Chapter 36

2.7K 186 71
                                    

“Cinta dari dan kepada seorang kakak dan adik tidak akan bisa disaingi dengan cinta yang lain.”

Warning typo!
_________________
______________
___________
_______
___

Malam ini ketujuh elemental berada di kamar gempa, kini terlihat duri dan blaze sudah tertidur duluan di sofa kamar, gempa dan ice juga tertidur sedangkan solar dan taufan masih duduk disamping hali.

Tak lama terbangun lah sang kakak tertua dari tidurnya, kini mata merah Ruby nya menatap kearah kembaran nya.

Sontak taufan langsung memeluk hali begitu erat sampai-sampai hali tidak bisa bernafas, menyadari hal itu taufan segera melonggarkan pelukannya.

"Maaf kak hali... ufan seneng banget kakak bangun lagi.." kata taufan menyesal.

Terlihat solar mengeluarkan pil dari sakunya, kemudian memberikan nya dua butir langsung ke tangan halilintar.

"Minum kak! Aku tau kakak ga minum lagi kan? Cepetan minum!" Kata solar mendesak, hali hanya tersenyum tipis lalu minum obat itu dibantu oleh taufan yang menyodorkan air minum ke hali.

_________

Besok paginya.

Gempa terbangun dari tidurnya, kini matanya berkedip saat melihat taufan dan solar tidur di pelukan hali.

"Kenapa aku ga diajak sih?"

Gempa cemberut karna hal itu, kemudian dia keluar dari kamarnya ke dapur.

2 jam kemudian.

Keluarga elemental sudah berada di meja makan, tetapi kini terlihat sang ayah tidak keluar untuk sarapan bersama, apa ayah masih marah? Pikir hali.

"Makan yang banyak kak hali, nanti ada kejutan disekolah" kata blaze sambil mengunyah makanannya. What? Blaze panggil hali kakak? Apa hali tidak salah dengar?

"Kejutan apa?" Tanya hali gantian, kini blaze dan taufan saling menatap, kemudian tertawa kecil.

"Kakak liat aja nanti" kata taufan membuat kelima kembaran lainnya memicingkan mata.

Kini para elemental berada disekolah. Mereka sekarang satu mobil, hali tidak berjalan lagi seperti biasanya. Kini blaze dan taufan ke ruang kepala sekolah diikuti duri.

"Kalian disini aja! Jangan pergi" kata taufan keras sambil berlari, sedangkan ice, gempa, solar dan hali hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Heran dengan sikap mereka.

Setelah beberapa saat terdengar bell sekolah tanda untuk berbaris dilapangan, ada apa ini? Tanya ke-empat elemental itu.

"Semua siswa tunas harapan segera berkumpul di lapangan!" Kata bapak kepala sekolah. Terlihat barisan siswa sudah mulai terbentuk, sedangkan ttm berada dibelakang bapak kepala sekolah.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatu, selamat pagi sobatku sekalian. Jadi tujuan kami berdiri disini adalah ingin mengklarifikasi tentang perbuatan kami sebelumnya. Kami lihat pembullyan itu sangat berdampak buruk pada seseorang, sehingga seseorang itu bisa mengalami trauma, gangguan mental dan juga bahkan sakit yang tak biasa. Jadi disini aku blaze, dan ini kakak ku taufan dan juga adikku duri ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh siswa yang sudah menjadi korban pembullyan kami sebelumnya." Pidato blaze yang panjang lebar sudah di ucapkan. Kini mic nya berganti tangan ke taufan.

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang