~11~

3 2 0
                                    

Happy reading

*
*
*

Pukul 23.00
Rehan merasa gelisah dan tidak bisa tidur, semuanya sudah tidur kecuali ia sendiri di uang tengah rumah Rangga.

Merasa haus, rehan berniat mengambil minuman di lemari es yang letaknya di dapur. Saat hendak menuju dapur, rehan melihat sepertinya ada seseorang di luar jendela sedang mengawasinya.

Dengan rasa penuh penasaran, rehan mengikuti orang yang dicurigainya tadi.

" Woii berhenti lo" teriak rehan mengejar orang berjubah hitam

Rehan terus mengejarnya dengan penuh energinya

" Brengsek cepet banget tu orang larinya " ucap rehan terengah-engah

Bugh...

" Aarrgghhh....sial " umpat rehan yang mendapat pukulan dari belakang

" Siapa lo? Lo pasti peneror itu kan " teriak rehan bergerak melawan orang itu

Bugh...

Bugh...

Krakk....

Dengan kebrutalan rehan, orang itu berhasil ditumbangkannya dengan mengunci pergerakannya.

" Omongong anjing, lo peneror itu kan " ucap rehan memegangi tangan orang itu di belakang

" Yaa memang benar gue orangnya " jawab orang itu

" Brengsek "

Bugh...

Rehan kembali memukul rahang orang itu membuatnya tersungkur. Namun rehan juga mendapat pukulan diperutnya, membuat ia sedikit mundur.

" Sstt sial "

Bugh..

Bugh..

Brakk...

Rehan kalah elak, orang itu melawan dengan cepat saat rehan lengah, dan berhasil menumbangkannya.

" Aarrghh...brengsek siapa lo anjing " teriak rehan berusaha menahan orang itu yang hendak menyuntikkan sesuatu dilehernya.

" Lo gak perlu tau siapa gue, tugas gue cuma buat hidup lo dan sahabat-sahabat lo menderita bahkan mati " ucap orang itu penuh penekanan

" Tujuan lo apa ngelakuin ini semua hah? " Rehan

" Kalau emang lo ada urusan sama masalah pesaing bisnis, masalah lo sama gue bangsat jangan bawa adik serta sahabat-sahabat gue " teriak rehan

" Gue anak juga penerus dari perusahaan yang kerja sama dengan orang tua mereka, jadi jangan bawa-bawa mereka dalam masalah ini anjing " lanjutnya

" Gue gak peduli, siapapun yang bersangkut pautan sama lo dan keluarga lo, bakal ikut serta dalam permainan gue " ucap orang itu

" GUE BAKAL BUAT HIDUP LO DAN ORANG-ORANG YANG BERHUBUNGAN SAMA KELUARGA LO JADI HANCUR SEHANCUR HANCURNYA, SEPERTI MEREKA BUAT HIDUP GUE HANCUR REHANN...LO HARUS TAU ITU " lanjutnya

" Maksud lo? " Tanya rehan heran

" Belum waktunya gue kasih tau itu "

Jlebb...

Sebuah jarum suntik menancap di lehernya

" Arghh ba-bajingan lo " ucap rehan terbata-bata sebelum kehilangan kesadarannya

" Arghh ba-bajingan lo " ucap rehan terbata-bata sebelum kehilangan kesadarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


" Huwaaaahhh "

Rangga baru bangun kemudian menuju dapur dan ruang tengah menemui para sahabatnya. Di dapur sudah ada Arga dan Rendi, sedangkan dastin dan Kevin sedang bermain game di ruang tengah.

" Selamat pagi everyone " teriak rangga

" Buset masih pagi udah buat telinga gue denging lo " ucap Rendi sedang memasak mie instan

" Mana yang lain? " Tanya Rangga seraya membuka lemari es mengambil minum

" Di ruang tengah " jawab Arga sedang membuat juz

Rangga mengangguk mengerti.

" Hello gayss, masak apa nih " ucap dastin menghampiri mereka di dapur di ikuti Kevin di belakangnya.

" Lo buat apa ren? " Tanya kevin menghampirinya

" Mie instan, adanya ini yaudah gue masak ini aja buat lo semua " jawabnya

" Wah pengertian banget lo" ucap dastin

" Dari pada ngomong doang mending bantuin gue bukain bumbunya nih " ucap Rendi menyodorkan bumbu-bumbu mie instan ke dastin dan Kevin

" Btw cuma berlima doang? " Tanya Rangga

Semua yang ada di sana sontak terdiam, baru menyadari kalau ada yang kurang.

" Rehan mana? " Tanya Rangga melihat sekeliling

" What, gue baru sadar rehan gak kelihatan " ucap dastin

" Kalian gak ada yang liat dia? " Tanya Rendi

Semua menggeleng tanda tak ada yang melihat rehan.

" Fuck " Rendi langsung berlari mencari rehan di setiap sudut rumah.

Di ikuti yang lain di belakang, mereka mencar mencari rehan berada, tak ada yang menemukan akhirnya mereka kumpul lagi di ruang tengah.

" Anjing kenapa gue baru sadar dia gak ada bangsat " umpat Rendi awur-awuran

" Tenang ren kita bakal cari sampai ketemu " Arga menenangkan Rendi yang terlihat gelisah dan bingung

Tok tok tok

" Eh ada yang ngetuk pintu tuh " ucap rangga

Rendi tanpa berfikir panjang langsung berlari membuka pintu dengan tergesa-gesa. Semuanya pun mengikutinya

Ceklek.

" Maaf apa benar ini rumah mas Rangga erlan tio? " Tanya seorang berpakaian seperti kurir

" Iya benar pak saya sendiri " ucap rangga mendekati kurir tersebut.

" Ini mas ada paket dari luar negri untuk mas Rangga " kurir itu menyodorkan paketnya

" Dari siapa pak? "

" Dari ayah mas pak martio "

" Oww iya pak makasih ya "

" Sama-sama mas, kalau gitu saya permisi dulu "

" Iya pak "

Setelah menerima paket, mereka semua kembali masuk dan menutup pintu.

" Njirr ternyata cuma kurir, gue kira rehan tadi " ucap dastin

" Kemana perginya tu anak " gumam Arga

" Ren lo kenapa mondar-mandir gak jelas gitu? " Ucap kevin

" Gimana gak bingung, abangnya ilang tiba-tiba " Rangga

" Ren tenang, kita semua bakalan nemuin rehan dalam keadaan baik-baik aja " ucap Arga menepuk pundak Rendi

" Gue gak bisa tenang, Abang gue ilang " teriak Rendi kacau

" Kita ngerti ren, tapi dengan cara lo seperti ini, gak akan nyelesain masalah " Arga

Tok.....tok....tok......

Suara pintu diketuk terdengar lagi, namun kali ini suaranya tidak seperti tadi, kali ini suaranya seperti di ketuk dengan lambat

" Lo aja yang bukain ngga, paling paket lo lagi " ucap kevin males

" Hehehe bentar ya gue bukain " Rangga

Ceklek....

Bruk....

" REHANN....."

***

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang