Chapter 11

2.6K 185 2
                                    

"Hujan tak pernah tahu untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh."

Warning typo!
_

___________________

_________________
_____________
_________
______
__
🥲

Pov solar:

Aku sudah berkeliling sekolah dan kawasan disini. Tidak ada tempat yang tidak aku datangi bersama duri. Kini sudah jam 17.58. aku mulai mengecek handphone ku, tetapi baterai nya lowbat. Sial, pikirku.

Aku memegang tangan duri dengan erat, enggan melepaskan nya. Lama-kelamaan sekitar mulai menjadi gelap. Kulihat villa ditengah sekolah itu memancarkan sinarnya. Aku bernafas lega kami tidak jauh dari sana.

Saat hendak memasuki gerbang sekolah, tiba-tiba disana aku membaca tanda yang bertuliskan:

Jangan berkeliaran dikawasan sekolah setelah jam 18.00. ini perintah! Jika kalian tidak mematuhi peraturan, jangan salahkan kami!.

Mataku membelalak, aku segera mengecek jam ku, kulihat jam 17.59. kulihat sekitar semakin gelap. Aku mulai khawatir, dengan paksa aku menarik duri dengan kencang, berusaha berlari melewati kelas kelas disekolah ini.

"Kenapa solar? Kok lari-lari?" Tanya duri dengan polos, apa dia tak membaca perintah di gerbang tadi!?.

"Udah kita harus cepat kembali ke villa duri! Aku tidak mau kau kenapa-kenapa" kataku dengan tegas, kulihat lampu disekitar mulai kedip kedip seperti di film horor.

Aku berdoa didalam hati, semoga kami selamat. Tetapi saat melintasi ruang laboratorium, tiba-tiba bayangan mengejar kami, aku mulai merinding dan tergesa-gesa menarik duri.

Sialnya, aku terjatuh dan tautan tangan kami terlepas! Aku meringis kesakitan, kemudian aku memeriksa kebelakang. Duri kemana!? Ya tuhan, apa yang akan aku katakan pada kak hali!?

Aku dengan cepat menangis dan kembali berlari, berharap duri tidak kenapa-kenapa. Aku masuk kedalam villa itu lalu menekan lift.

Pov end.

"Kemana adik-adik ku? Kenapa mereka belum kembali? Diluar sudah gelap, ya Allah selamatkanlah kedua adikku.." hali berdiri di depan jendela, sambil melihat keluar villa.

Tiba-tiba lift terbuka, disana nampak sosok solar berdiri sambil menunduk. Celana kesayangan nya robek dibagian lutut. Dan bajunya kusut sekali? Ada apa dengannya?.

Hali dengan segera menghampiri solar, kemudian merangkulnya. Terasa isak tangis solar semakin menjadi saat tangan hali mulai membelai rambutnya yang berantakan. Bahkan kacamata nya saja miring.

"Solar? Kenapa? Dan dimana duri? Kalian mau buat surprise ya? Duri pasti bersembunyi kan? duri...kamu dimana?" Kata hali dengan polosnya.

"Hiks....duri...Hiks...duri hilang kak....Hiks...maaf...." Kata solar sesenggukan.

Seketika jantung halilintar berdetak kencang, seolah dia hendak menangis, bibirnya gemetar karna terkejut.

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang