Chapter 06

2.9K 190 22
                                    

"Jadilah tabah untuk segala sesuatu yang membuatmu patah."

Warning typo!
__________________
______________
__________
______
___
🙂

Halilintar pov

Setelah mengumpulkan niat dan keberanian, akhirnya aku berdiri dari kasur. Kemudian aku berkaca di cermin, membenarkan rambutku kemudian aku berganti pakaian. Ya aku seperti laki-laki yang siap bekerja. Sangat gagah dan tampan!.

Aku membawa dokumen itu di tanganku lalu aku berjongkok dibawah meja. Menekan tombol merah dan terbuka lah lift yang tersembunyi, hanya aku dan solar yang tau. Kemudian aku merangkak masuk ke dalam lift lalu dengan nafas lega aku berhasil masuk ke dalam lift.

Setelah beberapa menit aku turun ke lantai satu, aku keluar dari dinding samping. Sangat gelap dan menyeramkan, aku berfikir andai saja jika aku tiba-tiba di cekik oleh hantu seram 🙂.

Tanpa berlama-lama aku segera berlari ke arah gerbang, membukanya dengan pelan. Kulihat jalan raya terasa ramai dan damai. Vibesnya tuh kayak sad, tapi disaat yang sama kita merasa tenang. Aku terus berjalan tanpa arah.

Aku sampai di restoran terkenal. Kulihat disana seseorang butuh pekerja. Aku segera berlari kesana, berharap aku bisa bekerja. Ku buka pintu restoran itu dengan perlahan tapi pasti, kemudian aku melihat betapa ramainya restoran ini. Tiba-tiba laki-laki tua datang ke hadapanku, aku terasa sangat familiar, tetapi aku tidak tau dia siapa.

Pov end

"Kamu ngapain nak? Kamu mau beli sesuatu? Atau kamu mau bertemu saya?" Kata bapak itu dengan sopan dan ramah.

"Oh iya pak, saya mau lamar pekerjaan. Tolong terima saya pak, saya bersedia menjadi ob disini.." kata hali dengan tatapan mengharap.

Tiba-tiba tangan bapak itu terulur lalu mengelus surai rambut hitam halilintar, kemudian dia mengambil berkas itu dari tangan hali. Dia tersenyum tipis tapi hali tidak tau apa maksudnya.

"Kamu diterima, kamu hanya perlu mengantarkan makanan yang dipesan ke meja atau pelanggan. Saya gaji 1 jam Rp. 100.000 bagaimana?" Kata bapak itu menawarkan.

"Boleh pak. Saya mau, saya bisa ke sini setiap jam 3 pak, kalau siang saya harus sekolah." Kata hali dengan sopan.

"Tidak apa-apa, bapak mengerti kamu bekerja disini hanya untuk menambah uang jajan" kata bapak itu sambil tersenyum.

Hali dengan senang hati membalas senyuman bapak itu dengan cepat.

Pagi harinya...

Hali membawa uang tunai 3 lembar berwarna merah dan sebungkus makanan. Dengan segera dia mengendap-endap ke perkarangan rumahnya lalu masuk ke dalam lift itu. Dia pun sampai di kamarnya. Sepi, itu lah gambaran kamarnya hari ini.

Dengan segera hali mandi dan bersiap untuk sekolah.

Setelah bersiap-siap tibanya hali untuk sarapan, dia membeli beberapa kue dan roti dalam bungkusannya. Tiba-tiba suara pelan dari pintu membuat acara makan-makan hali terhenti.

"Makan kok ga ngajak aku?"

______________________
__________________
______________
__________
______
___
_
😋

Di meja makan.

"Kenapa air mata warnanya bening? Karna kalo warna nya ijo itu matcha". Lelucon pagi datang dari meja makan telah di mulai oleh duri.

Sedangkan penghuni meja makan yang lainnya hanya bisa tertawa dan menggeleng kan kepala.

"Kuda apa yang jalan nya ke kiri terus? Kuda yang dikunci stang".

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang