Happy reading
*
*
*Rangga berkendara di tengah jalanan yang cukup sepi, malam ini cukup membuat ia lelah, ingin rasanya ia menemui para sahabatnya.
Namun ia tak mau membuat mereka semua tambah marah kepadanya, entah apa yang Rangga perbuat sampai mereka semarah dan securiga itu dengannya.
" Rangga harus gimana tuhan.....Rangga gak mau kehilangan sahabat-sahabat Rangga....."
" Buat mereka kembali seperti dulu lagi....sebelum semua itu hanya tinggal kenangan....kembalikan kebahagiaan kami tuhan, aku mohon...."
" Rangga.....aarrhh ssttt...." Rangga meminggirkan motornya
Memegangi pinggangnya yang terasa nyeri, menahan rasa sakit itu sendiri tak ada yang melihatnya kecuali sang kuasa.
" Tuhan....jika memang tak lama lagi, ku mohon kembalikan kebahagiaan itu kepada semuanya dulu..."
" Rangga hanya ingin melihat semua sahabat Rangga bahagia...."
***
Dastin pulang dari rumah sakit terlebih dahulu di banding yang lain, kali ini pikirannya mengarah ke Rangga, ia ingin mampir kerumah Rangga dulu sebelum ia pulang kerumah.
Ia memang marah dan curiga kepadanya, namun dari lubuk hati yang paling dalam, ia sebenarnya tak tega melihat sahabat terdekatnya dijauhi oleh semuanya.
" Shit kenapa gue kepikiran tu anak sih, jelas-jelas dia udah buat kita semua celaka " gumamnya
" Tapi coba deh gue mampir, kasian juga tu anak "
Tak membutuhkan waktu lama, ia sampai di depan rumah Rangga, terlihat begitu sepi, seperti Rangga tak ada di rumah. Dastin turun dari motornya.
" Lah sepi banget ni rumah, kayak gak berpenghuni "
" Kemana tu bocah " dastin melihat sekitar
" Apa gue pulang aja kali ya, siapa tau tu anak lagi gak dirumah " saat dastin hendak menaiki motornya, tiba-tiba terdengar suara motor memasuki halaman rumah Rangga.
Bremmm...
Rangga turun dari motornya, ia bisa melihat dastin yang masih diatas motor, namun ia tak menghiraukannya.
Berniat untuk masuk, namun dastin menahannya.
" Ngga tunggu "
Rangga menoleh kebelakang menatap dastin menghampirinya
" Kenapa tin? "
" Gue mau ngomong sama lo "
" Kalau mau nanyain tentang kejadian Rendi, sorry tin gue gak bisa " rangga membalikkan badannya hendak membuka pintu
" Gue belum sempet ngomong sama lo ngga, kenapa lo selalu menghindar dari gue dan yang lain? " Teriak dastin, Rangga masih tidak menatapnya, ia hanya mendengarkan dastin berbicara tanpa membalikkan badannya.
" Kalau emang lo gak salah, kenapa lo ngejauh dari semua ngga? Dengan cara lo ngejauhin kita semua, itu membuat gue yakin kalau lo emang pelakunya ngga "
" Padahal selama ini gue selalu berusaha percaya sama lo, tapi keadaan membuat gue curiga dan marah sama lo "
" Lo berhak curiga sama gue tin, dan gue gak akan halangi itu " tanpa menoleh Rangga langsung masuk kedalam rumahnya.
" KENAPA SIH NGGA? KENAPA? KENAPA LO LAKUIN ITU SEMUA? APA YANG KITA LAKUIN SAMA LO? SAMPAI LO TEGA NEROR TEMEN LO SENDIRI? " Teriak dastin dari luar rumah Rangga
Rangga hanya mendengarkan teriakan dastin dari balik jendela.
" KITA SEMUA LAYAKNYA SAUDARA RANGGA...TAPI KENAPA LO LAKUIN SEMUA INI? "
" BAHKAN LO TEGA BUAT RENDI SEKARANG DALAM KEADAAN KOMA? RENDI SEKARAT NGGA....SEKARAT.... HIDUPNYA BERGANTUNG DENGAN ADANYA PENDONOR JANTUNG "
" DAN LO TAU... KALAU GAK ADA PENDONOR BUAT DIA....DIA BAKAL MATI NGGA....MATI....LO HARUS TAU ITU...."
" Gue kecewa sama lo ngga...kali ini gue bener-bener kecewa sama lo..." Ucap dastin lirih lalu pergi dari sana.
" Maafin gue dastin maafin gue....gue gak bisa jujur sama lo....ini semua demi kalian semua..."
" Gue janji bakal akhirin semua teror itu...dan kalian semua akan kembali seperti dulu.."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
عشوائيSemua akan terungkap pada waktunya. ~SPOILER~ " Foto apaan? " Bingung Arga " Gak usah sok gak tau lo bangsat " teriak Rendi Bugh.. Rendi memukul rahang Arga cukup keras, membuat Arga sedikit oleng kesamping. " Ren tenang dulu ren " Rangga menahan Re...