이건 내 인생이야
[Inilah Hidupku]
Jeonghan melirik Dohee yang tengah berdiri dengan tas selempang dan botol minumnya di antara para staff pemotretannya kali ini. Perempuan itu punya dua bola mata yang selalu berbinar saat melihatnya, seakan ia adalah sebuah permata yang menyilaukan mata, tetapi terlalu indah untuk tidak ditatap. Bahkan barang sedetik pun tidak pernah Dohee mengalihkan pandangan darinya, membuat Jeonghan sedikit kelabakan dan jadi ikut meliriknya sesekali--memastikan perempuan itu tidak ke mana-mana pula.
Entah apa yang ada di kepalanya, Jeonghan tidak tahu mengapa ia membiarkan Dohee mengekorinya hari ini ke beberapa pemotretan yang tidak bisa ia undur atau tunda. Perempuan itu padahal tidak memaksa dan menawarkan diri saja, beralasan ingin mengisi waktu karena hari ini tidak ada kerjaan. Walau begitu, Dohee ternyata banyak membantunya dengan menjadi asisten dadakan.
"Mana produknya!?" Sang fotografer memekik, membuat salah satu staff lari terbirit-birit menyodorkan sebuah parfum kepada Jeonghan.
Tanpa peduli dengan emosi fotografer yang sepertinya tidak bisa diatur, Jeonghan pun berpose di depan kamera. Ia memang selalu cuek dengan kondisi sekitar setiap bekerja agar pekerjaannya cepat selesai dan tepat. Sedangkan Dohee yang anteng berdiri jauh di belakang fotografer, memandang Jeonghan dengan bangga atas keprofesionalitasannya. Tidak heran mengapa waktu itu ia bisa memotret Jeonghan dalam kurun waktu yang singkat dengan hasil yang membuatnya berdecak kagum.
"Oke. Bagus." Puji Sang fotografer dengan nada suara yang datar, menyelesaikan pemotretan kali ini tanpa sahutan yang membuat telinga berdengung.
Jeonghan pun menundukkan kepala, mengucapkan terima kasih yang diikuti oleh Dohee yang setelah itu berlari menghampirinya di set pemotretan.
"Kau keren sekali." Dohee memuji dengan gemas, memberikan botol minum kepada Jeonghan yang segera menerimanya tanpa ragu.
"Hm..."
"Habis ini, kita ke mana?" Tanya Dohee tidak memperdulikan sikap Jeonghan yang mencuekkan pujiannya tadi.
"Ada syuting acara youtube di dekat sini." Jawab Jeonghan dengan serius setelah puas menegak air mineral. Ia lalu memandang Dohee, "kau serius ingin ikut?"
"Iya." Jawab Dohee dengan cepat. Perempuan itu tersenyum simpul, meraih kembali botol minum dari tangan Jeonghan dan menyerahkan handuk kepadanya.
"Kau harus cepat berganti baju agar kita tidak terlambat ke sana." Kata perempuan itu lagi membuat Jeonghan takjub dengan sikapnya yang benar-benar seperti seorang asisten. Dipikirnya Dohee akan banyak mengganggunya hari ini, tapi tidak.
"Kak Jeonghan?" Panggil Dohee menyadarkan Jeonghan yang sempat tenggelam dalam pikirannya. Pria itu pun mengangguk, meraih satu tangan Dohee untuk digenggam agar mereka bisa berjalan bersama ke ruang ganti diantar tatapan penasaran orang-orang yang ada di sana.
~~~
Keinginan Dohee untuk menemani Jeonghan bukan karena ia tidak ada kerjaan atau hanya ingin menciptakan rumor yang bisa melawan kabar tentang Jeonghan yang disebut sebagai homo oleh orang-orang di industri. Dohee sebenarnya masih khawatir akan pria itu. Ia seakan enggan membiarkan Jeonghan bekerka sendiri, takut kejadian waktu itu terjadi kembali meski ada setitik kepercayaan di hati Dohee jika pria itu bisa mengatasinya.
Dohee juga tidak bisa membayangkan jika Jeonghan tremor, syok dan tidak ada dirinya di samping pria itu.
Bahkan Dohee sudah berpikir macam-macam saat Jeonghan tidak membalas pesannya dan Mingyu. Untungnya pria itu 'tampak' baik-baik saja dan masih bisa keluar mencari makan di mini market saat ia datang mengunjunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy [Complete]
FanfictionBae Dohee menyukai wanita cantik dan membenci model pria. Kehidupan asmaranya pun tidak pernah berjalan mulus hingga ia bertemu dengan pria impiannya, seorang pria cantik bernama Yoon Jeonghan.
![Pretty Boy [Complete]](https://img.wattpad.com/cover/354729460-64-k18651.jpg)