Happy reading
*
*
*Hari kedua Rendi dirawat dirumah sakit, rehan sedari kemarin belum makan apapun, penampilannya kacau.
Entah apa yang akan ia katakan kepada papanya tentang keadaan Rendi saat ini.
" Re...makan sesuatu re " ucap Arga menyodorkan sesuap nasi dan lauk ke mulut rehan, kini mereka berdua sedang berada di dalam ruangan Rendi.
Rehan tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya.
" Jangan kayak gini re, tubuh lo juga butuh asumsi, butuh istirahat, butuh asupan "
" Gue gak nafsu makan Ar " ucap rehan datar memandangi adiknya yang memejamkan matanya dengan bantuan selang oksigen menempel di hidungnya.
" Sedikit aja re, lo dari kemarin belum makan apa-apa "
" Gue gak mau Ar, jangan paksa gue "
" Kalau lo kayak gini terus sakit gimana? "
" Gue gak peduli "
" Setidaknya lo harus tetap sehat re, kalau bukan demi gue dan yang lain, kali ini gue mohon sama lo demi Rendi "
Rehan balik menatap Arga.
" Seandainya Rendi tau kalau lo kayak gini, gimana perasaannya re? Lo gak mikir itu? Dia juga gak akan mau dengan keadaan lo seperti sekarang "
" Lo harus jadi support sistem bagi dia, semangatin dia buat terus bertahan hidup gimanapun caranya, buktikan kalau lo Abang yang baik bagi dia "
" Dia gak pernah nganggap lo sebagai saingan dalam hal ngambil perhatian dari bokap kalian, dengan dia punya Abang kayak lo, itu lebih dari cukup dari apapun re "
" Lo gak tau itu kan? Gue yang jadi saksi kalau dia ngomong kayak gitu dengan tulusnya. Dan lo mau buat dia kecewa? " Tutur panjang Arga
" Gue....gue ngerasa gagal Ar " tunduk rehan
" Lo gak gagal rehan, lo berhasil jadi yang terbaik, percaya sama gue " Arga memegang bahu rehan
Ceklek
Dastin dan Kevin masuk ke dalam, mereka membawa kantong plastik berisi buah dan makanan lain untuk mereka nanti.
Kali ini mereka semua akan menginap di rumah sakit untuk menjaga Rendi
" Kalian udah makan? " Tanya dastin
" Belum " jawab Arga
" Nih makan dulu, kita bawain kalian makanan, ada buah juga masih fress " dastin
" Thanks tin, Vin, gue belum laper, tapi rehan belum mau makan dari kemarin " Arga
" Coba gue bujuk " dastin mendekati rehan
" Rehan, makan dulu, kasian tubuh lo kalau lo siksa gini " ucap dastin
" Gue gak nafsu tin "
" Atau lo mau buah aja? Biar gue upasin "
" Gak perlu tin, gue gak mau "
" Rehan dengerin gue " dastin menatap rehan
" Lo gak mau Rendi kecewa sama lo kan? Lo gak mau buat dia sedih liat lo kayak gini kan? "
" Re....lo gak pernah gagal, lo berhasil re...lo berhasil, jangan nyiksa diri lo kayak gini, Rendi pastinya juga sangat sedih liat lo gini "
" Demi Rendi re, lo harus kuat, gue mohon lo banyakin sabar dulu, semuanya pasti ada jalannya "
" Semua ini cobaan dari tuhan, tuhan tau kalau lo itu kuat dan mampu lewatin ini semua, gue percaya sama lo re, gue percaya Lo bisa lalui ini semua " tutur panjang dastin
" Lo bener tin, ini semua hanya cobaan dari tuhan, kalau gue gini terus pastinya Rendi bakal kecewa sama gue, dan gue gak mau itu terjadi " ucap rehan
" Akhirnya..." Lega Kevin
" Sekarang lo makan, gue bawain lo makanan masih anget juga " ucap dastin
Rehan menyetujui bujukan dari teman-temannya, ia akhirnya mau makan meskipun hanya sedikit, setidaknya ada yang masuk mengisi kekosongan perutnya.
Setelah selesai makan, rehan bersih-bersih dan istirahat dengan tidur di sofa, ketiga temannya tidur di lantai dengan alas karpet.
Semuanya sudah mulai ngantuk dan tidur, hanya Arga yang belum bisa tidur sampai tengah malam. Ketika ia hendak menuju kamar mandi untuk membersihkan muka.
Ia melihat ada seseorang yang mengawasi mereka dari luar, ia penasaran lalu menghampirinya.
" Rangga? "
" Suuttt jangan keras-keras ngomongnya Ar, nanti yang lain dengar "
" Ngapain lo tengah malem kesini? "
" Gue cuma mau liat keadaan Rendi doang, setelahnya gue bakal balik "
" Kenapa gak nemui yang lain? "
" Gue gak mau buat mereka jadi tambah emosi saat liat gue Ar, Lo tau sendiri gimana marahnya mereka sama gue "
" Tapi dengan cara lo menghindar malah memperburuk keadaan ngga "
" Lalu dengan cara apa gue bisa yakinin mereka Ar? "
" Dengan cara lo jujur sama semuanya yang sudah terjadi sama lo " tegas Arga
" Gue gak bisa Ar, lebih baik gue menghindar dari pada harus ngomong sama mereka "
" Ngga...."
" Gak Arga, gue gak mau mereka tau "
" Terserah lo ngga, gue udah muak sama topeng lo, lakuin sesuka lo mulai sekarang, gue gak akan ikut campur lagi. Sekarang terserah lo. " Setelah mengatakan itu Arga pergi meninggalkan Rangga
Rangga hanya terdiam menatap punggung Arga yang semakin menjauh.
" Sorry Ar, selalu buat lo marah " lirih Rangga
Rangga kemudian pergi dari sana, memilih untuk pulang dari pada harus menemui para sahabatnya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
De TodoSemua akan terungkap pada waktunya. ~SPOILER~ " Foto apaan? " Bingung Arga " Gak usah sok gak tau lo bangsat " teriak Rendi Bugh.. Rendi memukul rahang Arga cukup keras, membuat Arga sedikit oleng kesamping. " Ren tenang dulu ren " Rangga menahan Re...