novel STEPDAD OBSESSION sedang open PO!! kamu yang suka kisahnya christof bersama shopia, ayok pesan sekarang!!
jangan sampai ketinggalan ya! saya berani jamin kamu tidak akan menyesal membeli karya-karya berbayar milik saya :D
***
Shopia lebih dulu menyelesaikan makanan meskipun sudah ditawari untuk lebih banyak lagi menghabiskan makanan yang sudah tersaji di atas meja. Remaja itu berlalu untuk ke kamar mandi. Namun, sudah hampir lima menit Shopia tak kunjung kembali.
Christof menatap layar ponsel yang menunjukkan jika anak tirinya itu masih berada di sekitaran rumah makan cepat saji. Pelacaknya menyala dan diam di sana. Tangannya terangkat rendah tatkala seorang pelayan tak sengaja menatap ke arahnya.
"The bill please ...."
Pelayan itu memberikan rincian makanan apa saja yang dipesan lengkap dengan jumlah porsi serta harga. Membayar di tempat dengan kartu debit yang diambil dari dompet berwarna hitam.
Tak begitu keluar uang banyak seperti yang sebelum-sebelumnya. Christof pun tak masalah sebenarnya mau mengeluarkan seberapa banyak uang untuk keperluan dirinya bersama Shopia. Selama anak tirinya itu senang Christof pun ikut senang.
Christof beranjak dari tempat duduk. Menghampiri kamar mandi perempuan. Namun, langkahnya harus terhenti ketika seorang wanita paruh baya menegurnya tatkala ia keluar dari kamar mandi.
"Hey?! Ini kamar mandi wanita. Tidak bisa kah kamu melihat?" telunjuknya terangkat; menunjuk papan informasi yang menunjukkan gambar wanita dengan tulisan woman.
"My bad," jawab Christof seraya menjauh dari sana. Ia merogoh saku celananya kembali. Menghubungi Shopia untuk menyuruhnya keluar.
Tidak lama dari itu Shopia menghampiri. Christof sedikit mengulas senyum. Dirinya menarik tubuh remaja itu ke dalam dekapan. Lalu membawanya keluar dari rumah makan cepat saji tersebut.
Kembali menyusuri lorong sebelum matahari benar-benar tenggelam. Shopia tak banyak bicara seperti yang sudah-sudah. Christof pun tak masalah dengan hal tersebut karena baginya Shopia sudah menurut dan mau mengikuti semua perintahnya itu sudah lebih dari cukup.
"Kamu mau beli apa sayang?"
"Tidak ada."
"Kamu mau pakaian baru tidak?" tanya Christof lagi satu detik setelah masuk lift. Shopia tampak menggeleng atas lontaran pertanyaan Papa tirinya barusan.
"Ice cream?"
"Nah I'm good."
"Lalu kamu mau beli apa sayang, hm? Tidak apa-apa bilang saja nanti Daddy belikan apa yang kamu mau."
Shopia kembali menggeleng. Benar-benar tidak mau membeli apa pun. Tidak ada sesuatu hal yang membuatnya tertarik untuk dibeli. Bahkan ketika tiba di lorong pakaian serta tas ber-merk pun dirinya hanya melirik tanpa minat.
Tangannya ditarik ke toko baju pria. Shopia tak menolak terlebih Christof sudah lebih dulu membungkamnya dengan pertanyaan yang sebenarnya tidak penting juga untuk ditanyakan.
"Daddy mau beli kemeja. Kamu mau pilihkan yang cocok untuk Daddy?"
"Memangnya Daddy mau yang seperti apa kemejanya?"
Christof mengusap dagu pelan; seolah berpikir. "Coba kamu carikan dulu saja nanti kamu lihat apakah kemejanya cocok untuk Daddy atau tidak."
"Iya Dad."
Shopia beranjak; hanya menggeser beberapa langkah dari samping Christof. Menilik-nilik kemeja yang berjajar rapi. Banyak model dan banyak warna. Namun, fokusnya tertuju kepada kemeja putih yang yang berderet tepat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐄𝐏𝐃𝐀𝐃 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Teen Fictionᵎᵎ mature content! ᵎᵎ an age gap romance adult book! Semenjak Hannah masuk rumah sakit, perlakuan Christof berubah 180 derajat terhadap anak tirinya. Rasa kasih sayang sebagai ayah sambung perlahan berubah. Rasa takut kehilangan serta ingin mem...