Chapter 16

2.6K 204 5
                                    

"Dikecewakan oleh kehidupan, diasingkan oleh keluarga. Tapi aku bangga, aku masih bisa tertawa hingga kini."

Warning typo!

__________________
_____________
_________
______
___

Pov gempa :

Setelah pertengkaran ku dengan ttm tadi malam, aku memutuskan untuk tidur lebih awal ke kamar.

Flashback on.

"Lo cuma menang urutan! Kalo lo dibawah gua, udah abis gua hajar lo mah!" Blaze memakiku dengan kata-kata lo gua.

"Kenapa harus nunggu kau diatasku? Kau kira kalau kau menjadi kakakku, aku takut? Kalo memang kau berani lakukan sekarang blaze!" Kataku dengan lantang dan berani.

Kulihat blaze sudah mengambil ancang-ancang untuk memukul, tetapi tangannya di tahan oleh kak hali yang sedari tadi duduk di sofa.

"Lepaskan tangan gua bangsat! Gua harus kasih pelajaran ke anak brengsek satu ini!" Kata blaze sambil meronta ingin dilepaskan lengannya.

Tapi kulihat kak hali menghela nafas dan malah semakin menarik blaze menjauh dariku. Aku semakin menantang blaze untuk memukulku karna kak hali menahan tangannya.

"Halah gempa, Lo pengecut! Cuma karna jadi ketua osis Lo kira Lo paling sempurna!? Lo itu munafik anjing!" Kata kak taufan mencoba ikut campur.

Tentu saja ice tidak terima, bahkan ice sudah siap untuk maju tetapi aku menahan lengannya.

"Heh Lo blaze, Taufan! Kalian tuh cuma bisa bikin malu keluarga tau gak!? Selama ini bodoh, membully, sok keren, sok paling hebat, dan tadi kalian bertiga pergi ke bar! Untung kak hali liat kalo gak? Kau udah habis sama om² pedo!" Kata solar membuatku membelalak. Kini aku semakin naik pitam karna pengaduan solar tadi.

"Kau ya blaze, kenapa sih ga pernah berubah? Kurang sayang apalagi coba ayah ke kalian? Kenapa kalian hanya bisa membuat malu dan menyusahkan kami?" Kata ku dengan tatapan elang menatap ketiga manusia brengsek didepan ku ini.

"Yang penting tropi kemenangan lomba gua punya semua, ga kayak orang yang disamping gua, bisanya buat ayah marah doang" kata-kata tajam dari blaze membuat kak hali langsung melepaskan tangannya dan duduk disofa kembali.

Kulihat pintu terbuka dan menampilkan sosok ayah disana.

Flashback off.

Pagi ini aku bangun dengan tubuh pegal, aku tertidur di meja belajarku, kulihat jam sudah pukul 05.26, aku segera bangkit dari kursi dan mengambil handukku dan segera pergi keluar kamar.

Karna kamar ku berada di lantai satu jadi aku harus menaiki tangga ke lantai dua, disana kamar mandi dan kamar milik TTM. Aku benci melihat mereka.

Saat sampai di tangga lantai dua, kudengar suara kaca pecah dari lantai tiga, siapa yang memecahkan kaca? Solar? Atau ice? Aku segera menaiki tangga sampai ke lantai tiga.

Ku dengar suara tawa pelan tapi terasa menyayat hati dari balik pintu kamar kak hali, apa jangan-jangan kak hali...aku segera membuka pintunya dan mataku membelalak melihat kak hali menggoreskan serpihan kaca ke tangan kirinya, sampai darah menetes kelantai. Kalian tau barcode? Kalau tidak tau silahkan searching.

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang