Dua Sembilan

6.7K 465 18
                                    

"Mau ngomong apa kak?", tanya Zee karena Chika malam ini mengajaknya ngobrol berdua di kamar. Chika bilang ada hal penting yang harus diobrolkan

Chika tertunduk lalu Zee perlahan mengangkat dagu Chika untuk menghadapnya, "Ada apa hmm?", tanya Zee lembut

"Zee kamu gak ngerasa aku mainin kamu kan?. Sumpah Zee aku tuh emang belum bisa bilang kalo aku cinta sama kamu. Tapi aku sayang kamu kok. Aku khawatir kalo kamu kenapa-napa. Aku pasti mau bantu kamu kalo kamu butuh bantuan. Aku gak cuma manfaatin kamu untuk kepentingan aku doang Zee. Pelan-pelan aku mau nerima kamu sebagai suami aku. Aku cuma butuh waktu Zee, tapi aku beneran gak bermaksud mainin kamu", ucap Chika dengan mata berkaca-kaca

Zee menangkup wajah Chika dan menatapnya dengan tenang, "hei denger, aku gak pernah nganggep kamu mainin aku kok. Emang siapa yang bilang gitu?"

"Tadi Gitan...."

"Kak Gitan?", Zee berdiri dan terlihat emosi

"Ih mau kemana?", tanya Chika menahan tangan Zee

"Mau nyamperin dia, kak Gitan gak punya hak buat ngomong gitu ke kamu. Dia......"

"Hei jangan salah paham, aku belum selesai ngomong. Gitan ngomong, kalo dia berharap aku gak mainin kamu, dia mohon sama aku buat bales perasaan kamu. Dia temen kamu jelas dia gak mau kamu disakitin. Aku ngerti kok maksud dia itu baik. Dan dia cuma ngutarain harapan dia dan itu gak salah. Aku ngomong ke kamu gini, bukan buat kalian berantem. Aku cuma gak mau kamu punya pemikiran yang sama kayak gitu. Aku mau kamu tau kalo aku sayang kamu", jelas Chika

Zee tersenyum mendengar penuturan yang terlihat tulus dari Chika

"Makasih udah sayang aku. Walaupun mungkin belum ditahap cinta. Tapi menurut aku rasa sayang itu lebih penting kok. Kalo sayang kamu jelas bakal lebih takut kehilangan aku. Aku seneng disayang kamu. Seneng banget malah", ucap Zee dengan mata yang berkaca-kaca

"Kok kayak mau nangis gitu ngomongnya?", tanya Chika

Zee langsung memeluk Chika, "gak tau kak, gak tau kenapa aku bisa sesayang ini sama kamu. Rasanya belum pernah aku jatuh cinta sedalam ini ke orang lain", jawab Zee.

Chika tersenyum tipis, Kata-kata Zee barusan terdengar sangat tulus dan menyentuh

.
.
.
.
.
.

"Zee jadi kan temenin aku belajar malem ini", ucap Chika sambil menyiapkan beberapa buku untuk bahan belajarnya

"Oh ya jadi dong tuan putri. Btw gak kerasa ya besok kamu udah ujian aja", ucap Zee

"Iya Zee ini udah besok banget ternyata. Aku agak deg-degan nih, padahal aku udah belajar setiap malem selama ini untuk ujian besok. Tapi tetep aja malem ini kayak khawatir gitu", ucap Chika sambil duduk di kursi meja belajar

Zee menarik kursi satu lagi dan duduk disebelah Chika. Zee mengambil tangan Chika dan menggenggamnya, "aku yakin kok kak Chika pasti bisa. Jangan terlalu khawatir sama hal yang belum terjadi. Fokus dan optimis aja. Percaya deh kalo hasil gak akan menghianati usaha kak Chika selama ini", kata Zee

Chika tersenyum, "makasih Zee"

"Semangat ya belajarnya, kan aku udah nyiapin banyak cemilan, plus minuman coklat"

"Kamu mah banyak banget beliin cemilannya. Ntar bukannya fokus belajar aku malah fokus nyemil lagi"

"Ya kan biar nyaman belajarnya, dari pada lagi belajar pikirannya gak fokus karena laper mending sambil makan sekalian"

"Ya nanti aku malah kebanyakan nyemilnya"

"Gapapa kan aku beli emang untuk dimakan"

"Nanti aku gendut karena kebanyakan nyemil gimana?"

Tsundere [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang