Pagi-pagi sekali mereka sudah bersiap-siap dengan pakaian rapi. Zee mengenakan gaun terbaik yang dia miliki. Hadiah dari William beberapa minggu lalu, sebuah hadiah karena Zee semakin mandiri.
Mereka berbelanja bulanan, Zee menghapal hampir semua produk dengan ukuran yang mereka perlukan. William sangat bangga akan hal itu. Kebetulan mereka melewati toko penjual pakaian wanita.
Tanpa pikir panjang, William membawanya ke dalam. William juga mendapatkan bonus dari pekerjaannya. Keberuntungan tengah berpihak pada mereka.
"Aku sangat gugup," gumam Zee mengetatkan gigi. Melewati orang-orang berlalu lalang, mereka melangkah sambil bergandengan tangan menuju stasiun.
Zee menyukai transportasi umum. Bertemu dengan banyak orang. Dia senang memperhatikan gerakan mereka.
Sebagai gadis yang selama ini terkurung di sangkar emas. Setiap gerakannya di awasi dan dikawal. Zee tidak pernah sepenuhnya bebas.
Sehingga ketika ada hal-hal baru, dia sangat antusias dan menikmatinya. Termasuk orang-orang yang berlalu-lalang.
"Will, apakah semua orang ini akan pergi ke Disneyland?" tanya Zee penasaran. Kereta penuh, William menyudutkannya dibalik badannya. Punggung Zee menyandar pada dinding kereta.
"Tidak,"
"Ke mana mereka akan pergi?"
"Mungkin hendak pulang atau pergi bekerja. Berlibur, mengunjungi kerabat. Entahlah, semua orang memiliki tujuan masing-masing dan berbeda-beda."
Zee terperangah, "Kau sering menggunakan kereta untuk bepergian?"
"Tidak,"
"Mengapa?"
"Aku memiliki mobil."
"Kau tidak pernah menggunakan kereta, tetapi kau sangat ahli. Kau tidak pernah salah tujuan?"
"Tidak. Semua ada petunjuknya."
Zee mengangguk paham. Mereka hanya perlu berani untuk mencoba sesuatu.
William merapatkan wajah mereka. Mengecup gadis itu yang dibalas pelukan hangat di pinggangnya.
Announcer mengumandangkan pemberhentian stasiun berikutnya. Zee dan William turun dan berganti kereta. Berpegangan tangan dengan langkah ringan.
Senyum Zee terukir lebar. Dia sangat menikmati perjalan ini. Meskipun buru-buru dan berdesakan. Memberikan pengalaman yang menyenangkan, tidak pernah dia temukan sebelumnya.
Sepanjang hari mereka habiskan bermain di taman hiburan. Mengendarai beberapa wahana sampai Zee pusing. Memotret banyak kenangan dan membelai beberapa jajanan. Menyaksikan beberapa pertunjukan karakter kesukaannya.
Zee sangat puas. Dia dan William berpelukan, sesekali melempar kecupan.
"Kau bahagia?"
"Aku sangat menyukai semuanya. Aku sangat bahagia. Terima kasih, Will. Aku mencintaimu." ungkap Zee berapi-api. Memeluk William untuk kesekian kalinya.
Pria itu terkekeh, membalas pelukannya. Zee sama sekali tidak mengeluh kelelahan. Dia gadis yang sangat kuat dan mandiri. William sangat bangga padanya.
Berjalan beberapa mil, keringat mengucur, antri dan berdesakkan tidak menghentikan kebahagiaan mereka hari ini.
William mengajak Zee pulang. Mereka memiliki dua hari kunjungan. Besok adalah puncaknya. William ingin mengendarai permainan yang memacu adrenalin.
Zee setuju pulang, menyimpan energi untuk besok. William merangkum bahu Zee dan dibalas pelukan di pinggang.
Berbincang sambil berjalan kaki menuju stasiun. Mereka merencanakan makan malam di sebuah restoran yang tidak jauh dari stasiun.