William dan Zee menikmati makan malam dengan menggunakan layanan antar, William mengelap mulutnya setelah meminum air dari gelas. Zee sedang menikmati burrito isian daging dan sayuran di seberangnya, tampaknya sangat menyukainya. Dia bahkan meminta William untuk memesannya lagi di lain waktu.
"Habiskan makananmu, aku akan menunjukkan kamar untukmu," ucap William sambil memperhatikan Zee menikmati makanannya.
"Kamar untukku?" Zee terkejut.
"Ya."
"Kamar kita?"
"Tidak, hanya kamar untukmu."
"Kamarmu?"
"Ruang tidur tadi malam yang kau gunakan."
"Mengapa kita tidak tidur dalam satu kamar?"
"Aku tidak terbiasa tidur dengan orang lain," tegas William.
"Aku istrimu,"
"Maafkan aku, tapi ini sudah menjadi keputusanku demi kebaikan kita."
"Apa yang terjadi jika kau tidur dengan orang lain?"
"Aku bisa terlalu aktif dan menendangmu jatuh ke lantai."
"Tadi malam kau tidak bereaksi seperti itu padaku."
"Itu hanya keberuntunganmu. Tapi kau tidak akan selalu beruntung setiap malam. Percayalah, aku memikirkanmu."
"Kau tidak tidur di sofa saja," ucap Zee.
"Aku tidak bisa."
"Mengapa?"
"Aku memiliki gangguan tidur yang aneh. Aku bisa berjalan-jalan dan tanpa sadar mencekik orang di sekitar saya."
"Kau ikat saja badanmu,"
William menghela nafas panjang, menampilkan ekspresi sedih. "Aku sedang berusaha mencari pengobatan. Dan kau harus merahasiakan ini dari siapa pun. Jadi, untuk keselamatanmu, kau harus memiliki ruangan pribadi."
"Baiklah," Zee menurut. Dia segera menyelesaikan makanannya dan minum. William menghela nafas berat, membersihkan piring-piring kotor dan memasukkannya ke mesin cuci piring.
"Kemari,"
William mendorong Zee ke sebuah ruangan. Gadis itu terkejut melihat ruangan itu lebih kecil dari kamar sebelumnya. Namun dari sana, ia bisa melihat pemandangan kota yang luas.
"Aku akan tidur di sini?" tanya Zee untuk memastikan.
"Ya, dan kau juga mandi di sini. Jangan menggunakan kamarku lagi, karena itu adalah ruangan pribadiku."
Meskipun Zee cemberut, William membawa koper Zee ke dalam. "Silakan atur pakaianmu dan letakkan di lemari."
"Aku tidak pernah melakukannya sebelumnya," kata Zee cemberut.
"Mulai sekarang, kau harus belajar melakukannya," desak William.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Buka kopermu, lalu pindahkan pakaian ke lemari."
Zee mengangguk dan mengikuti perintah William. Dia membongkar isi koper dan meletakkan pakaiannya di lemari. Beberapa pakaian jatuh, tetapi Zee menggulung dan menumpuknya di atas lemari. "Seperti ini?"
"Ya," William membenarkannya. "Rapikan pakaianmu, kemudian masukkan ke dalam sini. Dan ini juga,"
"Tidak, ini. Boo akan menemaniku tidur." Zee memeluk boneka gajah kecil yang terlihat seperti bayi yang baru lahir.
"Baiklah," William menyerah. "Kau tidur di sini."
"Aku tidak menyukai warnanya."
"Warna apa?"