"Maaf, Mr. Philips. Kami harus memberitahukan ini pada Anda, meskipun dengan berat hati," kata Dokter dengan menghentikan sejenak ucapannya, "Zee mengalami keguguran, janinnya berusia enam minggu," jelasnya dengan penuh kesedihan.

William terkejut sampai tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya diam saat dokter melanjutkan penjelasan tentang kondisi Zee saat ini.

Dokter menjelaskan bahwa Zee membutuhkan perawatan khusus dan harus dirawat hingga sembuh sepenuhnya.

William segera menuju ruang inap Zee setelah berbicara dengan dokter. Dia duduk di sebelah Zee dan memandang wajah gadis itu yang terpejam dengan tenang.

Pria itu melirik perut Zee, tanpa mereka sadari gadis itu memiliki janin selama ini. Namun kini, mereka telah kehilangannya.

Bagaimana William akan menjelaskan hal ini pada Zee atau apakah dia akan menyembunyikannya?

Pria itu merasa hampa. Tanpa menyadarinya, William sangat takut kehilangan gadis itu, atau mungkin sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Dia menggenggam tangan Zee dan menatap wajahnya dengan pikiran yang kacau.

Dia memikirkan apakah ini adalah sebuah karma baginya, sebagai konsekuensi dari perilakunya yang selama ini mengabaikan Zee.

***

Pertama-tama yang harus dilakukan William di malam selanjutnya adalah pergi ke club untuk bicara dengan Manajer.

Manajer sedang sibuk melakukan pengecekan pembukuan ketika William tiba. Dia menyuruh William masuk dan duduk di seberangnya.

"Apa yang kau inginkan, Will? Ada apa kau menemuiku?" tanya Manajer sambil fokus pada William.

"Begini," William memberikan jeda. "Aku ingin meminjam sejumlah uang. Sebagai gantinya, lakukan pemotongan upahku," jelas William langsung pada intinya.

Manajer menghela napas panjang. Dia tidak senang dengan permintaan ini, karena seharusnya tidak ada peminjaman uang di tempat kerja.

"Zee mengalami kecelakaan. Sekarang dia ada di rumah sakit. Kami kehilangan calon bayi kami."

"Aku turut berdukacita mendengar berita ini," ucap Manajer dengan simpati. "Tapi, Will ..., seperti yang kau tahu. Setelah kita kehilangan tiga DJ yang handal, pemasukan kita menurun. Aku sangat menyesal, aku tidak bisa membantumu."

William diam-diam menarik napas panjang. Ekspresinya menunjukkan kekecewaan. Dia berharap Manajer bisa membantunya dalam melunasi biaya rumah sakit. William berjanji akan menggantinya dengan bekerja lebih keras dan mencicil hutangnya.

SINNER [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang