Chapter 18

2.4K 171 11
                                    

"Oh ayolah, kenapa harus bermain culik menculik? Kenapa tidak adu jotos saja?

Warning typo!

_________________
_____________
________
____

"Mereka ber-enam itu bodoh, kenapa harus pake acara berantem segala? Ga ada pikiran atau gimana sih? Udah lah aku mau ke uks aja, males ikut-ikutan masalah ga penting itu" kata ice sambil berjalan pergi dari lapangan.

Kini ttm berada di lapangan skateboard, mereka sedang duduk disana sambil merokok. What the hell- merokok?

"Gila lu blaze, untung tuh si bocil ga kenapa-kenapa anjir, kalo dia ga bisa mangap gimana? Tolol juga lu" kata taufan sambil menghembuskan asap rokok yang dihisapnya.

Blaze hanya bisa diam sambil merokok tanpa menjawab, sedangkan duri dia hanya menatap kearah kedua kakak nya tanpa mengikuti aktivitas mereka.

"Lo ga pernah gua lihat latihan, gimana mau menang anjir! Yang latihan berbulan-bulan aja belum tentu menang lah lu? Baru anak berapa hari dah songong?" Kata blaze membuang puntung rokok yang sudah pendek.

"Lu ga kenal gua ya? Gua udah juara sejak gua SD kelas 5 anjir. Udah berpengalaman gua mah. Tenang aja kalian, nanti kalo gua menang, gua kasih surprise deh" kata taufan dengan bangganya.

"Kalau kalah gimana kak?" Kata duri mulai membuka suara.

"Kalau kalah ya...gak mungkin lah anjay! Gua tuh udah senior!" Kata taufan ngegas.

Blaze dan duri hanya menatap malas kakak kedua mereka yang songong ini, belum apa-apa saja sudah berlagak terlalu tinggi.

_____________
_________
_____
_
🙂

"A-aduh kak...s-sakit...ahh..shh.." solar meringis kesakitan tatkala kapas ber oleskan alkohol menyentuh lebam di pipinya, sedangkan gempa semakin menekan kapas tersebut dengan kuat seakan sengaja.

"Gempa.." panggil hali lirih, membuat gempa cengengesan saat kakak tertuanya menatapnya dengan mata elangnya.

"Makanya jangan sok kuat solar, baru aja adu jotos udah lebam semua kayak gini, lagipun ngapain sih ngeladenin anak itu?" Kata gempa sambil menatap solar dengan tatapan malas.

Solar hanya bisa diam sambil mengepalkan tangan, kini dia menatap dinding osis, disana terlihat banyak poster tentang olimpiade, termasuk olimpiade kimianya saat diluar kota.

"Kak sebentar lagi olimpiade skateboard ya? Kapan kak?" Kata solar sambil menatap gempa.

"Seminggu lagi" kata gempa santai. Kemudian membuang kapas tersebut ke tong sampah. Lalu dia mendekat ke sisi halilintar lalu mulai mengobati lebam di pipi hali juga.

"Gausah gempa, ga sakit kok. Udah biasa." Kata hali sambil membuang muka.

Kedua adiknya langsung melotot saat menerima penolakan langsung dari hali, dengan segera solar memegangi kedua lengan hali dengan gempa memegang rahang halilintar. Dengan paksa gempa mengobati lebam halilintar dengan cepat.

"Ahh! A-aduh...l-lepasin aku! Uhh...sakit..." Teriak halilintar saat gempa melakukan nya dengan kasar. Kemudian mereka melepaskan halilintar.

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang