William akan membunuh Hans! Pria berengsek itu memaksanya pulang. Membekukan semua kartu kredit dan membuatnya miskin. Parahnya, mempermalukan William di depan seorang gadis yang akan dikencaninya.
Perjalan panjang yang melelahkan tak menyurutkan niat William untuk membunuhnya. Melanjutkan perjalanan dari bandara menuju kantor menemui Hans. Kantor yang sudah lama dia tinggalkan, lima tahun lalu sejak memutuskan pergi ke California.
"Selamat datang, Tuan," Seorang petugas membukakan pintu mobil dan menunduk sopan, lalu menutupnya kembali setelah William.
Gedung itu tidak mengalami banyak perubahan. William tidak memiliki waktu untuk berkeliling, fokusnya hanya pada Hans. Pria itu berada di sebuah ruangan tengah sibuk berkutat dengan dokumen-dokumen penting.
William hendak menerjang tiba-tiba, namun dihentikan dua pria yang tiba-tiba muncul. Mengunci tubuhnya. Terlatih mengamankan keadaan dari pria perusuh itu. Tentu saja Hans sudah menyiapkan ini sebelum kedatangan William.
"Berengsek!" William memaki.
"Silahkan, duduk." Dengan tenang dan sopan, Hans mempersilakan William duduk di sofa.
William mengibaskan tangan pria-pria tadi dari tubuhnya. Lalu mereka keluar ruangan, menutup dan berjaga di luar.
"Begini, William." kata Hans langsung memasuki inti dari pembicaraan. "Aku tidak bisa mempertahankan perusahaan ini. Posisiku goyah. Banyak perusahaan yang menarik saham karena mereka meragukan keberlangsungan perusahaan ini sejak kematian Tuan Philip, kakek Anda."
"Perusahaan ini saja tidak bisa kau pertahankan? Apa yang sudah kau lakukan selama ini? Berapa banyak kerugian perusahaan telah membayar kau selama ini?"
Hans mengabaikan komentar pedas itu. Dia mengeluarkan beberapa dokumen penting yang sudah disiapkan, menunjukkan pada William, dan mulai menjelaskan tanpa basa-basi.
"Perusahaan ini sudah bangkrut. Saya mengharapkan Anda kembali mengambil alih perusahaan ini. Kita bisa bekerja sama untuk memulihkan reputasi perusahaan. Ini total hutang yang dimiliki perusahaan."
William menggeram marah. "Dan kau ingin aku memegang kendali perusahaan dengan hutang sebesar ini?"
"Beberapa perusahaan masih bersedia memberikan pinjaman."
"Tidak! Aku akan menjual perusahaan ini."
"Ka-kau?" Hans terkejut.
"Apa yang bisa kau harapkan dari perusahaan yang sudah bangkrut?" William tak peduli. Dia hanya ingin bersenang-senang dan bermain wanita.
"Jual perusahaan ini, lunasi semua hutang dan sisanya berikan padaku." tambah William.
"Kau tidak ingin mempertimbangkannya lagi?" Hans mencoba membujuk.
"Tidak!"
"Kau akan kehilangan segalanya. Rumah dan semua aset-aset berharga telah habis."
"Aku memang sudah kehilangan semuanya!" William mengangkat bahu. "Aku akan kembali ke California dan melanjutkan hidup di sana."
"Kau akan membawa Nyonya Philip?"
"Tidak!" William cepat-cepat menyela. "Biarkan dia tinggal di sini."
"Dia menunggumu."
"Aku tidak akan bertemu dengannya lagi."
"Besok dia ada pertunjukan."
"Aku tidak tertarik!"
Hans menahan diri dengan kesabaran ekstra menghadapi William. Hans lebih tua lima tahun darinya, adalah tangan kanan almarhum Tuan Philip yang kemudian menggantikan posisinya sementara.