"Daddhh!! Erghh!!"
"Erghh!!" Remaja itu memutar bola mata ke atas sampai menyisakan yang berwarna putih. Benar-benar tak bisa menerima serangan rasa geli di titik paling sensitif.
Christof menoleh tatkala anak tirinya itu mengejang; menembakkan air kencing unuk yang ke sekian kalinya membasahi tempat tidur. Shopia menghela napas kasar.
Pria dewasa itu tak mengindahkan sudah berapa lama ia menghukum Shopia meskipun hari sudah mulai sore. Ia pun belum memberikan remaja itu makan. Fokusnya selalu kepada punisment yang akan membuat Shopia mengerti dan paham untuk tidak mengulangi kesalahan.
"D-daddhh ... p-please ... ampun ...."
PLAK!!
"AW!" Shopia menjerit tatkala telapak tangan Christof mendarat sempurna di atas dada. Cukup keras tamparannya sampai membuat Shopia menjerit merasakan rasa sakit yang kebas.
Christof beranjak. Ia sudah tak memakai pakaian. Telanjang dengan tanpa bersalah di hadapan Shopia yang sama-sama telanjang. Ia berjalan ke arah celana kainnya yang tadi ia pakai. Merogoh saku lalu mengambil benda pipih berwarna hitam.
Shopia tak mau melihat apa yang sedang dilakukan oleh ayah tirinya itu. Memejamkan mata tatkala menyadari jika Christof sedang memotret dirinya. Berkali-kali karena terdengar suara jepretan dan juga flash yang cukup terang meskipun di dalam ruangan yang banyak cahaya.
Setelahnya Christof kembali mendekat ke arah Shopia. Menarik rambut remaja itu agar dapat melihat layar ponsel di depan wajah. Shopia dapat melihat jelas bagaimana buruknya dia di foto tersebut.
Tubuh yang sudah berwarna merah dan mengkilap, rambut basah tak beraturan; lepek akibat keringat, keadaan tempat tidur yang basah dan terlebih dirinya mengangkang dengan kedua tangan dan kaki terikat ke setiap celah sudut ranjang.
"Lihat Shopia! Lihat!" Christof berujar seraya menarik rambut anak tirinya kencang. "Kamu lihat betapa menggodanya kamu, huh?! Tidak mungkin juga Daddy menyia-nyiakannya begitu saja! Sebelum Daddy puas Daddy tidak akan berhenti!"
"Arghh! Shh ...."
Shopia meringis tatkala kepalanya didorong cukup kasar. Ia tak bisa apa-apa selain berharap dan meminta Tuhan menolongnya untuk membuat Christof berhenti menghukum.
"Sialan! Seharusnya Daddy curiga sejak awal jika kamu menyembunyikan sesuatu dari Daddy dan terbukti kamu diam-diam berpacaran bersama bocah kemarin! Sialan!"
"AW!" Remaja itu menjerit tatkala ponsel hitam milik Christof melayang ke perutnya. Meskipun hanya ponsel tapi rasanya cukup sakit.
Christof menarik; melepaskan ikat pinggang kulitnya yang berwarna hitam di sela celana yang sudah tergeletak di samping kaki ranjang. Mengibaskannya ke udara lalu melayangkannya kepada Shopia secara acak.
"Dadh!! AWW! STOPPH!! AW! AWW!"
Remaja itu menjerit-jerit tatkala cambukkan ikat pinggang yang dilayangkan oleh Christof mengenai tubuhnya secara keras. Sakit dan kebas. Perih terlebih beruntun cambukanya mendarat secara acak di dada, perut, paha dan betis.
"DADDH!! AWW! STOPPH!! P-PLEASEE!! SAKITT!! AWW!! AWW!! AWW!!"
Christof melayangkan cambukan terakhirnya dengan sangat keras dan kencang mengenai dada Shopia meninggalkan bekas melintang berwarna merah gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐄𝐏𝐃𝐀𝐃 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Novela Juvenilᵎᵎ mature content! ᵎᵎ an age gap romance adult book! Semenjak Hannah masuk rumah sakit, perlakuan Christof berubah 180 derajat terhadap anak tirinya. Rasa kasih sayang sebagai ayah sambung perlahan berubah. Rasa takut kehilangan serta ingin mem...