"Lucu rasanya ketika ikatan darah itu tak lagi memiliki arti, jika nyatanya bersama orang asing jauh terasa lebih aman dan menyenangkan hati."
Warning typo!
_________________
_____________
________
____
"kau harusnya mati! Kenapa kau tetap hidup? Gara-gara kau kami tidak punya ibu!" Plak "mati saja sana! Kami tidak perlu Abang seperti mu!"
"Berhenti!! Kumohon diam!!"Hening...
Halilintar terbangun di tengah malam. Badan nya basah karna keringat dingin, badannya gemetar, menahan air mata. Dia menatap luar jendela yang begitu ramai. Ya ini sekitar jam 01.24 dini hari. Dia tertidur di balkon rumahnya.
"Shh...sakit banget pipiku, padahal aku udah minum obat, tapi tetap saja sakit. Huh" hali mengusap pipinya yang lebam akibat pukulan dan tamparan dari ayahnya. Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan seseorang disana.
"Kak hali, apa kakak dimarahi lagi? Sudah ku bilang sebelum nya, kakak jangan diam saja saat disalahkan ayah!." Seseorang berkata dengan tenang sambil membuka lalu menutup pintu kamar nya dengan pelan.
"Solar...uhh aku tidak apa-apa kok, jangan khawatir. Oh iya kenapa kau belum tidur? Ini udah tengah malam" balas hali dengan pelan saat membalikkan tubuhnya menghadap solar.
Solar duduk disebelah hali, kemudian dia mengeluarkan pil dari sakunya. Ya, ini hanya rahasia hali dan solar, solar setiap malam datang ke sini untuk memberi hali obat pil yang membuat dirinya tidak merasakan banyak rasa sakit dan juga membantunya bertahan dari penyakit nya.
"Terimakasih solar, aku tidak tau bagaimana aku tanpamu." Ucap hali sambil mengambil pil tersebut dari tangan solar.
"Tidak apa-apa kak, aku juga tidak keberatan sama sekali, tapi aku takut kakak bakal ninggalin solar nanti.." Solar menatap hali dengan tatapan khawatir dan takut.
Halilintar hanya bisa menghela nafas kemudian mengacak surai hitam adiknya dengan gemas.
"Tidak ada yang perlu di khawatir kan, selama kamu kasih aku pil mu, aku menjamin aku akan baik-baik saja. Jangan khawatir oke, setelah aku bisa membuktikan diriku tidak bersalah maka penderitaan ini akan hilang dengan segera" Hali tersenyum hangat ke solar, sedangkan solar menahan air matanya yang hendak keluar.
"Yaudah tidur sana. Dan terimakasih sudah mengantar kan pil ini, sebentar lagi kamu kan ikut olimpiade matematika di luar kota. Nanti biar kakak temenin." Kata hali merangkul bahu solar. Sedangkan sang empu yang dirangkul hanya bisa mengangguk dan tersenyum.
"Yaudah solar tidur dulu ya? Besok kabari solar tentang keadaan kakak. Oke?"
Halilintar sekali lagi mengangguk.
________________
_____________
_________
_____
__Paginya.
halilintar pov:
Pagi ini aku terbangun dengan malas, apalagi ini hari rabu. rasanya sangat ingin mengubah waktu menjadi malam terus. aku benci pagi hari, karna aku harus bertemu keluarga yang aku tidak sukai itu.
Dengan berat hati aku duduk di kasur, kemudian aku berjalan gontai ke kamar mandi, ya untung nya kamar mandiku ada di kamar, dan ini hanya berlaku di kamarku. Mereka tidak mau aku masuk ke kamar mandi bawah, maka dari itu ayah membuatkan ku kamar mandi di kamar ku.
Setelah bersiap-siap aku menyisir rambutku yang berantakan, ku sisir ke arah kiri dan ya aku memakai parfum khas laki-laki ku. Lalu aku menyandang tas ku di lengan kanan dan aku turun dari lantai 3.
Saat hendak turun, aku mendengar suara mereka sedang bercanda ria dan tertawa bersama-sama. Aku sakit hati saat melihat kebahagiaan mereka. Harusnya aku ada disana dengan mereka, tetapi aku diasingkan seperti orang asing disini.
Saat mendekati meja makan, kulihat blaze melirik ku dengan Bombastic eyes nya. Sial dia langsung mengkode yang lain untuk diam. Aku duduk di sebelah solar dan duri, tapi dengan cepat duri bergeser ke dekat blaze. Solar hanya bisa pasrah melihat mereka menjauhi ku.
Pov end.
"Yah, aku mau itu. Punya ufan habis. Boleh ya yah!?" Taufan mengeluarkan jurus puppy eyes nya untuk mendapatkan sepotong roti yang tersisa untuk hali sarapan.
Saat hendak mengambil tiba-tiba saja tangan ayah mengambil roti bagian hali dengan cepat, hali bisa melihat kebahagiaan dan senyum kepuasan tercetak jelas di bibir Taufan. Ugh! Menyebalkan.
"Aku duluan yah. Assalamualaikum". Solar melihat hali berdiri dari kursinya dan hendak pergi keluar, ayah memang keterlaluan.
Halilintar pergi dengan cepat, bahkan sepatunya dia bawa tanpa dipakai. Solar pun membawa satu potong roti miliknya di saku lalu melakukan hal yang sama dengan hali.
"Laki-laki tua itu!, kenapa dia tidak bunuh aku aja? Kenapa harus membuatku merasa terasingkan? Menyebalkan sekali". Halilintar menggerutu di bawah pohon sambil memakai sepatu. Sedang kan solar menatap hali dari belakang.
"Kak? Kenapa kau langsung pergi? Bahkan hanya berpamitan tidak bersalaman dengan yang lain?". Sontak hali langsung menoleh ke belakang. Matanya bertatapan langsung dengan solar, begitu teduh. Dengan cepat hali berdiri dihadapan solar.
"Tidak apa, aku hanya ingin pergi duluan. Oh iya kenapa kau mengikuti ku? Kenapa tidak pakai mobil ayah? Nanti kau hitam karna berjalan di pinggir trotoar?" Ledek hali. Biasanya solar selalu mengikuti yang lain naik mobil, tapi kali ini dia mengikuti hali berjalan.
"Memang salah? Aku hanya ingin berjalan-jalan, bosan menghirup udara dari kaca mobil, kalo gini kan alami". Balas solar tidak terima.
Halilintar hanya menanggapi hal itu dengan senyum tipis, tiba-tiba dia kaget saat solar meletakkan sepotong roti di tangannya.
"Dimakan kak. Aku tau kakak pergi karna bagian kakak di makan kak taufan. Makan lah aku sengaja mengambil dua tadi" kata solar tegas, jelas dia tidak ingin dibantah.
"Tapi..."
"Ga ada tapi tapi kak! Makan! Solar tidak mau mendengar alasan kakak tidak mau!" Kata solar dingin, membuat sang kulkas berjalan itu langsung kicep. Adiknya ternyata bisa menjadi menyeramkan seperti ini.
Akhirnya dengan ditemani solar, hali makan roti itu dibawah pohon, sambil menatap wajah adik nya ini. Solar seperti penyemangat hidupnya untuk terus berjuang. Hali berharap solar tidak akan menjauhi nya nanti, tapi dia segera menjauhkan pikiran itu dari kepalanya.
__________________
______________
__________
_____
__Disekolah.
Halilintar keluar kelas terlebih dahulu, kembarannya yang lain belum sampai ke sekolah, mungkin mereka pergi ke super market terlebih dulu. Saat melewati kelas IPS. Hali dikejutkan seorang anak laki-laki berkacamata yang menatapnya dengan tatapan takut. Dengan sigap hali mendekat.
"Pergi!! Jangan bully aku lagi, kumohon..maafkan aku....!!"
Hali terkejut dengan jeritan ketakutan dari remaja itu. semua orang langsung melihat kearah hali. Ya mereka menatap hali dengan tatapan membunuh.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Tired! Angst Halilintar
Fiksi Penggemar[[[ BOBOIBOY FANFICTION! ]]] Kalian pasti mengira menjadi kakak tertua itu menyenangkan bukan? apalagi dengan keluarga Cemara, hidupmu pasti bahagia. tapi aku sebaliknya, dari kecil sudah di suruh hidup mandiri bahkan disuruh berdiri sendiri. aneh b...