Tiga Puluh

6.8K 538 45
                                    

Pagi hari di meja makan

"Zee, pulang sekolah tolong jemput Tian dulu ya", Pinta Cindy

Supir keluarga yang biasa menjemput dan mengantar Tian sekolah sedang cuti

"Hmm boleh sih bun, tapi Tian pulang jam berapa ya takutnya mepet jamnya malah aku telat jemput dia", jawab Zee

"Aku ada latihan fulsal dulu kok bang, jadi sekitar jam 2 mungkin baru pulang. Asal jangan lebih dari jam segitu sih", ucap Tian

"Oh iya-iya, pas berarti abang kan pulang setengah dua, dari sekolah abang ke sekolah kamu cukuplah ya setengah jam", ucap Zee

"Iya bang"

"Oh ya Chik, kok masih sekolah kamu bukannya kamu udah kelar ujiannya", tanya Cindy melihat Chika mengenakan seragam sekolah

"Udah ujian bukan berarti sekolahnya juga kelar kali bun. Masih banyak kegiatan, balikin buku paket, konseling sekolah lanjutan, penyuluhan, dan ambil nilai praktek beberapa mapel juga belum kelar. Masih lumayan sibuk lah", ucap Chika

"Oh iya-iya, tapi jam pulangnya masih sama kayak Zee kan?", tanya Cindy

"Masih kayaknya"

"Kok kayaknya, bunda cuma mau mastiin kamu pulangnya harus bareng Zee. Kalo pun nanti kegiatan kamu selesai duluan, tungguin aja Zeenya. Bunda gak mau ya kamu pulang duluan naik bis lagi, takut kejadian kayak waktu itu lagi", ucap Cindy khawatir

" Iya bunda gak bakalan aku pulang sendiri, kalo gak sama Zee ya sama temen-temen yang lain paling"

"Ya udah yang penting hati-hati aja kamu"

"Bunda tenang aja Zee gak akan biarin kejadian waktu itu keulang sama kak Chika", ucap Zee

"Iya makasih ya Zee"

"Sama-sama bunda"

.
.
.
..
.

..

Pulang sekolah Chika menghentikan langkahnya ketika sampai di parkiran. Matanya menangkap Zee sedang bersama seorang perempuan di ujung sana. Terlihat perempuan itu memegang tangan Zee. Hal ini tentu membuat emosi di dalam diri Chika memuncak. Kenapa coba harus perempuan itu lagi yang membuatnya kesal. Raisha, Raisha lagi, dan Raisha terus!!!

"Hai Chik, ngapain?", tanya seorang laki-laki yang merupakan teman sekelas Chika

Chika menengok, "eh gak ngapa-ngapain kok Gaf", ucap Chika tersenyum tipis

"Belum pulang?" Tanyanya dan Chika menggeleng"

"Mau pulang bareng gue gak?", tawarnya

Chika sedikit memikirkan tawaran dari Gaftan ini, dia juga kembali menengok ke arah Zee yang terlihat masih sibuk dengan Raisha

"Chik, kok diem?", tanya Gaftan

"Boleh deh Gaftan, yuk", ucap Chika yang akhirnya memilih mengiyakan ajakan Gaftan

"Ya udah yuk, mobil gue di sana"

Chika mengikuti langkah kaki Gaftan, persetan soal Zee, Chika sudah sangat kesal. Sudah berapa kali coba Chika bilang jangan dekat-dekat Raisha, tapi masih saja.

"Kak Zee please anterin aku pulang dong", mohon Raisha

"Kan tadi gue udah bilang, gue balik bareng pacar gue", ucap Zee

"Kan kak Zee bawa mobil aku bisa ikut dong"

Zee menengok, ke arah dimana terlihat Chika sedang masuk ke dalam mobil Gaftan

"Lah itu kak Chika bareng siapa?" Bingung Zee

"Kak Zee... Kak Zee"

Zee meninggalkan Raisha begitu saja dan berlari mengejar Chika namun sayang mobil yang membawa Chika sudah berjalan

Tsundere [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang