Chapter 35

2.7K 193 43
                                    

“Nilai dari cinta dan kasih sayang di antara mereka yang berbagi darah yang sama dan hubungan yang kuat di antara saudara kandung melebihi nilai dari barang yang paling mahal di dunia.”

Warning typo!
_________________
______________
___________
_______
___
🥰

"Kak gem mau kemana?" Tanya ice dengan cepat saat gempa sudah memakai jaket coklat nya kemudian membawa tas belanja.

"Mau belanja, kakak mau masakin makanan kesukaan kak hali dan solar kenapa? Ice mau ikut?" Tanya gempa membuat ice menggeleng.

"Udah kak, ice aja yang belanja oke? Sini" ice langsung merebut tas belanja yang dipegang gempa kemudian berjalan melalui gempa ke pintu utama.

Sedangkan di sofa ada solar, hali, taufan dan blaze. Solar dan taufan duduk disofa bersama sedangkan blaze berdiri di samping sofa.

"Blaze, temenin aku belanja yuk. Nanti aku traktir" kata ice membuat blaze mengangguk, sekarang blaze terlihat lebih menurut dan juga berubah.

Akhirnya ice belanja ditemani blaze, terdengar suara motor blaze mulai berangkat dari garasi mereka.

Sedangkan ketiga saudara kembar ini masih duduk disofa sambil memegang tangan sang sulung.

"Kak, janji jangan kemana-mana ya? Taufan janji ga bakal nakal lagi, ga bakal buat kakak sedih lagi, taufan mau berubah." Kata taufan membuat solar memicingkan matanya, sedangkan hali tersenyum tipis.

"Bagus lah kalau ufan mau berubah, kakak janji ga bakal kemana-mana sekarang, kakak akan temenin kalian sampai jaya" kata hali membuat kedua adiknya tersenyum lebar.

Tiba-tiba halilintar terbatuk dan segera dia berlari ke kamar mandi, sementara taufan menyerngitkan keningnya, solar segera turun dari sofa kemudian berlari ke lantai 2 dimana lab nya berada.

"Kak hali!? Kakak kenapa??" Tanya taufan sambil mengejar hali yang sudah mengunci kamar mandi, terlihat taufan mencemaskan keadaan halilintar.

_______

"Dimana obatnya!? Uhhhh perasaan ku ada disini..argh!!" Solar menarik rambutnya prustasi karna tak kunjung menemukan obat yang selama ini dia buat.

"Cari ini solar?"

Seketika jantung solar berdebar kencang, siapa yang menemukan obat miliknya? Segera solar berbalik, terlihat duri memegang botol obat berwarna hijau.

"D-duri? D-dapat dari mana obat itu?" Tanya solar terbata-bata.

"Dari kamar kak hali" kata duri dengan santai kemudian memberikan nya ke solar.

"A-apa? Dari kamar kak hali? K-kau ga ambil dari lab ku?" Tanya solar terkejut.

"Engga, semalem duri beresin kamar kak hali, terus duri liat botol ijo ini, karna duri kira penting makanya duri ga buang"

Solar semakin khawatir karena tau halilintar tidak minum obatnya lagi, seperti nya sudah setengah botol pil itu memenuhi botol tersebut.

Segera solar berlari dari lab, diikuti duri dari belakang. Kini taufan masih berusaha membuka pintu kamar mandi, terlihat disana ada gempa juga.

"Kak hali!! Buka!! Kak!!"

Solar langsung mendekat kemudian mendorong taufan sedikit kebelakang, kemudian membuka pintu toilet dengan sekali dobrak.

Terlihat di dalam kamar mandi halilintar sudah lemas dilantai sambil memegangi dadanya, bercak darah terlihat di tangan, lengan, dagu dan leher.

I'm Tired! Angst Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang