46. KEKHAWATIRAN ITU NYATA (2)

32 3 4
                                    

Halo prend, welcome to part 46😗
Ini sambungan di atas ygy😌😏
Vomen jan lupa seng❤
Selamat membaca❤❤

***

Mereka sudah bergantian masuk untuk melihat keadaan Kendrick, tetapi Jeno masih tak mau melihat keadaan sahabat nya sebelum ibu dari Kendrick datang. Sedang kan keadaan Kendrick didalam membuat hati mereka yang melihat nya tertusuk oleh ribuan belati tajam. Seluruh tubuh terpasang banyak alat pada bagian dada nya, masker oksigen terpasang di area mulut dan hidung nya. Alat monitor yang menunjukkan detak jantung cowok itu naik dan turun.

Pemandangan itu, membuat hati mereka sakit. Tangan dingin yang terpasang infus di genggam oleh mereka satu persatu, mata itu terpejam erat seperti sedang bermimpi indah. Tapi apakah Kendrick tidak mau membuka mata nya dan melihat mereka semua yang menangis karena keadaan nya sekarang?

"Dick, bangun. Besok kita udah lulusan, kita liat nilai kita sama sama. Kita liat siapa peringkat pertama, bangun sekarang lo." sekarang adalah giliran Arka, Revan, dan Vina. Revan mengenggam erat tangan Kendrick.

"Tangan lo ini biasa nya kita buat adegan panco, kenapa sekarang jadi di pasang jarum ini?" Revan menatap tangan Kendrick yang ia pegang, terpasang infus disana.

"Dick, bangun lo.. Lo bilang lo bakal dapetin hati nyokap lo, mana? Apa lo bohong lagi?" tanya Arka masih mengingat apa yang pernah cowok itu katakan.

"Kalau lo mau ngetawain gue karena gue nangis, silahkan. Asal lo bangun lagi. Gue cuma mau lo ejek gue lo ketawain gue terserah lo, asalkan lo bangun dulu." ujar Arka kemudian kembali terisak kecil, walau begitu ia dengan cepat mengusap air mata nya.

"Abang... Bangun, Vina mau di peluk sama abang lagi.. Vina mau kepala Vina di tepuk lagi, Vina mau rambut Vina di acak lagi. Gapapa, lakuin aja." Vina menangis dengan deras sambil mengusap air mata nya berkali kali.

Air mata nya begitu mengalir deras, ia bahkan mengusap nya kasar tapi buliran kristal itu tetap jatuh dengan deras. Suara isakan Vina jelas sekali terdengar di telinga mereka yang berada di ruangan.

Tanpa mereka sadari, tangan yang Revan genggam memberi respon genggaman hangat juga. Revan menatap Kendrick saat cowok itu meringis pelan diiringi dengan kedua kelopak mata cowok itu terbuka sempurna menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra nya.

"M-mama..." lirih Kendrick pelan. Ia menatap kesamping pada Vina yang menangis sesegukan. Vina membuka kedua mata nya saat merasakan Arka mengguncang pelan tubuh nya.

Mata Vina semakin memanas saat melihat Kendrick membuka mata nya dan tersenyum kearah nya. Vina kembali menangis tapi tidak seperti sebelum nya.

"Ka, suruh... Ce-wek lo, be-berhen-ti nangis... Gue gak suka..." Kendrick sangat sulit mengambil napas hingga membuat nya terbata bata.

"Dia gak akan berhenti nangis sampai lo sembuh." balas Arka dingin walau mata nya sudah sedikit membengkak.

"V-van... Mana, yang lain?" Kendrick kembali menoleh kearah Revan. Revan melepas genggaman nya terlebih dahulu dan mengusap sisa air mata nya.

"Mau gue panggilin?" tanya Revan. Kendrick hanya mengangguk karena cukup sulit bagi nya untuk berbicara.

Revan berdiri dan keluar dari sana. Tepat di depan pintu Revan justru berpapasan dengan dokter Azta dengan kedua perawat nya.

Is This Love? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang