Excuse me gaisss ☺
Welcome to my story ☺
Enjoy and save on your library.
Meski ini cerita udah END 😃🐹❤ Tapi aku mohon dengan sangat untuk tetap kasih vote dan komen ya gaiss bagi yang membaca. Yang udah baca, tapi belum boom vote sama komen, yok! Ayok ditunggu 😃🐹❤ Dengan boom vote dan komen positif dari kalian maka karyaku akan semakin bertambah dan aku semakin banyak inspirasi. Makasih gaiss atas perhatiannya 🐹❤😃Salam sayang 💕
Dari istri Chenji ☺🐬🐹
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Berjam-jam menghabiskan waktu berkutat dengan beberapa tumpuk buku tebal dan penjelasan panjang dari dosen. Pening, itu yang dirasakan seorang gadis yang kini menduduki semester 5 perkuliahannya. Sesekali ia melirik arloji yang melingkar di tangannya. Sudah 3 jam terhitung lamanya ia tidak membuka ponselnya. Dosen di mata kuliahnya ini melarang keras mahasiswanya berkutat dengan ponsel saat pelajaran beliau. Jadilah gadis itu menahan segala keinginan untuk mengecek ponsel.
Waktu habis, dosen mata kuliah terakhir langsung mengucapkan salam perpisahan sebelum mahasiswanya meninggalkan kelas.
Gadis itu berjalan cepat setelah berhasil memasukkan barang bawaannya ke dalam tas. Agak berat karena ia membawa beberapa buku tebal serta laptop.
Senyumannya tertarik melihat seorang pemuda tinggi berseragam SMA yang tampak mempoutkan bibirnya kesal.
"Nuna, kenapa gak jawab pesan Jisung?" tanya pemuda itu dengan suara berat nya. Namun percayalah wajahnya terlihat sangat menggemaskan.
"Kamu harus inget sayang, hari Jum'at itu mata kuliah nya Pak Kim. Jelas nuna gak bisa buka HP dong."
Jisung menghela napas. Ia segera menarik kekasih nya ke dalam mobil.
"Maafin nuna ya, Jisung. Kan habis ini kita spend time. Jisung mau kemana nuna turutin."
"Mau peluk dulu, Jisung capek."
Dengan senang hati kekasih Jisung yang lebih tua 3 tahun dari remaja bermarga Park itu memeluk erat kekasih nya. Jisung bertubuh tinggi menjulang namun jiwanya benar-benar seperti bayi.
"Jisung sayang banget sama Rara Nuna," ucap Jisung semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Rara yang tenggelam di dada bidang Jisung.
Rara terkekeh di balik dada bidang Jisung. Sudah terhitung satu tahun mereka pacaran. Keduanya berinteraksi seperti orang pacaran pada umumnya. Namun satu hal yang terkadang membuat Rara bingung adalah, Jisung yang terlalu posesif dan manja. Ia selalu ingin menjadi prioritas Rara. Tidak apa-apa, gadis itu memang sudah sangat mencintai Jisung apa adanya.
"Mau peluk sampe jam berapa? Kamu belum makan loh, mau kemana?"
Jisung terlihat kecewa sembari melonggarkan pelukannya. Jisung memang suka begitu. Pemuda itu ngambek karena tadi pesannya tidak segera di jawab oleh Rara. Malah centang satu karena HP gadis itu tidak aktif.
"Mau ke apartmen nuna aja. Gak mau nuna dilihat siapa-siapa. Nuna cuma punya Jisung."
Rara tertawa pelan. Ia sudah sangat memaklumi sikap Jisung yang seperti itu.
"Iya, nuna cuma punya Jisung." Rara mengelus pelan pipi tirus Jisung. Sang empu tersenyum senang tanpa basa-basi lagi segera melajukan mobilnya.
Minggu kemarin Jisung sangat senang karena ia berhasil melakukan ujian berkendara dengan sangat lancar serta mendapat surat izin mengemudi dengan mudahnya. Pemuda itu langsung membeli mobil terbaik untuk mengantar jemput kekasih nya kuliah.
"Ayah sama Ibu pergi. Jisung disuruh nginep di apartement nya nuna," ucap Jisung setelah menutup pintu mobil.
Rara tersenyum. "Oke, malem ini bobok sama nuna. Jisung mau nuna masakin apa?"
Jisung terlihat sangat bahagia. Ia merangkul tubuh sebatas ulu hati di sampingnya.
"Apapun yang nuna masak, Jisung suka."
Rara tersenyum, menimpali rangkulan Jisung meski terasa sangat berat. Beginilah resiko berpacaran dengan bayi titan.
❖
"Nuna masak dulu ya, Jisung. Jangan ke dapur sebelum nuna selesai masak."
Jisung menghela napas panjang. Ia memang lebih suka mengacaukan dapur ketimbang membantu. Jadi Rara melarangnya untuk bergabung di dapur. Dengan bosan pemuda itu membuka ponselnya untuk mabar bersama geng nya.
Tidak terasa Jisung mabar selama satu jam. Pemuda itu menegakkan tubuh tingginya. Ia celingukan sebelum akhirnya beranjak dari ranjang tempat nya bersandar. Seragamnya telah terganti oleh kaos oblong berwarna hitam serta celana santai selutut. Jisung berjalan pelan menuju ke arah dapur. Aroma masakan membuat pemuda itu tersenyum.
"Nuna, apa Jisung udah boleh ke dapur?" tanya Jisung dengan suara beratnya sembari bersandar di pintu dapur.
"Boleh sayang, masakan udah siap." Rara tampak antusias menyiapkan banyak makanan untuk makan malam mereka berdua.
Jisung berdiri di samping Rara. Memperhatikan setiap gerak-gerak gadis berusia 21 tahun itu dalam menyiapkan semua makanan yang telah diolahnya menjadi masakan yang lezat.
"Ayo makan, kenapa bengong?" tanya Rara sembari melihat Jisung yang hanya melamun menatapnya.
"Jisung masih marah sama nuna?" tanya Rara dengan sabar. Gadis itu memeluk Jisung terlebih dahulu.
"Hmmm, marah banget!" ucap Jisung dengan suara beratnya yang di tekan.
Sebenarnya Rara bingung. Jika hanya karena tidak fast respon dalam membalas pesan, Jisung tidak mungkin sampai seperti ini.
"Jisung, nuna ada salah apa sama Jisung? Coba ceritain." Rara mendongakkan wajahnya menatap Jisung yang masih memasang wajah datar.
"Semalem, Nuna jalan sama siapa?" tanya Jisung sembari menatap Rara dengan dingin.
Percobaan dulu 🐹🤏🏻
Kalau rame bakal lanjut 🐹🤏🏻💖Jangan lupa spam komen and vote💖🐹
Tinggalkan jejak aegiiii 🐹💖

KAMU SEDANG MEMBACA
My Darling || Park Jisung 🐹🔞✔️
Fiksi Penggemar"I love you, Park Jisung." Mature area 21+ ©zdr_1000le