Chapter 04

3.1K 220 4
                                    

"Hal yang paling saya rindukan dari rumah, adalah memiliki rumah yang utuh."


Warning typo!
__________________
_______________
___________
________

____
__

Pov solar

Siang ini aku ada kelas olahraga, tetapi aku sangat malas untuk mengikuti pelatihan atau pelajaran pjok. Karna pastinya lapangan itu sangat panas. Aku berniat untuk pergi ke laboratorium sekolah.

Saat aku melewati halaman belakang sekolah, mataku terpaku pada sesosok tegap sedang mendribbling bola kearah ranjang basket, dan itu seseorang yang tidak masuk kelas hari ini. Halilintar!.

Aku dengan segera mendekat ke pinggir lapangan, pastinya di bawah pohon. Garis bawahi bawah pohon ya ges. Kakak ku sangat hebat dan gesit dalam mengoper dan mencetak gol. Pantas saja dia tidak boleh di ikut dalam perlombaan antar kelas. Sehebat itu ternyata.

Saat fokus melihat kakak tertuaku, mataku membelalak saat melihat halilintar terjatuh dan hidung nya berdarah! Dia mimisan! Dengan segera aku berlari kearahnya.

"Kak hali! Kau tidak apa-apa? Kenapa kau main basket bodoh! Bagaimana jika kau kenapa-kenapa?" Tanya ku dengan gemetar saat hendak memapah lengannya.

Tapi aku mendengar dia menjawab pertanyaan ku dengan kata-kata yang membuat ku kesal.

"Aku tidak apa-apa, berhentilah mengawasiku, menyebalkan..." Katanya sambil mencoba berdiri.

Aku mendengus kesal dan ya aku langsung memapahnya ke UKS. Aku takut jika nanti yang menolong kak hali anggota osis / petugas uks. Dengan kuat aku menendang pintu hingga terbuka lebar, lalu aku mendudukkan kak hali di sofa uks.

Pov end

Halilintar memperhatikan bagaimana adiknya mondar-mandir mencari tisu dan kain. Terlihat senyum tipis di bibirnya melihat solar kesana-kemari mencemaskan dirinya. Kemudian tak lama dia membawa beberapa tisu beserta kain basah.

"Kakak! Kenapa kau bermain basket di tengah panas seperti ini? Lihat kau mimisan kan! Sudah kubilang jangan panas-panasan!", Solar mencoba terlihat tegas di wajahnya untuk menasehati hali, tapi hali bisa merasakan kekhawatiran dirinya dari balik mukanya yang seperti anak singa.

"Iya maaf, ini juga karna dipaksa tadi sama anak basket, katanya ada perlombaan sebentar lagi. Jadi ya sebagai senior aku harus ikut" kata hali dengan bangga.

"Mau ku patahin kaki kakak biar ga main? Aku ga kasih izin kakak main basket di tengah-tengah panas itu! Bagiamana kalau kakak pingsan? Atau yang lebih buruk, penyakit kakak kambuh? Aku tidak mau kehilangan mu!" Kata solar sambil menyeka darah dari hidung halilintar.

Halilintar hanya diam. Dia kemudian tersenyum tipis lalu mencubit pipi solar yang gembul karna cemberut.

"Kamu lucu tau ga kalo marah kayak gini...haha mungkin suatu saat aku bakal kangen kecerewetan mu ini" kata hali dengan senyum tipis.

"Tentu saja, aku tuh titisan pangeran ke 7 orang tertampan. Solar juga kayak gini cuma ke kakak! Jangan anggap kalo solar cerewet!" kata solar sambil membenarkan kacamata nya. Kemudian membuang tisu yang berdarah itu ke lantai.

Tak lama kemudian tangan solar memeluk pinggang hali, kepalanya berada di dada bidang nya halilintar.

"Kak...aku tidak bisa membayangkan kalau kakak benar-benar pergi nanti...kakak harus kuat ya? Supaya kita bisa operasi kakak dengan cepat? Pokoknya kakak ga boleh sedih berlarut-larut, karna ada solar disini..oke?"

Halilintar tertegun mendengar ucapan solar. Baru kali ini dia mendengar adik duplikat dirinya ini mengatakan perasaan nya. Tapi hali tidak mau menunjukkan bahwa ingin menangis.

"Iya kakak usahakan untuk bisa terus bersama solar. Tenang ya? Kakak ga bakal sedih lama-lama."

"Sedih kenapa!?"

Ucapan seseorang dibalik pintu membuat kedua manusia itu membelalakkan matanya.

____________________
________________
____________
________
____

🥲

Ice pov

Aku merasa bosan karna di kelas semua murid sedang asik sendiri. Bahkan kakak ketigaku terus saja berada di kantor osis. Seperti ada harta karun disana, sampai-sampai dia tidak mau meninggalkan tempat itu sebentar saja.

Saat menyusuri lorong kelas, aku merasa mengantuk untuk saat ini, tujuanku adalah pergi ke uks lalu tertidur disana. Ya, aku sudah membulatkan tekad ku untuk tidur di ranjang uks.

Saat sampai di depan uks aku mendengar seseorang berbicara didalam ruangan, siapa lagi kalo bukan kembaranku? Aku sudah menduga itu pasti duri dan blaze. Tapi aku mendengar seseorang berbicara.

"Iya kakak usahakan untuk bisa terus bersama solar. Tenang ya? Kakak ga bakal sedih lama-lama."

Aku merasa aneh mendengar kalimat itu, kakak? Pasti ini halilintar bersama solar. Aku memutuskan membuka pintu uks.

"Sedih kenapa?" Tanyaku tiba-tiba, kulihat kak hali dan solar saling memeluk di dalam. Tapi aku melihat keterkejutan mereka di matanya.

Pov end

Suasana jadi canggung, dengan 2 duplikat hali disini. Awalnya terasa nyaman dan senang saat bersama solar, tiba-tiba saja suasana itu terganti dengan datangnya ice ke sini, menjadi suasana canggung dan hening.

"Yaudah kakak ke kelas dulu ya? Kalian kalau masih mau disini yaudah disini aja, kakak duluan ya solar? Ice?" Kata hali meninggal kan ruangan.

Tak lama solar menatap ice, dia pun tergagap karna ice terus memandanginya dengan mata elangnya. Tak lama solar pun berdiri.

"Kak ice aku pergi dulu ya? Aku mau pergi ke lab. Ada sesuatu yang akan aku teliti disana." Kata solar dengan sopan ingin meninggalkan ice di uks.

Ice hanya bisa mengangguk dan mulai merebahkan dirinya di ranjang uks. Solar menghela nafas lega saat ice tidak bertanya apapun padanya, dengan segera solar pergi dari ruangan.

Ice merasa haus dan mulai bangkit dari ranjang uks. Dia memijak beberapa tisu di lantai. Dia segera memungut nya tanpa ada rasa jijik. Ice menatap datar ke arah tisu itu.

"Punya siapa ini? Kenapa tidak dibuang? Apa ini punya kak hali atau solar?" Gumam ice sambil memperhatikan darah di tisu itu.

Ice memang sekolah smk perkantoran, tapi dia juga memiliki bakat dalam menyelidiki sesuatu. Dia mulai curiga ke hali dan solar. Apa yang terjadi diantara mereka?

"Aku harus bisa mencari tau!"

"Aku harus bisa mencari tau!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung....

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang