Chapter 26

2.3K 168 5
                                    

"Seperti mati terbunuh namun tetap hidup dalam sebuah penyesalan."


Warning typo!
__________________
_______________
____________
_________
______

"Kami pelakunya!"

Sontak seluruh siswa langsung menatap kaget kearah blaze, maksudnya mereka yang melakukan dan mereka juga yang mengaku!?

"Maksudmu apa blaze? Kenapa kau mengaku-ngaku?" Kata gempa menyenggol lengan blaze, tetapi blaze malah cengengesan karna mendapat tatapan tajam dari gempa dan solar.

"Memang aku yang melakukan nya, ya kan ice?" Kata blaze membuat ice hanya membuang muka karna malu mengikuti kemauan sang Abang.

"Ya" jawab ice dengan singkat.

Sontak polisi mulai berbisik-bisik pada anggota polisi lainnya lalu bapak kepala sekolah mulai membubarkan barisan. Sementara elemetal bersaudara tidak diperbolehkan pergi dari lapangan.

"Jangan bohong blaze! Ga lucu anjir! Kenapa kau ngaku-ngaku!? Kau tolol atau gimana? Kau mau dipenjara!?" Solar mulai berapi-api ingin menumbuk sang Abang, lagipula dia juga punya dendam pribadi kepada blaze.

"Memang gua yang lakuin mo bohong kayak gimana gua goblok!?" Balas blaze dengan seringai.

"Ga punya otak kau blaze!" Teriak solar sambil mengangkat tinjunya, ice segera maju menghalangi solar.

"Kau mau pukul blaze? Pukul aku dulu!" Kata ice membuat solar mengarahkan tinjunya kearah ice, segera gempa menahan tangan solar.

"Udah solar! Jangan marah!" Suara gempa terdengar sangat tegas dan jelas. Solar memberontak ingin memukul sang kakak.

"Sudah lah, jangan berantem! Kenapa kalian ini selalu saja bersikap seperti ini?" Suara hali membuat ke empat manusia itu diam. Segera solar berdiri dengan tegap dan mulai membenarkan kacamata dan seragamnya. Pak kepala sekolah mulai datang bersama polisi ke arah 5 elemental bersaudara.

"Kalian ikut bapak ke kantor kepala sekolah. Kita perlu bicara kan ini dengan ayah kalian atau kalian dipenjara." Kata bapak sekolah dengan dingin, hali mulai menelan ludahnya dengan susah payah saat mendengar kata ayah.

"Pak, adik saya masih kecil belum bisa bertanggung jawab atas perbuatannya atau dia masuk penjara pak. Tolong, saya bisa tebus apapun itu asalkan jangan bawa ayah saya. Saya mohon pak" halilintar mencoba untuk membuat pak kepala sekolah agar tidak membesar-besarkan masalah. Tetapi pak kepala sekolah seperti nya sangat keras kepala.

"Kalian sudah sering sekali membuat masalah, dulu pembullyan, bolos, sekarang membunuh, besok apa? Kalian mau menghancurkan sekolah ini? Sudah cukup sekolah ini kalian permalukan!" Tegas pak kepala sekolah.

"Tapi ayah saya punya saham pak! Jika bukan karna harta ayah saya, mungkin sekolah bapak ini ga bakal semaju ini, dan jangan lupakan tropi kemenangan ku dengan kembaran ku yang lain pak! Saya bisa adukan ini ke ayah saya dan bapak yang akan masuk penjara!" Ancam blaze. Blaze sangat santai berbeda dengan hali yang sudah takut setengah mati jika ayah nya tau kabar ini.

________________

"Maaf pak, saya mendapat kan laporan dari Twitter tentang anak bapak" kata bodyguard atau bisa dibilang mata-mata amato, ayah elemental bersaudara.

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang