5. MENDUKUNG?

63 5 0
                                    

Terima kasih ya sama yang
Udah follow aku.
Bertahan sampai ending ya prend😊

***

Malam hari ini, Arka dan yang lain nya sedang berkumpul di markas Arneva.

"Ehh, BTW bos, kenapa tanding basket tadi di batalin? Padahal kita kita udah siap siap mau ganti baju. Sekalian latihan bentar." tanya Revan. Ya, dia tadi sudah ingin siap siap untuk mengganti pakaian nya dan berlatih sebentar. Tapi saat Arka mengatakan jika pertandingan nya di batal kan, Revan pun tak jadi untuk melakukan itu.

"Iya bos, kenapa gak jadi?" campur Kendrick. Dia memang tadi siang bertemu Arka, Kendrick sempat menanyakan kenapa pertandingan itu di batalakan, tapi Arka justru mengusir nya.

"Tau nih, gue padahal udah mau liatin muka gue yang cakep ini ke cewe cewe jomblo di sekolah kita! Emang lo, Ka!" ucap Reza. Arka diam sebentar lalu menjawab nya.

"Tadi, Vina di gangguin Maya sama teman nya" balas Arka. Mereka semua langsung melototkan mata nya, kecuali Leo yang memang sudah tau.

"Kok, iso?" tanya Revan. Revan ini asli orang jawa, tapi karena lama tinggal di Jakarta, jadi dia jarang memakai bahasa jawa. Lebih ke indo.

"Gak tau, gue cuma gak sengaja lewat di depan toilet, dan gue denger kaya suara isakan orang nangis" balas Arka. Yang lain pun hanya mengangguk angguk saja.

"Ehh, bentar bentar. Kok lo bisa denger suara orang sih. Kan toilet itu kedap suara?" tanya Revan. Ya ia hanya bingung. Kenapa bisa Arka mendengar suara seseorang di dalam toilet? Bukan kan toilet itu kedap suara?
Arka menghela napas dan menjawab.

"Gue gak sengaja liat kalau pintu toilet itu terbuka dikit. Dan gue denger suara di situ." balas Arka. Arka sebenarnya sangat malas untuk mengatakan ini, tapi biar lah sudah terlanjur.

"Ehh jangan bilang lo..." Reza memanjang kan suara nya. Arka melotot kan mata nya. Ia tau apa yang di maksud Reza. Yang lain pun tertawa kencang tak mempedulikan Arka yang seperti nya akan menerkam mangsa nya.

"Mau pulang tinggal nama?!" tanya Arka, yang lain seketika diam. Arka sudah mengeluarkan kata kata keramat nya.

"Buset bet, gue bercanda loh, Ka." ucap Reza. Arka pun kembali tenang dan tak memedulikan mereka. Suasana kembali ramai, tapi Arka tetap diam. Ia memandang ponsel nya yang sedang menampak aplikasi WhatsApp, ia terus memandang room chat nya dengan seseorang. Pemilik nomor itu online tapi Arka hanya diam sambil memandang nya.

Tanpa di sadari Arka, Leo dari tadi sudah berdiri di belakang nya sambil menatap ponsel Arka. Leo menepuk pundak Arka pelan. Arka dengan segera mematikan ponsel nya, ia menoleh ke belakang dan mendapati Leo dengan wajah datar nya.

"Gak usah di tutupin, gue udah liat." ucap Leo pelan, "Gue mau ngomong sama lo, tapi gak sini. Kita ke belakang aja. Yang tempat nya agak sepi."

Arka pun mengangguk dan berdiri menjadi perhatian semua orang. "Gue mau ke teras belakang" ucap Arka lalu pergi dengan Leo. Leo sudah berjalan lebih dulu di depan. Dan sekarang, mereka baru saja tiba di teras belakang.

"Gue gak mau lama, lo suka sama Vina?" tanya Leo, langsung. Arka terdiam sebentar dan mengangguk. Leo menghela napas dan menghembuskan secara perlahan.

"Gue udah tau kenapa saat lo nolong Vina tadi, lo dipanggil, Al." ucap Leo sambil sedikit menekan kata 'Al'. Arka mengerutkan kening nya dan menaikkan sebelah alis nya.

"Kenapa?"

"Alan Elvando, yang gue ketahui, dulu Vina punya teman yang nama nya Alan Elvando. Vina akrab sama Alan. Dan yang gue ketahui juga, Vina selalu di bully di sekolah lama nya. Dia sempat trauma karena itu, untung nya ada Alan yang nolong dia. Jadi kemungkinan Vina terlalu sering di bantu Alan, sampai dia kebiasaan." balas Leo.

Is This Love? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang